Mohon tunggu...
Ida Bagus Gede Krishna D.
Ida Bagus Gede Krishna D. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa - 102111133074, IKM 3C, Kesehatan Masyarakat, FKM, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengatasi Maraknya Berita Hoax pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia

7 Juli 2022   15:35 Diperbarui: 7 Juli 2022   15:39 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumlah sebaran berita hoax di media sosial (Kementerian Komunikasi dan Informatika.,2021)

Coronavirus Disease (Covid-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus baru yang disebut virus corona. Covid-19 muncul pertama kali pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, Tiongkok dan melanda seluruh dunia. Akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat di seluruh dunia menjadi korban akibat keganasan virus ini. 

Negara-negara di dunia termasuk Indonesia sedang berusaha untuk memperbaiki keadaan menjadi normal kembali. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah seperti menerapkan PPKM, Sosialisasi tentang Covid-19, membuat vaksin Covid-19, bahkan menerapkan sistem pembelajaran online pada para siswa dan mahasiswa. 

Covid-19 membuat perubahan masyarakat di Indonesia dalam beraktivitas sebagai makhluk sosial. Masyarakat menjadi menutup diri dari lingkungan luar demi keamanan diri sendiri dan keluarga. Hal ini membuat para masyarakat di PHK dan tingkat pengangguran menjadi tinggi sehingga perekonomian menjadi turun. Selain itu, akses masuk turis ke Indonesia dibatasi sehingga pendapatan negara dari sektor pariwisata pun ikut menurun. 

Pandemi Covid-19 memberikan ketakutan bagi banyak masyarakat, melalui ketakutan ini ada oknum yang memanfaatkan suasana dalam menyebarkan berita hoax sehingga masyarakat menjadi resah dan juga beberapa masyarakat percaya dengan berita tersebut. Maraknya berita hoax ini menjadi permasalahan di Indonesia saat ini, hal -hal yang tidak benar mengenai Covid19 menjadi topik utama para oknum tersebut, seperti berita tentang Covid-19 merupakan konspirasi elit global. 

Hal tersebut masih belum dibuktikan kebenarannya dan banyak masyarakat percaya dengan berita tersebut sehingga masyarakat meremehkan wabah ini dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang telah diterapkan oleh pemerintah. Dampak dari hal tersebut mengakibatkan kenaikan angka kasus Covid-19 di Indonesia. 

Meskipun sudah banyak korban dari keganasan Covid-19 dan ditemukannya vaksin untuk wabah ini, masyarakat tetap tidak sepenuhnya mentaati protokol kesehatan yang telah dianjurkan oleh pemerintah hal ini disebabkan oleh berita hoax yang masih tetap beredar dan para masyarakat kurang bijak dalam mengolah informasi yang benar dan salah.

Berita hoax merupakan masalah yang sangat serius dan perlu diperhatikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkannya sosialisasi agar masyarakat dapat memilah berita yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Berbagai sarana perlu dimaksimalkan dalam upaya sosialisasi ini seperti pamflet, poster, dan yang paling utama melalui media sosial. 

Media sosial merupakan tempat yang paling sering diakses oleh masyarakat, hal ini sangat bermanfaat agar mereka dapat tahu kondisi dan berita yang sumbernya terpercaya. Diharapkan pemerintah memberikan konten yang benar dan menarik bagi masyarakat agar mereka mengerti apa maksud yang disampaikan dan rutin dilakukan agar mereka lebih terbiasa lagi dalam mendengarkan informasi-informasi yang akurat.

 1. Maraknya berita hoax yang beredar di Indonesia 

 Maraknya berita hoax di tengah masa pandemi ini menjadi permasalahan sangat penting saat ini, banyak masyarakat mudah percaya dengan berita hoax ini terutama tentang pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia hingga kini. Berita hoax berisi informasi yang tidak benar dan tidak sepatutnya dipercaya tetapi banyak dari masyarakat Indonesia percaya dengan berita hoax seolah-olah berita tersebut benar dan akurat informasinya. 

Pada tanggal 30 April 2021 kominfo mencatat bahwa selama pandemi telah terdapat 1.733 berita hoax yang terkait dengan Covid-19 dan 177 di antara berita hoax tersebut terkait vaksin Covid-19 dan pada tanggal 21 Agustus 2021 kominfo mencatat terjadi kenaikan yang cukup signifikan dimana terdapat 4.163 unggahan berita hoax terkait Covid-19 di media sosial melalui Facebook, Youtube, Instagram, Twitter, dan media lainnya.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, terdapat banyak sekali berita hoax yang diunggah di media sosial dan menjadi konsumsi bagi masyarakat setiap hari, dan hal ini berdampak buruk dan dapat merugikan setiap pihak yang terkait. Sehingga, pemerintah melakukan penindakan secara tegas melalui proses hukum sesuai dengan UU ITE pasal 45A ayat 1 yang berbunyi setiap orang yang sengaja menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun dan/atau denda maksimal 1 miliar. 

