Mungkinkah ada diri kita yang lain di luar sana? Bukan kita, tapi seseorang dengan penampilan yang persis dengan kita, yang juga tinggal di planet bernama bumi di dalam tata surya, dengan ratusan negara di dalamnya, dan dengan gedung gedung yang juga mencakar angkasa.
Bukan cuma penampilan, perjalanan hidup orang ini juga sama persisnya dengan kita. Sekolahnya sama, punya lagu favorit yang sama, hingga jatuh cinta dengan orang yang sama. Tapi mungkin, di titik sekarang ini, dia milih untuk berhenti membaca tulisan ini, sedangkan kita masih ada di sini.
Mungkin, sekilas terdengar gak masuk akal. Namun, apa jadinya kalau itulah kenyataannya? Hal inilah yang disebut dengan dunia paralel.
Dunia paralel adalah suatu dunia yang mirip dengan dunia kita tetapi ada beberapa detil yang tidak ada, misalnya di dunia paralel itu tidak ada gajah atau gajah berwarna pink. Jadi ada berbagai variasi yang mungkin dari dunia kita dan itu adalah dunia dunia paralel, dunia yang ada sama seperti dunia kita tetapi antara kita dengan orangnya atau apapun yang ada di dunia paralel tidak ada yang saling bisa berinteraksi.
Awal nya cerita seputar dunia paralel hanyalah sebuah imajinasi atau cerita fiksi dunia khayalan, tapi perkembangan ke ilmuan fisika kuantum yang mendobrak ke ilmuan fisika klasik selama satu dekade terakhir ini berkata lain. Menurut ilmu fisika kuantum , dunia paralel itu bisa saja ada atau eksis keberadaan nya, dan kita bisa saja berada didalam dua, sepuluh, seratus, seribu atau bahkan milyaran tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, bukan bergiliran.
Dan ada versi lain dari diri kita di multiverse atau di semesta yang berbeda , tapi berjalan dengan waktu yang bersamaan dan ber iringan tapi masing masing dari dunia atau semesta tidak menyadari kehadiran atau eksistensi dari semesta yang lain nya, karna semesta yang satu merupakan imajiner bagi semesta yang lain nya, jadi tidak ada yang bisa memastikan yang mana semesta yang sebenarnya yang nyata
Sejak 1950-an, dunia paralel dimunculkan oleh fisikawan Hugh Everett sebagai solusi atas sebuah masalah fundamental dalam fisika kuantum, masalah "quantum entanglement" yang muncul lewat eksperimen celah ganda dan biasa dipopulerkan sebagai "kucing Schrodinger"
Sejak era 1980-an berkembang penafsiran filsafat atas dunia paralel sebagai dunia-mungkin (possible world). Dicetuskan oleh tokoh penting filsafat analitik, David Lewis, teori ini memperlihatkan bahwa keberadaan dunia-dunia-mungkin yang tidak terhingga banyaknya bukan hanya dimungkinkan dalam sains, melainkan juga diperlukan agar sains bisa bekerja. Sebab dalam dunia-mungkin lah terletak pendasaran bagi hukum sebab akibat, bagi kausalitas, sesuatu yang mutlak perlu bagi bekerjanya sains.
Walaupun sudah lama dipelajari, belum ada orang yang datang dengan jawaban yang pasti. Namun diantara banyaknya perkiraan ada seorang ilmuwan dari MIT yang bernama Max Tegmark membawakan 4 konsep dunia paralel yang mungkin saja ada.
- Level 1 : Di Luar Cakrawala Semesta Kita
Kemungkinan pertama, dunia yang serupa bisa ada karena alam semesta memang sangat luas, saat ini ujung alam semesta yang bisa kita amati itu terbatas, jarak terjauh yang bisa diamatai adalah 42 miliar tahun cahaya.