Adegan ini menampilkan anggota keluarga yang membeli mobil tiga mobil sekaligus, padahal tidak ada yang bisa menyetir dan mobil tidak menjadi kebutuhan mendesak bagi mereka. Mereka hanya membeli mobil agar tidak minder dan semakin terlihat kaya.
Selain itu, terdapat satu dialog dari tokoh Ibu yang cukup menohok dan bisa menyadarkan kita akan realita saat ini.
"Semua yang anak saya foto, pegang, cium, saya baya. Sempet ke pegang sama anak saya? Beli." -- Ibu.
Kalimat di atas seolah -- olah menjelaskan bahwa semua bisa dibeli dengan uang serta diselesaikan dengan uang. Hal ini juga semakin ditambah dengan watak dari tokoh Ibu yang semakin sombong, setelah menjadi kaya.
Harta dan kekayaan kemudian menggelapkan mata Ibu, Duta, Tika dan Dodi, mereka kemudian lupa nilai kesederhanaan dan kekeluargaan yang telah diajarkan oleh keluarga. Apakah mereka bisa mengendalikan sisi konsumerisme dalam diri mereka?
Setiap tokoh memberi warna yang berbeda -- beda dalam film Orang Kaya Baru. Tidak hanya itu, film seolah -- olah menggambarkan kondisi kehidupan orang yang baru kaya yang akan selalu mengarah pada gaya hidup konsumtif.
Namun kenyataannya tidak begitu, apabila kita melihat dan membandingkan dengan lingkungan sekitar, Tidak semua orang kaya akan memilih gaya hidup konsumtif yang berlebihan.
Dalam film Orang Kaya Baru, sutradara sepertinya menyisipkan pesan bahwa konsumerisme bukanlah gaya hidup yang baik untuk dijalankan. Berawal dari konsumerisme, kita dapat berubah menjadi hedonisme dna menjerumuskan kita ke berbagai hal yang merugikan.
Orang Kaya Baru (2019) adalah film keluarga yang hangat dan cocok masuk ke dalam list film akhir pekan kamu. Ada banyak komedi dan pesan yang disuguhkan, jadi kamu wajib menonton film tersebut!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H