apakah  seorang tjokaminoto sang guru bangsa dianggap berbahaya karna menginginkan Indonesia bisa berdikari dengan  zelfbestuur-nya ? atau pangeran diponegoro dianggap berbahaya karna melawan kedzoliman dan kejahatan imperialis ditanah kelahiran nya ?Â
lantas apa maksud tujuan daripada rezim --rezim yang telah dan sedang berkuasa mengeluarkan strategi politik belanda bengis kepada rakyat-nya sendiri ? .Â
Dan bila mana kita melihat dengan hati nurani dan mengesampingkan kepentingan-kepentingan kelompok , secara empiris, istilah radikalisme, intoleran, subversive, pengacau dan seluruh stempel politik yang pernah ada di Indonesia ini selalu di cap kan pada orang-orang yang mengkritisi.
Orang-orang yang bersebrangan politik dengan pihak otoritas, walaupun pada teoritis demokrasi pihak oposisi adalah termasuk bagian penting bagi berjalanya demokrasi yang sehat, namun secara das sein atau  realitas yang terjadi malah sebalinya, pihak --pihak yang bersebrangan dengan istana adalah suatu perbuatan buruk.
Bilamana kita melihat secara das solien , perbuatan stempelisasin politik adalah perbuatan yang non-demokratis. Dan bilamana kita melihat secara historis, memuncul intrik pertanyaan " apakah pemerintah Indonesia sedang menapaki stategi politik belanda atau sedang memahat pada sebuah otokrasi-oligarki ?"
Â
Penulis begitu paham  jikalau penulisan diatas masih jauh daripada sempurna, maka demi kesempurnaan penulis sangat berharap menerima kritik dan saran yang membangun dari kawan pembaca sekalian.
Â
Â
Salam hangat,
Salam literasi dan salam demokrasi.