Pada saat saya berkunjung ke Lawang Sewu, hari kerja jadi tidak banyak pengunjung datang, pengunjung yang datang ini kebanyakan berasal dari luar Semarang dan juga ada beberapa turis asing dari Negara Asia. Wisatawan lokala hanya berburu foto di Lawang Sewu, mereka mengambil foto di spot-spot menarik baik yang ada di luar bangunan, maupun yang ada di dalam bangunan. Berbeda halnya dengan para wisatawan asing ini, mereka lebih tertarik mendengarkan penjelasan guide tour tentang sejarah Lawang Sewu sambil memotret bukti-bukti sejarah itu, hanya sesekali mereka berfoto dengan mereka yang menjadi objek dan bangunan ini menjadi latarnya.
Lawang sewu ini adalah saksi sejarah berlangsungnya pertempuran hebat antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang yang berlangsung selama  lima hari di Semarang (14 Oktober -- 19 Oktober 1945).
Mengunjungi tempat-tempat wisata sejarah atau budaya hendaknya jangan fokus untuk berburu spot-spot untuk berfoto menarik tapi hendaknya juga untuk belajar tentang sejarah itu sekaligus menikmati bukti-bukti peninggalan sejarah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H