"Passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga tidak pernah padam. Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai renjana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang." tulis  bunda Sri di Wa grup
Selanjutnya moderator menimpalnya bahwa menulis  seperti layaknya kita bernafas dimana kita Sesak mendera saat oksigen berkurang
Menurut ibu sri Dengan  menulis langsung plong (segar) . Hal dalam menulis yang menjadi tantangan, MAMPUKAH KITA MENJADIKAN MENULIS ITU SATU KEBUTUHAN,atau  FOOD  SUPLEMEN Yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia
pertanyaan yang menohok saya, betul kemampuan menulis bisa dimiliki oleh semua orang tapi menulis menjadi kebutuhan . mungkin tidak banyak orang yang dapat melakukanya . Karena terkadang kita menulis karena KETERPAKSAAN bukan kebutuhan . ini mungkin yang membedakan penulis amatiran seperti saya dengan penulis-penulis hebat menghasilkan karya yang luar biasa dinikmati banyak orang .Â
Saya terkadang  iri mengapa banyak orang bisa dan saya belum mampu menulis menjadi sebuah kebutuhan. Saya melewatkan banyak kesempatan menulis dengan baik karena masih terkekng sebuah kata "TERPAKSA" menulis.  Untuk itu kesempatan dari KBMN PGRI 28  untuk belajar bagaimana menulis menjadi sebuah kebutuhan tidak akan dilewatkan walaupun banyak tantangan kesibukan lainnya atau rasa mengantuk yang mendera.
"Mengapa kita menulis?" itulah pertanyaan moderator yang sepemikiran dengan pesertaÂ
beliau menjawab bahwaÂ
"Karena Bapak  Ibu hebat dan saya sudah membaca link kompasiana yg muncul sehari tiga kali milik Founder  KBMN ya?"
" Mengapa menulis  versi Founder KBMN  antara lain bisa traveling  ke luar negeri, karena memang lomba  bisa dapat duit  gopay, bisa ketemu mas Menteri, bisa ketemu Pak Presiden.  Bisa mengedukasi pembaca untuk  berliterasi."
 "Dan yang tak kalah berharganya bisa keliling Indonesia karena menulis."
 "Sedang dari para alumni di kelas sebelumnya yang sudah merasakan suksesnya seperti. Bu Aam dan Mr. Dail sangat bahagia karena belum genap 1 tahun sudah punya 60 buku Antologi.  Ini semua hasil dari Menulis saat mind set nya sudah diubah menjadi " Writing is My Passion."
"Kalau saya pribadi  yang belajar menulisnya saat senja tentu saja ini menulis bagian dari healing. Sudah usia 50 tahun bagaimana supaya bisa punya kacamata 5 Dimensi saat membaca  menulis dan berbicara." sahut bunda sri berturut turut menjelaskan kenapa kita menulis
banyak manfaat dari menulis tentunya tetapi yang utama adalah bagaimana agar tulisan saya memiliki  takdir yang baik, dan bisa sebagai pemberat amal saya di dunia.