Mohon tunggu...
Ida Kholidah
Ida Kholidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI SMPN 1 Bungursari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Baiti jannatii tempat bernaung, alam menjadi tempat favoritku dan sebagai motto hidup adalah melakukan apa yang harus dilakukan bukan apa yang disukai agar hidup menjadi lebih bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

GLS SMPN 1 Bungusari

14 Juli 2023   03:47 Diperbarui: 29 Desember 2023   21:20 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GLS atau Gerakan Literasi Sekolah seperti dilansir dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Literasi_Sekolah  adalah sebuah gerakan literasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan bagian dari Gerakan Literasi Nasional. Pada gerakan ini, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah mengambil peran pada peningkatan minat baca siswa, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan berperan pada penerbitan buku pendukung bagi siswa yang berbasis kearifan lokal, dan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan berperan melalui program Satu Guru Satu Buku.  

Gerakan literasi sekolah merupakan salah satu bentuk kesadaran pemerintah akan pentingnya membangun budaya literasi dalam dunia pendidikan supaya tercipta budaya membaca dan menulis di lingkungan sekolah sebagai upaya terwujudnya long life education. Program ini dicanangkan dalam rangka menginisiasi Permendikbud No. 23 Tahun 2015 mengenai penumbuhan budi pekerti.

Dalam konteks GLS pengertian Literasi Sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Adapun tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. 

Selain itu bertujuan juga agar menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah; meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Hal ini sesuai dengan visi misi sekolah yang kental dengan nilai-nilai keagamaan, yaitu "terwujudnya eserta didik yang berakhlak mulia, sehat, cerdas dan cinta lingkungan".

Dalam Islam dikatakan bahwa kewajiban mencari ilmu itu sepanjang hayat (QS al-Kahfi: 109 ).

GLS di UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan di SMP yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan eksternal.

Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one topic reading. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).

Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit.

Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid sekolah, pojok baca kelas, pojok literasi/ area baca, kebun sekolah, UKS, mading, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini dapat diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).

Melibatkan pihak lain untuk memotivasi literasi sekolah .

Memilih buku bacaan yang baik untuk anak usia SMP.

Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kelas, pojok  literasi dan mengadakan workshop literasi serta membuat majalah sekolah.

GLS di UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta tentunya belum bisa dilaksanakan secara keseluruhan melainkan dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan warga sekolah (peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan). Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GLS UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

Adapun prinsip-prinsip kegiatan membaca antara lain :

  • Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran.
  • Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/ dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku.

Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi pada tahap pembiasaan antara lain :

  1. Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading/SSR).
  2. Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.
  3. Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana perpustakaan, pojok baca di tiap kelas, pojok literasi, kebun sekolah, UKS, mading, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga sekolah, sarana prasarana ini sudah diperkaya dengan bahan kaya teks (print-rich material).
  4. Melibatkan komunitas di luar sekolah untuk memotivasi literasi sekolah.
  5. Memilih buku bacaan yang baik untuk siswa SMP .

Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, perpustakaan masjid, pojok baca kelas, dan pojok literasi sekolah/ area baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan literasi UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca warga sekolah dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. 

Perpustakaan UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta sangat berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan pojok baca kelas, pojok literasi sekolah/ area baca, dan prasarana literasi lain di sekolah.

Fungsi perpustakaan UPTD SMPN 1 Bungursari Purwakarta adalah sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar yang dikelola oleh kepala sekolah. Secara teknis pengelolaannya diberikan pada guru Bahasa Indonesia yang mendapat tugas tambahan karena tidak memiliki tenaga pustakawan yang terlatih di dalam pengelolaan bahan literasi perpustakaan. Pojok Baca Kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku bacaan dan karya peserta didik yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca peserta didik.  

Pojok Baca Kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik.  Pojok Baca Kelas dikelola oleh guru wali kelas, peserta didik, dan orang tua. Sedangkan Pojok literasi adalah are baca semi out dor yang berada diantara ruang perpustakaan dan laanagan, untuk memberikan solusi bagi siswa yang jenuh baca di perpustakaan, area yang nyaman dan dilengkapi oleh koleksi buku untuk memfasilitasi kegiatan membaca peserta didik dan warga sekolah.

Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. bahan kaya teks diantaranya adalah:

  1. karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik;
  2. poster-poster yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan.
  3. dinding kata; papan buletin
  4. label nama-nama peserta didik /setiap benda di ruang kelas; mainan alfabet
  5. jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas;
  6. surat, resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik;
  7. komputer dan/atau perangkat elektronik lain yang mendukung kegiatan literasi; kaset cerita, DVD, dan bahan digital/eletronik
  8. buku dan sumber informasi lain (koran, majalah, buletin);
  9. perangkat berkarya dan menulis seperti alat tulis, alat warna, alat gambar, kertas gambar, kertas bekas, busa, kertas prakarya, surat, kertas surat, amplop, koran bekas, kertas sampul, dll;
  10. ucapan selamat datang dengan bermacam bahasa sesuai brand kelas masing-masing, kata-kata yang memotivasi di sepanjang teras sekolah, dan tempat-tempat lain yang mudah dilihat; dan
  11. boneka dan kostum, untuk digunakan dalam permainan peran (menjadi dokter atau juru masak yang menulis resep, atau pelayan restoran yang menulis daftar pesanan);
  12. semua bahan dan alat harus disimpan di tempat yang mudah diraih oleh peserta didik dan perlu dikelompokkan menurut fungsinya (alat gambar disimpan terpisah dari mainan, alat untuk bermain peran, dan lain-lain); peserta didik perlu mengetahui di mana mereka dapat menemukan bahan-bahan yang mereka perlukan.

