Mohon tunggu...
Ida Hutasoit
Ida Hutasoit Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Editor

Menulislah dengan hati. Menulislah karena cinta. Niscaya tulisanmu berguna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mendengar Musik yang Sehat

20 Januari 2018   16:10 Diperbarui: 20 Januari 2018   23:00 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Dunia tanpa musik ibarat 'sayur tanpa garam', hambar! Lebih dari itu, musik punya pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Tetapi sadarkah kamu bahwa musik bukan hanya memberi pengaruh positif tetapi juga pengaruh buruk yang menghancurkan? Maka itu, waspadalah!

Mungkin tidak semua kita tahu bahwa 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Menurut sejarah, musik sudah ada sejak zaman purbakala dan digunakan sebagai alat untuk mengiringi upacara-upacara kepercayaan. 

Perubahan sejarah musik terbesar terjadi pada abad pertengahan seiring dengan meningkatnya perubahan dunia. Musik tidak lagi dititik beratkan pada kepentingan keagamaan, tetapi juga untuk urusan duniawi, sebagai sarana hiburan.

Apa jadinya jika planet bumi tanpa musik? Kita tidak akan bisa membayangkan! Coba saja seharian kamu tidak menyetel atau mendengarkan musik, kamu pasti akan segera tahu jawabannya! Begitu besarnya pengaruh musik dalam kehidupan sosial manusia, malahan pengaruhnya sedikit banyak mengubah cara pandang kita dalam kehidupan.

Nah, karena pengaruhnya tidak main-main, kita pun wajib aware dan selektif memilih lagu-lagu seperti apa yang ingin kita dengar. Dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan bahwa musik berdampak bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.

Dari berbagai literatur, mendengarkan musik mendatangkan banyak manfaat bagi orang yang mendengarnya. Di antaranya; 

(1) Menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh karena musik bersifat terapeutik dan menyembuhkan 

(2) Meningkatkan intelegensi karena rangsangan ritmis mampu meningkatkan funngsi kinerja otak 

(3) Menimbulkan reaksi psikologis yang bisa mengubah suasana dan kondisi emosi seperti menghilangkan stres, mengatasi kecemasan, memperbaiki mood, dan menumbuhkan kesadaran spiritual 

(4) Sebagai alat dan media komunikasi antar manusia dengan bahasa universalnya yang mampu memadukan perbedaan, mencipta perdamaian dan solidaritas kemanusiaan.

POSITIF VERSUS NEGATIF

Ibarat dua sisi mata uang, musik mengandung unsur positif dan negatif. Sisi positifnya beberapa sudah disebutkan di atas. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, ditemukan musik atau lagu pun ternyata bisa berdampak buruk bagi pikiran dan tindakan manusia.

Pernah dengar band luar The Rolling Stones dan Led Zeppelin? Band ini mengusung slogan 'sex, drugs, and rock 'n roll', jadi tidak aneh kalau lagu-lagu mereka isinya tidak jauh dari hal-hal itu. Cilaka 13-nya, para fans mereka yang kebanyakan datang dari kalangan remaja di zaman itu, mengikuti dan menjadikan slogan mereka sebagai tren. Kehidupan seks, obat-obatan terlarang, mabuk-mabukan hingga kekerasan seolah menjadi budaya baru di zaman itu.

Seorang pengusaha yang juga pemerhati musik, Jaya Setiabudi dalam bukunya menuliskan pengaruh dari mendengar lagu-lagu mellow atau cengeng (yang cenderung syair-syairnya pun berbau pesimistis) Dikatakan secara ilmiah, mendengarkan lagu-lagu "loyo" tersebut dapat mengurangi produksi hormon serotonin dalam otak kita, sehingga mengakibatkan diri kita menjadi sedih dan depresi. Hidup menjadi tidak bersemangat, gampang letih, lesu, loyo. Ehmm, apa kamu penggemar jenis musik/lagu ini? Sebaiknya, bertobat deh! Hehehe....

Bagaimana dengan musik bergenre rock, hardcore, metal dan sejenisnya? Well, sekalipun penelitian (salah satunya dipublikasikan di Frontiers di Human Neuroscience) mengatakan bahwa musik metal bisa memberi dampak positif seperti dapat mengurangi rasa frustrasi, marah dan sedih, serta mampu menurunkan tingkat stres, namun kita tak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa musik aliran ini punya sisi gelap. Salah satunya, para peneliti mengingatkan bahwa penggemar musik ini lebih berisiko melakukan bunuh diri.

Jadi apa yang mesti kita lakukan?  Yang pasti kita mesti ekstra hati-hati dan selektif dalam memilih musik/lagu yang kita dengar. Perhatikan dengan seksama apakah pilihan lagu-lagu kita justru membuat kita semakin terpuruk, tambah galau, makin putus asa, hilang pengharapan, dan lainnya? 

Atau sebaliknya, membuat kita semangat menjalani hari, bertambah peduli pada diri sendiri dan orang lain, makin cinta Tuhan, tetap semangat dan setia melayani, dll? In short, dengarlah musik yang membikin kita menjadi pribadi yang lebih baik!

Hindari lirik lagu yang berbau kekerasan, SARA, penghinaan, menebar kebencian, pemberontakan, anti sosial, atau nilai-nilai berbahaya lainnya yang bisa mengarahkan kita pada pikiran-pikiran atau tindakan-tindakan  buruk.  Buka mata dan telinga, dan kritisi, banyak sekali lagu atau musik yang diciptakan secara sengaja untuk mencuci otak dan memberi pengaruh negatif bagi pendengarnya.

Coba simak syair lagu dari Ozzy Osbourne ini, "Anggur baik tapi Wiski lebih cepat, bunuh dirilah satu-satunya jalan keluar.... Atau lagu dari Metallica berjudul The Prince yang berkata, ... Aku ingin menjual jiwaku. Setan ambil jiwaku...." Kemudian lirik lagu "Judas" yang dinyanyikan oleh Lady Gaga yang dituding berisi penistaan agama dan mengajak sesat anak-anak muda. Cermati juga lagu-lagu Blink 182 atau Linkin Park yang tak jarang berisi kata-kata makian atau hujatan. Dan masih banyak lagi lainnya, jadi waspadalah!


TIPS SEDERHANA SELEKSI LAGU

Mungkin buat kamu ini terdengar berlebihan atau kurang kerjaan, but seriously, rajinlah mencari tahu latar belakang yang berkaitan dengan si pencipta lagu maupun si penyanyi. 

Misalnya, cari tahu apakah ia seorang penganut satanisme, bidat, ateis, dll. Karena biasanya, lirik lagu merupakan cerminan dari keyakinan atau nilai-nilai yang dipercaya/dianut oleh si penulis lagu. 

Bahaya sekali kalau kita mendengar sesuatu yang justru bertentangan dengan nilai-nilai agama yang diajarkan, apalagi kalau didengar secara terus menerus. Ingat, kita akan menjadi seperti apa yang kita dengar! You are what you hear!

Kelihatannya sepele, tetapi cobalah kritisi dan jeli terhadap lambang-lambang atau simbol-simbol yang digunakan penyanyi atau band tersebut. Contohnya, lambang atau simbol pemujaan setan. 

Biasanya pengunaan lambang atau simbol oleh seorang penyanyi atau band bukan tanpa maksud. Ini bisa memberi kita pengaruh buruk secara spirit!

Sebaiknya kita tahu atau paham arti dari lirik-lirik lagu yang kita dengar/nyanyikan. Jangan memilih lagu berbahasa asing/Inggris hanya karena ikutan-ikutan demi dicap gaul atau sekadar gengsi. 

Alih-alih ingin terlihat gaul dan keren, kita malah melantunkan kata-kata hujat, kutuk, dan negatif lainnya lantaran tidak mengerti bahasa pada lagu tersebut!

Bijak dan berhikmatlah dalam memilih lagu-lagu yang ingin kita dengarkan/nyanyikan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun