Akhirnya menikahlah mereka, tidak lama kemudian mengandunglah si istri kedua, melihat kandungan nya yang merupakan darah keturunan hasil kesepakatannya dengan penghulu dewa dewa purba, maka mengucaplah si istri pertama kepada istri kedua, katanya, "jika anak ini lahir dan aku mati, maka sampaikanlah ke anak ini nanti setelah dia dewasa, bahwa kamu adalah titisan darahku"
Tidak lama kemudian melahirkanlah si istri kedua, anaknya perempuan, dalam hitungan beberapa hari, meninggal lah si istri pertama, dengan begitu kontrak darah berhasil, si anak perempuan memiliki cangkang tubuh yang menjadi wadah darah si istri pertama yang disebut titisan, tapi di dalam cangkang itu ada wujud kuasa yang menaungi berupa burung gagak hitam
kenapa tiba tiba berwujud burung gagak hitam, berlaku pada tradisi Tiongkok. Burung gagak memiliki warna yang pekat dan suara yang tidak nyaman didengar membuat gagak menjadi simbol pertanda kematian atau nasib buruk.
Dari situ suami atau si ayah sangatlah bahagia dengan keturunan tunggalnya
Maka di usia anak ini 5 tahun diadakan upacara Kwee Pang (Guo Fang), Upacara Pengakuan Anak Angkat Dewa, di kelenteng,
Dengan harga sesajen yang tinggi dan mahal maka di kontrak nya lah tiga kuasa pelindung yang sangat kuat
Yang satu adalah laki laki yang menyerupai dewa perang, berbadan besar bersuara berat dan kasar dan berjanggut panjang, senjatanya adalah tombak pedang bercincin,Â
kuasa kedua adalah pria yang lebih kecil tapi gesit, senjatanya adalah pedang tempur,Â
kuasa ketiga adalah perempuan, suaranya galak dan nyaring senjatanya belati kecil, ketiga kuasa itu bermaksud untuk melindungi si anak dari santet teluh dan guna guna,