Ketika ketiga anaknya menikah, walaupun di undangan tertera adalah ayah kandung tapi yang naik ke pelaminan adalah ayah tiri kesekian, pembalasan pun berhasil, mantan suami (ayah kandung) keluar dari ruang pernikahan dan menangis di kamar hotel karena tidak ada satupun dari ketiga anaknya yang mengakui pada saat hari pernikahan
Dipikir semua drama masa lalu dan pembalasan selesai sampai mantan suami meninggal,
ternyata drama terus berlanjut, anak anak yang sudah pada berkeluarga dan baik baik pun menjadi sasaran tembak, lanjut cerita  karya karya drama si perempuan seribu wajah membuat penggalan penggalan kegilaan yang menyeruak masuk ke keluarga anak anaknya yang sebenarnya baik baik saja,
Drama kegilaannya membuat angin puting beliung baru dan berkelanjutan di tengah tengah keluarga anak
Kami tiga anak , seperti taring serigala hutan tidak bisa hanya diam
Kami serigala tunggal yang sedari kecil mencari jati diri tanpa bentukan orangtua yang berhikmat
Cawan kotor kami sudah penuh
Kami harus menuangkan cawan kotor kami kepada si pembuat cerita ,
Hai perempuan berwajah seribu, kami akan mengembalikan segala kegilaan ceritamu
Walaupun tidak kami kembalikan, setidaknya kami sudah membuat pagar besi agar tidak ada drama seribu wajah yang mengacaukan keluarga kami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H