One Day One Writing. Siswa untuk dapat bercerita ia butuh banyak pengalam baik dengan cara membaca, mendengar, melihat, maupun mengalami. Tetapi untuk dapat menulis musti dilengkapi dengan inovasi, imajinasi dan kreatifitas.

Saat dicoba pada orang-orang sekeliling kita tentang kalimat apa yang biasa ditulis di awal cerita, maka data yang paling banyak kita peroleh diantaranya adalah kalimat pada suatu hari, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan diantara wali murid pun menyampaikan hal yang sama, ini menjadi perhatian tersendiri akan arti pentingnya kreatifitas, inovasi dan imaginasi yang musti diajarkan, diingatkan dan dikembangkan dalam sebuah kegiatan pembiasaan agar menulis menjadi baik bagi siswa kita.

One Day One Writing merupakan kegiatan siswa, yang diprogramkan sekolah yang didampingi guru dan dilaksanakan siswa setiap hari di sekolah, siswa yang tida kreatif/inovatif/imajinatif cenderung menggunakan kalimat yang sama, contoh dalam hal judul di hari Senin siswa menulis cerita yang berjudul Pergi ke Rumah Nenek, esoknya hari selasa judulnya Pergi ke Rumah Kakek, hari Rabu judulnya Pergi Ke Desa.

Penggunaan kalimat di awal cerita hari senin sampai Jumat diawali oleh kalimat Pada suatu hari  bahkan terjadi di mayoritas siswa dalam kelas, tentunya ini tidak akan pernah terulang karena selalu diingatkan dan dibimbing oleh Bapak/Ibu Guru. Kelas kecil menulis pantun, puisi, sajak, maupun puisi dan kelas besar menulis cerita

Tiap anak dalam 1 hari menciptakan 1 cerita, dalam 1 minggu menghasilkan 5 cerita, dalam 1 bulan mampu menengumpulkan 20 cerita, dan tiap 1 siswa dalam 10 bulan akan mencetak satu buku dengan 200 judul certa, judul dan isi berbeda-beda, bila dalam 1 kelas terdapat 40 siswa dan bila satu sekolah terdapat 2 rombongan belajar di tiap kelasnya, maka tiap tahun sekolah dapat mencetak buku sebanyak 480 judul.

Kegiatan One Day One Writing muaranya adalah tumbuhnya Sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab akan terbentuk.

PPK-Ku Hari Sabtu. Suatu hal baik yang tidak dibiasakan akan kalah dengan sesuatu hal buruk yang senantiasa dibiasakan (Umar bin Khattab), terlalu sering kita lihat karakter seseorang tampak dari kebiasaan, oleh karenanya pembiasaan berkarakter musti terus dibiasakan meski di hari Sabtu atau hari libur bagi yang pelaksana 5 hari sekolah.

PPK-ku di hari Sabtu adalah upaya membiasakan perilaku berkarakter siswa yang tidak hanya di sekolah namun saat di luar sekolah, di rumah, dan di masyarakat pun tetap membiasakan hal yang baik dalam setiap perilakunya.

Pola kegiatan PPK-ku di hari Sabtu adalah berupa tugas mingguan bagi seluruh siswa untuk Menulis/nemarasikan kegigatan di hari Sabtu sejak bangun tidur hingga tidur lagi dalam selembar kertas folio bergaris untuk seluruh siswa, yang dikumpulkan di hari Senin Pagi pada guru kelas.

Bagi siswa yang aktivitas/kegiatannya positif, akan terbaca dari tulisan yang ada, begitupun sebaliknya, hal baik yang terus musti diingatkan pada siswa adalah tidak diperbolehkan mencatat hal yang tak dilakukan, karena yang demikian akan terus menambah dosa atas perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai karakter.

Manfaat yang dirasakan dari kegiatan PPK-ku di hari Sabtu adalah:

  1. tertibnya kegiatan siswa yang senantiasa diisi dengan kegiatan-kegiatan positif meski hari libur dan tanpa ada yang mengawasi
  2. etika dan estetika bersikap maupun bertindak oleh siswa dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat yang senantiasa terbiasa tanpa harus diingatkan
  3. berkembangnya kerangka berfikir dan berinovasi siswa yang tampak dalam menulis/menarasikan kegiatan PPK-ku di hari Sabtu
  4. menghasilkan karya/tulisan yang kontinu
  5. Terbentuknya nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab

Referensi :

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Literasi_Sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun