Mohon tunggu...
Lyfe

Iman, Islam, dan Ihsan, Jalan Menuju Surga

2 Desember 2015   12:25 Diperbarui: 5 Oktober 2021   09:58 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jalan menuju surga (gambar: jalandamai.net)

Islam adalah berserah diri sepenuhnya kepada allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya. 

Rukun islam adalah syahadat tidak ada ilah yang berhak disembah selain allah, dan bahwa nabi Muhammad adalah utusan allah, mendirikan sholat, meunaikan zakat, puasa ramadhan dan ibadah haji jika mampu.

Iman adalah beriman kepada allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 

Sedangkan ihsan adalah beribadah kepada allah seakan-akan hamba tidak melihat-Nya maka dia melihat hamba.

Bila kita pahami lebih mendalam, islam lebih mengarah kepada amal lahir, seperti shalat, zakat, haji, dan rukun islam yang lain. 

Iman lebih menekankan kepada amal batin, seperti iman kepada allah, malaikat-Nya, Rasul-Nya, Rasul-Nya dan rukun iman yang lain. Adapun ihsan adalah puncak penghambaan yang sesugguhya yang harus mengiringi setiap aktivitas seorag hamba.

Prinsip orang islam bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, merupakan persoalan utama dalam hidup. Orang mukmin mempunyai tujuan mengajak manusia kembali kepada allah dan menolak kebatilan.

Islam, iman, dan ihsan, ketiganya adalah cahaya. Semakin dekat kita dengan cahaya itu, semakin dekat kita denga cahaya itu.

Semakin kuat keinginan kita untuk menyinari hidup ini dengan cahaya ketaatan kepada Allah dan menghindar dari gelapnya kemaksiatan. Ketika cahaya ini adalah jembatan menuju surga-Nya.

Karenanya, mengisi hidup, umur dan waktu dengan waktu, iman, dan ihsan termasuk inti perkara dalam pergolakan hidup. 

Manakala ketiganya paripurna dalam praktiknya, berarti seorang hamba benar-benar terpatri untuk beribadah kepada Allah ya Islam, iman, dan ihsan termasuk komponen dalam peribadatan kepadanya.

Beribadah dengan modal islam, iman, dan ihsan sudah cukup disebut sebagai mukmin, muslim, dan muhsin sejati sehingga pula dalam ayat ini tak ada lagi tempat bertumpu kecuali kepada Allah semata.

Karena islam telah mengajarkan cara cara beribadah lahir kepada-Nya. Iman yang mengarahkan hati untuk membenarkan dan bergantung kepada-Nya. Sedang lautan ihsan adalah pucak kedamaian seorang hamba karena senantiasa merasa diawasi Allah, dalam setiap lisan da perbuatannya.

Pada kondisi ini, hati seseorang sudah ditumbuhi oleh perasaan diawasi oleh-Nya.

Sungguh damai jiwa yang islam, iman, dan ihsan bahagia jiwa yang megisi waktu dengannya. Sebaliknya, umur yang nihil dengan keimanan, keislaman, apalagi kepada Allah, niscaya kerugian tak bakal luput darinya.

Kehidupan yang kosong dari peribadatan kepada allah tentu akan mengundang kemurkaan-Nya, sehingga di dunia dan akhirat tak akan meraih ridho dan rahmat-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun