Arumi duduk di ruang tamu dengan layu, tanpa tenaga dan terus memeluk mamanya. "Ma, Rumi ikhlas ma, Rumi akan mengundurkan diri dari pekerjaan Rumi..."
"Kamu yakin nak ? " mama balik bertanya.
"Rumi yakin ma, kejadian kecelakaan pesawat kemarin membuat Rumi sangat takut, takut Rumi tidak bisa kembali dan bertemu dengan mama, maafkan Rumi ya ma", tangis Arumi pecah.
"Mama ikhlas semenjak kau pergi dengan pilihan hatimu, tapi bila hari ini kamu mengambil keputusan ini, mama sangat bahagia." Arumi memeluk mamanya dengan erat.
Mama melepas pelukan Arumi, kemudian dipegangnya erat bahu Arumi. Mereka duduk berhadap-hadapan.
"Tidak ada kebahagian orang tua selain melihat anaknya pulang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, kalau itu sudah menjadi keputusanmu dan kamu merasa yakin mama akan selalu mendukungmu." Mama tersenyum sambil membelai rambut Arumi, lalu menciumnya dengan hangat.
"Sekarang bersihkanlah tubuhmu kemudian beristirahatlah, kamu pasti sangat lelah." Perintah mama kepada Arumi.
Arumi bangkit, dan segera menuju ke kamar mandi. Mamanya tersenyum dan memandang punggung Arumi yang berlalu sambil menitikkan air mata kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H