Mohon tunggu...
Ichvan Sofyan
Ichvan Sofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Rimbawan

Rimbawan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Investasi Udara Bersih untuk Kabupaten Bekasi

30 Juli 2019   08:19 Diperbarui: 30 Juli 2019   08:48 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 69 tahun lamanya Kabupaten Bekasi terlahir. Satu persatu gedung dibangun, akses jalan dimuluskan dan keran investasi dibuka lebar-lebar. Beton, besi, baja, dan aspal merayap dengan cepat melahap jengkal demi jengkal lahan-lahan pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Merubah wajah agraris Kabupaten Bekasi menjadi wajah industri yang termasyhur namanya  sebagai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.

Di berbagai wilayah, pembangunan infrastruktur  dan industri adalah nyawa dalam membangun peradaban ekonomi. Kehadirannya membuat segala akses menjadi semakin mudah. Begitupun perihal pemenuhan kebutuhan hidup. Di tengah sifat manusia dengan keinginannya yang tak terbatas, industri-industri hadir melayani kebutuhan-kebutuhan yang tak terbatas itu.

Berkembangnya sektor  industri yang begitu pesat menjadi nutrisi utama dalam menyehatkan perekonomian Kabupaten Bekasi. Bagaimana tidak, mayoritas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi berasal dari sektor ini. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 menerangkan bahwa 78,37 % PDRB Kabupaten Bekasi berasal dari sektor industri. Ini menunjukkan bahwa sektor industri adalah nyawa bagi Kabupaten Bekasi dalam membangun peradaban ekonomi.

Tumbuh suburnya sektor industri di Kabupaten Bekasi juga membawa implikasi dalam memberantas pengangguran.  Buktinya, ratusan ribu masyarakat bergantung hidup dari pekerjaannya sebagai pegawai pabrik. Hal ini sekaligus menegaskan betapa pentingnya mempertahankan eksistensi sektor industri  dalam membangun peradaban ekonomi.

Meskipun geliat perekonomian dari sektor industri menunjukkan tren yang positif, tetapi hal ini berbanding terbalik dengan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Bekasi. Setiap waktu masyarakat selalu dibayang-bayangi dengan penyakit yang timbul akibat efek samping pembangunan peradaban ekonomi.  Contoh penyakit yang paling sering menyerang adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Setiap tahun di musim kemarau, ISPA selalu menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Kabupaten Bekasi. Itulah sebabnya banyak yang melindungi diri dengan masker hidung saat beraktivitas sehari-hari, terlebih saat musim kemarau. Hal itu pun senada dengan anjuran Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi yang meminta masyarakat membekali diri dengan masker setiap kali musim kemarau tiba.

Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi tahun 2017, dari sekitar 3,5 juta penduduk Kabupaten Bekasi, tercatat sebanyak  125.155 menderita ISPA. Angka ini terbilang sangat besar, bahkan jika dikalkulasi angkanya menyentuh 1 banding 28. Artinya, 1 dari 28 penduduk Kabupaten Bekasi menderita ISPA.

Tingginya angka penderita ISPA di Kabupaten Bekasi ditengarai disebabkan oleh tingginya polusi udara. Hal ini diperkuat dengan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi yang menyebutkan bahwa debu atau Total Suspended Particulate (TSP) di Kabupaten Bekasi telah mencapai angka 455 mikrogram per meter kubik. Angka ini jauh melampaui baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, yakni di angka 230 mikrogram per meter kubik.

Melihat tingginya polusi udara di Kabupaten Bekasi, maka segala elemen seperti pemerintah, masyarakat, hingga perusahaan perlu bersama-sama membangun komitmen untuk melakukan investasi udara bersih. Komitmen ini harus dikemas dengan langkah-langkah terpadu dan berkelanjutan. Ada tiga hal penting yang bisa ditempuh untuk memaksimalkan pelaksanaan investasi udara bersih ini.

Pertama, menghadirkan prinsip-prinsip ekologi dalam setiap pembangunan. Membangun peradaban ekonomi memang sebuah urgensi dalam memenuhi kebutahan hidup manusia. Tetapi membangun peradaban ekonomi dengan mengorbankan aspek ekologi bukanlah langkah yang bijak, pun sebaliknya. Membangun aspek ekologi dengan menggusur peradaban ekonomi yang telah dibangun adalah langkah yang keliru. Artinya, pembangunan harus bersifat moderat. Dimana kedua aspek harus dilibatkan dan saling melengkapi. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Bekasi wajib memastikan bahwa setiap pembangunan fisik harus melibatkan aspek ekologi dari titik perencanaan hingga pelaksanaan. 

Kedua, pendidikan konservasi lingkungan. Di tengah ribuan pabrik yang berdiri kokoh dengan segala aktivitasnya, kehadiran jiwa-jiwa cinta lingkungan sangat dibutuhkan untuk mereduksi efek samping pembangunan. Untuk memulai dan memunculkan karakter cinta lingkungan, perlu adanya pendidikan konservasi lingkungan yang dilakukan dengan konsisten dan terpadu kepada masyarakat, khususnya pelajar. Penanaman jiwa cinta lingkungan ini penting dibangun mulai dari sekolah-sekolah. Sehingga hadirnya pendidikan konservasi lingkungan di sekolah akan membuat konstruksi jiwa cinta lingkungan bisa terbangun kokoh di kemudian hari. Imbasnya akan muncul banyak komunitas peduli lingkungan yang dengan senang hati berjuang mewujudkan Kabupaten Bekasi yang ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun