Mohon tunggu...
Rizki Sudhana
Rizki Sudhana Mohon Tunggu... Desainer - Web Designer

desainer visual - ui - produk - interior - exterior

Selanjutnya

Tutup

Diary

Covid, Keyword yang Membosankan dalam Hidupku

12 Juli 2021   17:41 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:04 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ku harus berubah untuk tidak mencari tentang covid dan share tentang covid, dan hidup dengan lebih damai, dan jika suatu saat ku terkena covid, ku sudah merasa berdamai, karena memang sesungguhnya covid sudah akan menuju endemik, 

apa sih endemik, mengutip dari WHO "Endemik adalah kehadiran suatu penyakit atau infeksi secara terus menerus yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis", karena itu ku harus mempersiapkan diriku jika suatu saat tertular covid, lalu mengapakah ku harus "BERDAMAI DENGAN COVID", karena ku mempersiapkan untuk tidak "MENYALAHKAN" jika ada keluarga atau orang orang terdekatku ternyata menularkan covid kepadaku, dan ternyata salah satu orang terdekatku meninggal karena covid, ku sungguh tidak mau "MENYALAHKAN",ku sadar hidp mati seseorang di tangan yang Maha Kuasa.

Sungguh ku saat ini MENYALAHKAN SEMUA ORANG ORANG BODOH yang tidak menjaga prokes sehingga kematian menjemput orang orang yang dikasihinya, tapi saat ini juga ku akan berhenti tuk "MENYALAHKAN"

ku kan menceritakan kejadian nyata yang ada di sekitaranku

kejadian ini beberapa saat sebelum masa PPKM darurat, setalah liburan Idul Fitri 2021, adalah seorang dokter, yang baru saja meninggal karena tertular covid, dokter ini memiliki komorbid diabetes type 1 yang semenjak kecil sudah dia idap, dia tertular oleh anaknya sendiri, karena anaknya bosan di rumah dan suatu hari bertemu teman temannya utuk karaoke bareng, sehingga tertularlah di tempat karaoke tersebut, dan menularkan lagi kepada si dokter ini, walau si dokter sudah di vaksin, tetapi memiliki komorbid bawaan akhirnya tak terselamatkan.

sungguh ku "MENYALAHKAN" si anak tersebut yang "BOSAN" di rumah terus, padahal seharusnya si anak sudah tahu kalau orang tuanya punya komorbid, mengapakah ku marah, adalah hal "BOSAN" nya tidak menghormati orang tua yang punya komorbid, sungguh kata "BOSAN" dan menghormati orang tua, di masa pademi ini di pisahkan kain tipis yang tidak terasa namun bisa di lihat mata, ternyata sungguh kata "BOSAN" ini benar benar membawa musibah, tapi saat ini juga ku mengkoreksi diriku bahwa tidak boleh "MENYALAHKAN" ku harus terima apa adanya hal seperti ini karena covid sudah akan menuju endemik.

Hal tentang "BOSAN", "MENGHORMATI ORANG TUA", dengan konteks yang lebih Telanjang apa adanya

sungguh apa adanya cerita di sekitar keluargaku memang benar yang membawa virus covid ke dalam rumah adalah anak anak yang sedang pada umurnya aktif dengan mobilitasnya

sungguh ku menyadari manusia lahir dengan daging dan darah yang penuh hawa nafsu

sungguh manusia manusia muda dengan hawa nafsunya yang tidak munafik, sungguh sangat menikmati pesta pora clubbing, kemabukan minuman beralkohol, bercumbu dan bersentuhan nikmat dengan pasangan , apakah hal itu bisa di lakukan online, kalo anak muda yang tidak munafik jawabannya "GAK BERASA", suatu yang tidak bisa di hindari oleh yang namanya "HASRAT" untuk menepikan hal "MENGHORMATI ORANG TUA" yang akhirnya adalah perputaran pademi dengan korban meninggal orang lanjut usia yang semakin banyak, tapi ku pun harus bisa untuk tak "MENYALAHKAN" karena hawa nafsu kedagingan adalah mutlak apa adanya hidup pada manusia semenjak lahir sebagai suatu anugrah juga

sumber foto.tempo.co - 
sumber foto.tempo.co - 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun