Perempuan dengan nama yang dirahasiakan
Kulitnya putih pucat dan keriput, perawaknnya pendek gemuk, Keturunan Tionghoa, usianya menginjak 90 tahun
Langkahnya masih kuat, yang berbeda dari kebanyakan orang, sorot matanya menakutkan, seperti ada kekuatan di balik matanya, terkadang kelopak mata sebelah kiri bergerak gerak kedutan tidak beraturan.
Di rumahnya terdapat meja altar besar, tempat pembakaran dupa, sesajen berupa kapur sirih, kue keranjang, rokok, dan di bagian belakang ada foto lukisan para leluhur, menandakan ia seorang penyembah roh leluhur
Tak hanya itu di lemari nya terdapat banyak sekali pusaka barang tumpas yang jumlahnya puluhan, bukan barang sembarangan, barang barang yang sudah di ikat dengan kuasa kuasa kegelapan,
Pedang besar bercicncin itu berisikan pimpinan perang bangsa China kuno, untuk bertarung menghabiskan nyawa manusia
Pedang kecil itu jika di acungkan ke langit kala hujan akan reda
Kalung emas dengan batu permata putih itu berisikan ular cantik yang kadang bergerak gerak mengeluarkan suara
Jarum emas sepanjang 10 cm itu berasal dari mayat wanita bangsawan, ketika di cium masih berasa bau darah amisnya
Cula badak berguna untuk melindungi dari teluh
Meja marmer dengan cermin kaca itu tidak akan pernah kotor, wanita yang bercermin dan merias akan menjadi sangat cantik
Di hari tertentu mereka akan di berikan makanan sesajen dan bakaran dupa
Siapakah perempuan ini?
Ayahnya adalah perantau Tiongkok sekitar  tahun 1900Â
Adalah saudagar kaya raya dan pedagang
Di zaman penjajahan Belanda Ayahnya menjadi penguasa Cipanas Jawa Barat, yg saat ini menjadi pasar Cipanas adalah hasil jerih lelahnya,
Rumah dan istananya sangat besar
Ayahnya adalah salah satu yang membangun toapekong gadok,
Sudah lengkap hidupnya, tapi sayang di usianya yang menginjak 50 tahun masih juga belum mendapatkan keturunan dari istrinya,
Bagi orang keturunan Tionghoa yang rajin berdagang dengan kekayaan dan kehormatan , mau dikemanakan kah hasil jerih payahnya jika tidak ada keturunan.
Istri yang sudah berumur pun merasa menyesal, sehingga di pikirannya timbul suatu niat yang sekiranya mustahil dilakukan, tapi dia membulatkan tekadnya tersebut
Suatu hari Istrinya datang ke Toapekong, berdoa untuk di berikan keturunan, ternyata keinginannya berjodoh, bertemulah ia dengan perantara antara alam dewa purba dengan manusia yang memiliki keinginan ini,
Si penghulu berkata, "jika ingin anak kamu harus menukar dengan nyawamu, tapi anak yang lahir bukan lahir dari rahim mu",
Si istri berpikir panjang untuk mengambil keputusan, di saat sudah mantap si istri mengiyakan syarat tersebut,
Setelah itu di adakanlah ritual tukar nyawa dengan darah si istri dan segala sesajen untuk memateraikannyaÂ
Setelah ritual berakhir si penghulu dewa purba berkata, pergilah turuni gunung menuju daerah pantai barat, carilah toapekong dengan topi emas namanya adalah tepekong Cisauk, di sana carikanlah calon istri muda untuk suamimu, yang akan mengandung keturunanmu, darah mu akan ada pada anak keturunan istri muda itu
Tak lama dari itu si istri yang sudah tua ini turun gunung, dengan mengandalkan kereta kuda, sandal jepit, dan barang seadanya yang di panggul, mulai menyusuri daerah pantai barat yang sekarang namanya Banten, di zaman itu tidak ada kendaraan selain kuda
Sampailah dia di daerah Cisauk, singkat cerita, akhirnya si istri menemukan seorang wanita perawan yang sekiranya berjodoh, untuk menjadi cawan untuk anak keturunannya.
Di bawanyalah si anak perawan ini menghadap suaminya, lalu si istri meminta si suami untuk mengambilnya menjadi istri kedua
Akhirnya menikahlah mereka, tidak lama kemudian mengandunglah si istri kedua, melihat kandungan nya yang merupakan darah keturunan hasil kesepakatannya dengan penghulu dewa dewa purba, maka mengucaplah si istri pertama kepada istri kedua, katanya, "jika anak ini lahir dan aku mati, maka sampaikanlah ke anak ini nanti setelah dia dewasa, bahwa kamu adalah titisan darahku"
Tidak lama kemudian melahirkanlah si istri kedua, anaknya perempuan, dalam hitungan beberapa hari, meninggal lah si istri pertama, dengan begitu kontrak darah berhasil, si anak perempuan memiliki cangkang tubuh yang menjadi wadah darah si istri pertama yang disebut titisan, tapi di dalam cangkang itu ada wujud kuasa yang menaungi berupa burung gagak hitam
kenapa tiba tiba berwujud burung gagak hitam, berlaku pada tradisi Tiongkok. Burung gagak memiliki warna yang pekat dan suara yang tidak nyaman didengar membuat gagak menjadi simbol pertanda kematian atau nasib buruk.
Dari situ suami atau si ayah sangatlah bahagia dengan keturunan tunggalnya
Maka di usia anak ini 5 tahun diadakan upacara Kwee Pang (Guo Fang), Upacara Pengakuan Anak Angkat Dewa, di kelenteng,
Dengan harga sesajen yang tinggi dan mahal maka di kontrak nya lah tiga kuasa pelindung yang sangat kuat
Yang satu adalah laki laki yang menyerupai dewa perang, berbadan besar bersuara berat dan kasar dan berjanggut panjang, senjatanya adalah tombak pedang bercincin,Â
kuasa kedua adalah pria yang lebih kecil tapi gesit, senjatanya adalah pedang tempur,Â
kuasa ketiga adalah perempuan, suaranya galak dan nyaring senjatanya belati kecil, ketiga kuasa itu bermaksud untuk melindungi si anak dari santet teluh dan guna guna,
Yang berarti di cangkang tubuhnya ada 4 kuasa
Yang pertama dan terkuat adalah kuasa yang menitiskannya wujudnya manusia berpenampilan perempuan yang rambutnya sampai kaki, menggunakan kemben kuno, bisa berubah wujud menjadi burung gagak hitam,
Dan 3 kuasa yang melindungi dari segala hal mistik ghaib
Kuatlah cangkang tubuh perempuan ini dan lanjut umurnya
Satu tahun setelah upacara Kwee Pang, ayahnya jatuh sakit dan meninggal, maka ia hidup hanya dengan ibunya saja, sampai ia menikah dan beranak cucu
Pada saat usianya menginjak 83 tahun sesekali nenek tua ini dibawa oleh anak cucunya ke sebuah Gereja,
Di Gereja itu terdengar nyanyi nyanyian pujian, seketika kuasa di dalam tubuhnya bereaksi, kata nenek tua ini "Panasss panassss aku mau keluar dari tempat ini", seketika kuasa di tubuhnya itu menyerang ke pengkotbah di depan mimbar, menusuk bagian rusuk si pengkotbah dengan kekuatan yang tidak terlihat mata, peristiwa ini menggemparkan seisi Gereja.
Suatu saat anak dan cucunya mengajak nenek tua ini untuk berdoa bergandengan tangan, yang didoakan secara Katolik yaitu doa Bapa Kami yang ada di Surga, apa yang terjadi,
Nenek tua ini menjerit jerit "Panasss panasss lepas tangannya" sekujur tubuhnya berwarna merah seperti orang terbakar, peluh sangat banyak keluar dari kulit kepalanya.
Sampai pada suatu hari nenek tua itu berkata "Aku mau di baptis", "Aku mau ikut Orang berjubah putih dan bercahaya"
Sampailah pada sehari sebelum dibaptiskan
Nenek tua ini kerasukan dan bukanlah dirinya lagi, suara yang keluar berubah ubah kadang jadi laki laki bersuara besar, kadang jadi perempuan bersuara nyaring, tubuh tuanya dan lemak perutnya bergoncang goncang tak wajar seperti ayunan ombak lautan, tubuhnya merah terbakar, dan peluhnya bercucuran,
Kata kuasa yang merasukinya "Panasss, capekkk aku, di belakang ada banyak sekali pasukan yang mengejarku"
Sampai pada jam 2 pagi kerasukan belum juga reda kata ""Panasss" puluhan kali , di atap rumah terdengar suara kaki berlarian ka sana ke sini, gaduh, burung di rumah pun mengeluarkan suara pekak yang tidak wajar.
Pada pagi harinya nenek tua ini tidak bisa membuka mata, tapi masih sanggup berjalan,
Diadakanlah upacara pembaptisan di sebuah kolam, setelah baptisan selam, selesai upacara, barulah matanya bisa kembali terbuka, kata nenek tua itu "teranggg",
Di malam harinya, si nenek tua ini bermimpi dia ada di belakang orang berjubah putih terang, dan nenek tua ini ingin mengikuti Nya.
Tahun demi tahun berlalu
Kuasa kuasa yang ditanamkan di tubuhnya kini sudah berada di luar tubuhnya
Tetapi bukan berarti kuasa kuasa itu pergi dan meninggalkannya, kontrak dari kuasa itu adalah menjaga nenek tua ini sampai nenek tua ini mati.
Terkadang kuasa tersebut kembali meminta korban persembahan berupa makanan dan wangi dupa, kuasa itu bisa berwujud capung merah yang tiba tiba ada, seketika di buatkanlah segala makanan persembahan dan dibakarnyalah dupa,
Ternyata kuasa itu pun setia dengan tuannya
Menjelang ajal nenek tua ini para penjaga yang setia itu pun sedih, kandang burung gagak itu menabrakkan ke jendela kaca, tetapi ketika di lihat tak ada burung yang jatuh,
Suatu saat, ada pemuda yang katanya peka dan hebat mengusir roh jahat mau mencoba coba dengan nenek tua ini dengan melakukan doa doa pengusiran arwah,Â
Kami sudah memperingatkan, janganlah coba di usir usir lagi karena mereka tidaklah mengganggu, dan lagi kuasa itu bukanlah dengan tingkatan yang rendah, itu bisa terjadi karena tumbal nyawa dari mamak tuanya, sedangkan burung gagak hitam itu bukan hanya pada tradisi Tionghoa kuno, bahkan tradisi Viking, agama agama pagan, burung gagak hitam adalah simbol kematian dan nasib buruk, di adat Tionghoa gagak hitam disamakan dengan angka 4 dalam bahasa Mandarin adalah [s] , yang terdengar sama dengan [swng] yang artinya kematian.
Singkat cerita pemuda yang coba mengusir usir tersebut di serang gagak hitam tak henti2nya setiap hari, sampai sampai pemuda ini minta minta tolong agar mendoakan keselamatannya, pemuda itu tak bisa menahan kuasa tersebut, ku berkata
"mampus lah kau ikut campur urusan keluarga kami"
Pada akhirnya nenek tua ini meninggal di usia yang ke 93 tahun, dengan tenang
Dan meninggalkan cerita sejarah yang luar biasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI