Mohon tunggu...
ida ayu saraswati
ida ayu saraswati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka menulis, membaca novel misteri, dan menonton drama Korea tentang detektif-detektif yang memecahkan kasus

Selanjutnya

Tutup

Kkn

KKN Goes Wrong

22 Mei 2024   10:36 Diperbarui: 30 Mei 2024   11:08 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak tahu apa yang mereka makan atau lakukan terakhir kali sebelum akhirnya berakhir di sebuah ruangan kumuh dengan dinding berjamur dan atap yang sudah berlubang di beberapa bagian, dan mereka dalam keadaan terikat tangan dan kaki. Suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan dan saat itulah mereka menangkap sosok Bu Warsih tersenyum pada mereka seraya mengelus-elus kapak di genggamannya. Di sampingnya ada pak kepala desa yang berjalan mengitari kesepuluh mahasiswa itu sambil tersenyum miring---menikmati ekspresi ketakutan dan putus di mata mereka.

"Sayang sekali kalian harus tahu rahasia gelap desa ini sebelum masa KKN kalian habis, tapi, menyelamatkan anak-anak di panti ini juga termasuk pengabdian masyarakat, bukan? Kalian pasti dapat nilai memuaskan dan dipuji jadi pahlawan kalau berhasil, jadi di sini saya mau mempermudah urusan kalian saja. Kalian boleh menyelamatkan mereka dan membawa pergi dari desa ini, tapi kalau kalian gagal melakukannya, kalian akan mati. Kenapa? Karena waktu kalian hanya sepuluh menit." Bu Warsih menunjukkan sebuah remot yang membuat mereka menoleh ke sekeliling ruangan mereka sendiri begitu pula ruangan di seberang sana yang berisi anak-anak di dalam sel besi mirip penjara, yang di setiap sudutnya sudah dipasangi bom. "Jadi, apakah pertunjukannya bisa dimulai sekarang, Pak?" tanya Bu Warsih kepada pak kepala desa.

"Yah, lebih cepat lebih baik, bukan?" Pak Kepala Desa mengangguk dan saat itu juga remot ditekan dan waktu pada setiap timer bomnya berjalan mundur. Kesepuluh mahasiswa itu panik dan di tengah keputusasaan, mereka berusaha melepaskan tali ketika dua orang itu melenggang meninggalkan panti menggunakan mobil entah ke mana.

Yudha, Janu, dan Sera adalah tiga orang pertama yang berhasil melepas tali dari tubuh mereka dan langsung bergegas membantu yang lainnya. Begitu kesepuluh temannya sudah bebas, mereka langsung bergegas menyelamatkan anak-anak itu. Sel besi itu dikunci dan kuncinya tidak ditemukan dimanapun sehingga para cowok mencoba memecahkannya menggunakan palu dan berhasil. Air mata menetes membasahi pipi saat mereka begitu frustrasi untuk membawa anak-anak yang jumlahnya cukup banyak itu supaya bisa diamankan di luar panti. "Siapapun, tolong cek kandang sapi di sebelah karena ada salah satu anak yang dipaksa tidur di sana!" teriak Yudha sambil berusaha tenang melepas tali yang mengikat tangan dan kaki anak-anak itu. Galih, Utari, dan Janu bergegas menuju kandang sapi dan menggunakan palu untuk memecahkannya kuncinya. Begitu pintu terbuka dan mereka masuk, mereka mengumpat karena tidak hanya satu anak yang dibiarkan tidur di sana. Karena keadaan mereka sedang lemas, anak-anak yang telah bebas bergegas membantu membawa teman-teman mereka jauh dari bangunan itu.

"Kalian jangan berpencar dan sembunyi di tempat yang aman! Kalau semua teman sudah kami keluarkan, kita lari sama-sama! Oke?" teriak Utari yang diangguki oleh mereka semua. Oleh Janu, mereka diarahkan menuju jalan tembusan yang tadi membawa mobil Bu Warsih dan Pak Kades meninggalkan desa. Di sana ada sebuah toko terbengkalai dan Janu menyuruh mereka bersembunyi di sana sampai semuanya selesai sebab letaknya cukup jauh dari panti. Janu berlari kembali ke panti untuk menyelamatkan yang belum.

Yudha sudah diperingatkan bahwa waktunya tinggal tiga puluh detik dan dia harus keluar, tapi dia yakin anak yang tadi sempat mereka bawa ke posko kemudian hilang masih belum diselamatkan, jadi dia menyusuri bangunan itu dengan cepat dan berhasil menemukan anak itu dalam sebuah tempat penyimpanan daging. Anak itu kedinginan dan Yudha segera melepas jaket KKN dan membalut tubuh bocah itu. Ia menggendong anak itu kemudian memberikan pada Alana yang langsung sigap berlari keluar bersama yang lain. Yudha sudah akan keluar, namun pendengarannya mendengar sebuah suara tangisan anak kecil dan dia berusaha mencarinya walaupun teman-temannya sudah berteriak menyuruhnya segera keluar. Yudha sampai di sebuah ruangan dan suara itu berasal dari sebuah lemari. Ia berusaha membuka lemari yang terkunci menggunakan batu dan berhasil.

"YUD, KELUAR YUD!! KATA ANAK-ANAK ITU JEBAKAN!!"

Yudha tidak tahu siapa yang berteriak, tapi dia memang ditipu sebab di dalam lemari itu hanyalah sebuah boneka yang di sampingnya terdapat recorder yang sengaja memutar suara tangisan anak kecil. Ia langsung berlari meninggalkan ruangan itu diselingi teriakan teman-temannya, namun terlambat. Bom itu sudah meledak ketika Yudha bahkan belum sampai di ambang pintu. Ledakan itu membuka beberapa dari temannya terlempar sejauh sekian meter dengan luka lecet di wajah, tangan, dan kaki, juga telinga yang berdengung panjang. Mereka meneriakkan nama Yudha, tapi mereka sendiri tidak bisa mendengar suara diri sendiri walaupun mereka yakin sudah berteriak sekencang mungkin saat api dengan cepat melahap panti asuhan tua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun