Baik, pada saat ini saya mulai berani mengambil kesimpulan. Nyatanya kesejarahan bangsa ini masih dijajah kolonialisme dan feodalisme, walau menjelang 77 tahun merdeka, nyatanya negera ini masih dijajah secara pemikiran dan kebudayaannya (ironis).Â
Aah saya mulai berani untuk berusaha berkata, berangkat dari kesimpulan bacaan buku saya yang ditulis oleh Jared Diamond (Gun, Germs and Steel) dan teori siklus dalam perubahan sosial, saya menyampaikan pendapat kepada sahabat saya dari timur Indonesia yang baru saja di kenal. Begini isi pendapatnyaÂ
"Begini bang, sebetulnya saya mengagumi cara Abang dan masyarakat disana  tentang bagaimana bertahan hidup dengan berdampingan dengan alam, sungguh itu modernisasi akhir bagi saya, sebab saat ini saya percaya kehidupan ini sama halnya dengan siklus yang terus berputar,Â
sehabis sifat manusia yang dikorosi oleh konsumerisme, manusia akan kembali kepada keadaan primitif/hidup berdampingan dengan alam yang dulu pernah dialami pada awal mula periode manusia(berburu dan mengumpulkan makanan).
 Itulah hal yang tidak dimiliki mayoritas masyarakat di Jawa yang saya rasakan saat ini, yah walaupun akan sampai atau tidak hidup kita pada periode yang seperti itu nantinya terulang, paling tidak saya harus mulai belajar dari sekarang terhadap Abang dan saudara Abang yang disana".
 sambil berusaha mencairkan suasana yang sudah hangat padahal saat itu sedang diselimuti dinginnya malam suhu pegunungan, perbincangan malam itu kembali mengarah kepada guyonan dan beberapa bagian dari rombongan kami berusaha mengambil peran menyalakan api unggun sebagai pelengkap di malam itu.Â
Dan kenyatannya juga, malam sudah mulai larut dan karna kami asyik terbawa suasana sampai tak sadar akan fisik kami juga sudah mulai kelelahan sebab hujan disore hari juga menyempurnakan kegiatan silaturahmi kami.
Esoknya, ada diskusi ringan dengan santai dan rileks sebelum kami kembali kerumah masing-masing,kami mulai menyepakati agar kebiasaan ini dapat dipertahankan secara terus menerus dan tidak berhenti pada rombongan belajar di angkatan kami saja dan membuat ikatan yang saling terhubung antara kami dengan yang lainnya yang kami geluti besama.Â
Adzan Dzuhur berkumandang bersamaan dengan kami yang sudah membereskan peralatan kemah dan makan siang untuk mengisi tenaga untuk diperjalanan nantinya.Â
Tidak lengkap juga rasanya jika tidak menjumpai bahwa disana ada air terjun yang bisa kami sambangi bersama untuk merasakan sejuknya air pegunungan dan tersenyum sambil bermain air. Selesai bermain air kami bergegas kembali untuk melanjutkan perjalanan pulang yang sebelumnya sudah terpisah dengan para pendidik.Â
Aaah nyatanya ada agenda terakhir kami yang jadi bahan pertimbangan yang sayang untuk dilewatkan pula, ada seorang rekan kami yang rumahnya tidak jauh berada disekitar lokasi kami berkemah, Kang Bahar sapaan akrab yang melekat di dalam dirinya.Â