Dan "Mencuri Raden Saleh" juga dengan brilyan membuat penonton penasaran dengan apa yang sesungguhnya terjadi dengan peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830. Pihak penjajah sempat mendistorsi kenyataan sejarah dengan menuliskan dan menyebarkannya kepada masyarakat. Namun seorang seniman bernama Raden Saleh menolak untuk percaya hal itu. Ia menggunakan seni lukis untuk menunjukkan perlawanannya dengan distorsi sejarah itu. Dua puluh tujuh tahun setelah peristiwa itu, ia melukis apa yang menurutnya sesungguhnya terjadi. Dan sisanya adalah sejarah. Hingga hari ini, lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro menjadi salah satu lukisan paling bersejarah sekaligus paling bernilai yang pernah dibuat.
Angga selalu menggunakan platform yang dikuasainya betul dengan maksimal. Ia tak akan sekedar membuat film untuk menghibur. Selalu ada pesan-pesan yang diselipkannya dalam karya-karyanya. Juga selalu ada niat baik untuk menulis kembali sejarah yang pernah ditulis di negeri ini. Dengan cara demikian, sejarah tak akan sekedar hidup di masa lalu namun selalu juga bisa terefleksikan oleh generasi masa kini. Dan kita tahu Angga akan terus menulis surat cintanya untuk film dan untuk Indonesia melalui karya-karyanya selanjutnya.
MENCURI RADEN SALEH
Produser: Cristian Imanuell
Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
Penulis Skenario: Angga Dwimas Sasongko, Husein M. Atmodjo
Pemain: Iqbaal Ramadhan, Angga Yunanda, Rachel Amanda
ICHWAN PERSADA
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
*tulisan ini sudah pernah dimuat sebelumnya di Gen Sindo. Diterbitkan ulang terkait penayangan di Netflix.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H