“ Pak lurah, saya melihat tadi Rugin memakai sepatu bot kusam itu.”
“ Kalau begitu, ayo kita membuat perhitungan padanya.’
Tidak berselang lama,Rugin tertangkap basah memakai sepatu hitam mahal itu milik pak lurah. Ia tidak menyangka sepatu bot itu milik kepala desa. Ia lalu diadili oleh seorang hakim, lalu Rugin dijatuhi denda satu juta rupiah. Rugin tidak sanggup membayar. Maka dijual lah tanah belakang rumahnya pada pak lurah. Dan mereka pun setuju. Rugin pulang dengan penyesalan dalam sekaligus semakin bendi dengan sepatu bot itu.
“ Dasar sepatu bot sial.”
Rugin melewati sebuah sungai. Ia membuang jauh seaptu bot itu ke tengah sungai. Ia tersenyum lebar. Lalu ia kembali ke rumahnya. Tidak berselang lama, sepatu bot itu menyangkut bersama ikan-ikan di jaring seorang lelkai tua. Ia pun mengambil sepatu bot itu. Ia mengerutkan keninag.
“ Bukannya sepatu ini milik Rugin dan sering dipakai jalan-jalan olehnya,” ucapnya pelan.
Setelah selesai, seorang leaki tua itu melewati rumah Rugin. Ia melempar sepatu bot itu sangat tinggi, lalu mengahntam kaca rumah Rugin. Mendengar bunyi kaca pecah, seorang lekaki tua itu beralri kencang menjauhi rumah Rugin. Dan Rugin pun terbangun mendengar bunyi kaca pecah. Ia mnghampiri jendela rumahnya. Dan ia tersentak kaget. Sepatu botnya berada di dalam rumahnya bersama pecahankaca.
“ Aduh, sepatu sialan. Dasar awas kamu. Kupanggang di atas atap biar terkelupas kulitmu. dasar sepatu sialan. Kamu sudah membuat kaca jendela rumah pecah berantakan,” bentak Rugin penuh energi.
Rugin menaiki sebuah tangga. Lalu ia berdiri di atas atap rumah. Ia menaruh sepatu botnya di bawah sengatan sinar mentari. Lalu ia turun dan kembali beristirahat. Seekor kucing sedang mengejar seekor tikus, bahkan sampai ke atap. Tikus itu bersembunyi di didalam sepatu bot. Kucing itu langsung menangkapa dua sepatu bot. Tiba-tiba sepatu bot itu dihantam tubuh kucing dan keras. Dan sepatu bota itu terjatuh. Seorang wanita sedang melewati rumah Rugin. Tiba-tiba kepalanya dihantam sepatu bot dari atas.
“ Aduh, kurangaajar. Siapa yang beani !”
Ia melihat sepatu bot.