Menyebarkan berita hoax termasuk dalam tindakan pidana. Selain UU ITE pasal 45 ayat 1 yang mengatur tentang hukum penyebaran berita hoax, terdapat juga pada Undang-Undang No.11 Tahun 2008 yang berisi tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Oleh karena itu, diharapkan para masyarakat bijak dalam mencerna berita dan tidak menyebarkan berita-berita yang belum pasti kebenarannya.

Literasi masyarakat juga perlu ditingkatkan dalam mengatasi masalah ini. Masyarakat di Indonesia masih sangat sukar untuk menerapkan budaya membaca dalam dirinya sehingga mereka lebih mudah termakan informasi-informasi yang belum pasti kebenarannya. 

Data Indeks Literasi (Kominfo & Katadata.,2021)
Data Indeks Literasi (Kominfo & Katadata.,2021)

Data menunjukkan bahwa indeks literasi digital masyarakat Indonesia 3,47 . Meskipun mendapat predikat sedang, hal ini masih jauh dikatakan baik dan sangat dibutuhkan upaya dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia. Sehingga, masyarakat Indonesia lebih memahami dan tidak mudah percaya dengan berita-berita hoax yang beredar pada masa saat ini. 

Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan budaya literasi bagi masyarakat di Indonesia seperti membuat program perpustakaan keliling, lomba debat, membuat poster yang menarik, dan lain sebagainya. Budaya literasi juga harus ditanamkan sejak kecil terutama sejak sekolah, dengan harapan para generasi masa yang akan datang dapat lebih baik dalam mencerna informasi dan mengurangi jumlah informasi hoax yang beredar pada masa kini.

Selain itu, literasi memiliki banyak manfaat bagi setiap masyarakat seperti memperoleh ilmu baru yang dimana dapat menjadi manfaat untuk kita sendiri dan orang lain. Selain meningkatkan literasi, diharapkan masyarakat Indonesia juga berpikir kritis dalam menyikapi setiap berita yang diterima dan tidak mudah terprovokasi.

2. Upaya pemerintah mengatasi penyebaran berita hoax di masa pandemi

Sosialisasi merupakan salah satu upaya dalam mengatasi penyebaran berita hoax, sosialisasi bisa melalui media sosial maupun secara offline. Sosialisasi offline dapat dilakukan melalui sekolah-sekolah seperti perpustakaan berjalan yang memungkinkan untuk mengajak para siswa rajin membaca.

Namun, karena pandemi saat ini cara yang terbaik adalah memberikan tugas bacaan bagi para siswa dan mendapat pengawasan oleh guru pengajar sehingga budaya membaca dapat dilakukan secara maksimal. 

Selain itu, sosialisasi secara online bisa dilakukan melalui konten-konten yang dapat diunggah di media sosial seperti Tiktok, Instagram, Facebook, dan lainnya. Sosialisasi melalui media sosial merupakan langkah yang paling strategis dan efektif karena banyak masyarakat  saat ini menggunakan media sosial untuk memperoleh segala informasi terutama tentang Covid-19.

data-medsos-62c694d9ef9f6f064c1bb2a2.jpg
data-medsos-62c694d9ef9f6f064c1bb2a2.jpg
Berdasarkan data diatas, media online dan media sosial menduduki posisi atas sehingga langkah yang dilakukan pemerintah untuk sosialisasi melalui media secara online sangatlah efektif dan strategis. Oleh karena itu, konten yang disajikan harus   Maka dari itu, diperlukannya kreatifitas dalam membuat konten semenarik mungkin agar para masyarakat tidak merasa bosan dengan informasi yang kita berikan.

Dalam membuat konten dapat menggunakan beragam media. Namun, masyarakat pada masa pandemi saat ini lebih sering menggunakan media sosial dibandingkan media cetak karena penggunaannya sangat mudah dan mudah diperoleh sehingga membuat konten menggunakan media sosial dapat disimpulkan lebih efektif dan banyak peminatnya. 

Masyarakat Indonesia terutama anak muda saat ini lebih suka mendengar berita atau informasi dari podcast yang di post di beberapa media sosial terutama konten podcast yang ada Youtube. Banyak youtuber seperti Deddy Corbuzier mengundang narasumber yang ahli dalam bidangnya  untuk berbagi informasi-informasi penting terkini dan hal itu menjadi viral di kalangan masyarakat. Penyuluhan tentang Covid-19 melalui podcast memberikan banyak sekali manfaat bagi masyarakat Indonesia dalam menerima informasi dan mengetahui bagaimana kondisi negara saat ini.

most-used-socmed-platforms-62c69583ef9f6f19db256d42.jpg
most-used-socmed-platforms-62c69583ef9f6f19db256d42.jpg
 

Berdasarkan data diatas, Youtube menjadi aplikasi media sosial yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia sehingga penyuluhan melalui podcast di Youtube menjadi salah satu upaya yang bagus dalam menanggulangi penyebaran informasi atau berita hoax tentang Covid-19 di Indonesia. Namun, dibalik bagusnya hal tersebut para masyarakat diharapkan melihat sumber yang terpercaya dan tidak mudah untuk percaya dengan informasi-informasi yang disampaikan melalui podcast tersebut.

Selain penyuluhan Covid-19 melalui podcast di Youtube, berita-berita tentang Covid-19 di channel Youtube yang terpercaya seperti Kompas, Metro TV, SCTV, dan lainnya juga sering viral di dunia maya karena penyajiannya bagus dan menarik sehingga masyarakat tidak merasa bosan dan merasa ingin tahu informasi yang disampaikan. 

Walaupun berita  Covid-19 tampak menyeramkan jika disajikan dengan rapi dan menarik hal tersebut mungkin saja bisa membuat berita tidak tampak menyeramkan sehingga banyak masyarakat yang tidak takut dengan berita-berita Covid-19 yang ada, melainkan mereka menjadi penasaran dan bersikap waspada dalam melawan pandemi Covid-19 saat ini.

Selain dari Youtube terdapat juga berita tentang Covid-19 yang juga sering dibagikan di media sosial seperti TikTok. Pada tahun 2020 penggunaan aplikasi TikTok meningkat secara signifikan. TikTok banyak digunakan karena berisi video yang berdurasi pendek tidak seperti Youtube yang durasinya cukup lama. 

Namun, jika melalui Youtube informasi yang didapatkan lebih detail dan dapat menambah banyak ilmu, berbeda dengan TikTok yang berisi poin-poin penting yang disampaikan dalam videonya namun masih terasa kurang detail.

tiktok-grafik-data-62c6961ebb44866593015192.jpg
tiktok-grafik-data-62c6961ebb44866593015192.jpg
Berdasarkan data diatas jumlah masyarakat pada tahun 2020 yang mengunduh  aplikasi TikTok meningkat. TikTok menjadi tempat bagi masyarakat untuk bersenang-senang, banyak para masyarakat menggunakan aplikasi tersebut dalam mencari hiburan dikala pandemi yang membuat masyarakat cepat merasa bosan. 

Aplikasi TikTok dapat digunakan sebagai kampanye pencegahan penularan Covid-19 dikala pandemi, pada masa pandemi ini para masyarakat diwajibkan untuk sering mencuci tangan, menjaga jarak, dan tidak meminimalkan untuk kontak fisik dengan orang lain. Maka dari itu, diperlukan kampanye agar para masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi dalam mencegah penyebaran Covid-19 . 

Jika pemerintah menggunakan aplikasi ini untuk melakukan penyuluhan tentang Covid-19 banyak masyarakat akan melihat dan bisa mendapat informasi yang terbaru dan terpercaya. Selain itu, banyak para dokter dan para ahli menggunakan aplikasi tersebut untuk berbagi ilmu dalam menangani Covid-19 dan apa saja yang harus dilakukan sebagai masyarakat dalam menanggulangi Covid-19.

Hal ini sangat efektif dan informatif, karena informasi yang diberikan melalui video pasti terpercaya, sebab telah dijelaskan oleh ahlinya dan yang pasti mereka telah melakukan riset dengan baik ketika menyampaikan informasi tersebut pada masyarakat.

Mencegah berita hoax dikala pandemi dapat dilakukan melalui media cetak maupun media online. Namun, masyarakat sangat sering menggunakan media online sehingga jika ingin menanggulangi maraknya berita hoax secara efektif dan cepat dapat dilakukan menggunakan sebaran berita melalui media sosial atau media online.

Ada banyak cara dalam menanggulangi maraknya berita hoax pada masa pandemi Covid-19 seperti melakukan penyuluhan melalui podcast di Youtube, membuat konten edukasi semenarik mungkin melalui media sosial seperti TikTok, Youtube, Facebook. Namun, upaya tersebut dapat dilaksanakan jika masyarakat memiliki kesadaran yang dan minat baca yang tinggi dan memiliki pemikiran yang kritis. Sehingga, masyarakat lebih detail dalam mencari dan mengolah informasi sebelum diterima agar tidak terjadi suatu kesalahpahaman para pembaca. 

Penulis menyarankan agar para masyarakat mau meningkatkan budaya literasi dalam dirinya dan diharapkan para orang tua juga menanamkan sifat tersebut pada anak-anaknya. Sehingga, generasi masa depan lebih kritis lagi dalam mengolah dan menerima informasi yang tersedia dan mereka tidak mudah percaya dengan berita yang belum pasti kebenarannya. Diharapkan juga pemerintah menindak tegas para pelaku penyebar berita hoax terutama berita hoax tentang Covid-19 agar mereka jera atas perlakuan mereka dan berita-berita hoax yang beredar menjadi turun sehingga terjadi suatu keharmonisan dalam lingkungan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun