Kemampuan yang dimiliki Diana, membuat eksistensi dirinya lebih nampak sehingga dirinya tidak dipandang sebelah mata. Ia juga mempunyai kemampuan bertempur yang justru jauh lebih kuat dari para pria, misalnya pada adegan Wonder Woman melawan pasukan Jerman.
Unsur intertekstual feminisme eksistensialisme dalam film Wonder Woman, terdapat pada fakta bahwa Wonder Woman adalah film yang disutradarai oleh seorang wanita. Tidak hanya itu, Gal Gadot sebagai pemeran Wonder Woman bahkan sedang hamil saat memerankan tokoh Wonder Woman. Hal tersebut dapat menunjukkan bentuk feminisme eksistensialisme perempuan dari kemampuan mereka.
Bentuk Feminisme Radikal Dalam Captain Marvel (2019)
Captain Marvel (2019) ialah film tentang karakter pahlawan super yaitu Carol Danvers, yang diterbitkan oleh Marvel Cinematic Universe (MCU).
Berbeda dengan film Wonder Woman, film Captain Marvel justru mengambil aliran feminism radikal. Feminisme radikal merupakan aliran feminisme yang berfokus pada sistem patriarki, jenis kelamin, dan seksualitas (Utaminingsih, 2017).
Feminisme radikal melihat bahwa perempuan mengalami penindasan dan menjadi objek seksualitas akibat adanya sistem patriarki dan. Sehingga aliran feminisme radikal berusaha untuk menghancurkan sistem patriarki.
Adapun beberapa adegan yang menunjukkan bentuk feminisme radikal dalam Captain Marvel (2019), misalnya pada adegan Captain Marvel yang berjuang untuk menjadi pilot.
Film Captain Marvel (2019) mengangkat latar waktu tahun 1995, di mana saat itu perempuan tidak diperbolehkan untuk menjadi seorang pilot. Namun, sosok Carol Danvers berhasil menggapai profesi tersebut, dan menjadi pilot perempuan Angkatan Udara Amerika.
Adegan tersebut menyatakan bahwa, pada kenyataannya ketidakadilan gender sering dialami oleh perempuan. Selain itu, terdapat adegan lain yang menunjukkan bentuk gerakan feminisme radikal seperti adegan ketika Carol Danvers mengingat pertumbuhan dirinya dari kecil hingga dewasa.
Cuplikan adegan tersebut memperlihatkan bahwa tokoh Carol Danvers selalu dilarang, ketika mencoba pekerjaan atau berbagai hal yang umumnya dilakukan oleh laki-laki. Melalui tokoh Carol Danvers, sutradara berusaha menggeser sistem patriarki yang terlalu mendominasi dan menekan kebebasan perempuan.