Mohon tunggu...
Rizki Sudhana
Rizki Sudhana Mohon Tunggu... Desainer - Web Designer

desainer visual - ui - produk - interior - exterior

Selanjutnya

Tutup

Diary

Covid, Keyword yang Membosankan dalam Hidupku

12 Juli 2021   17:41 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:04 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bosan, adalah kata yang tepat dalam hidupku untuk saat ini

Ku menyadari Bosan adalah bentuk hal tidak bersyukur

Bosan juga adalah bagian dari manusia berdaging yang sewajarnya bernafsu akan sesuatu hal

sungguh ku bosan dengan kata covid

karena ku terlalu seringnya mencari dan share tentang covid, secara tidak langsunng menjadi SEO atas keyword covid tersebut

dalam 2 tahun keyword Covid ada Sekitar 1.170.000.000 hasil (0,83 detik) di pencaharian Google, yang jika covid ini brand suatu produk, maka produk ini adalah produk paling tajir dalam 2 tahun terakhir, sayangnya covid adalah suatu penamaan dari virus yang menjadi pandemi 

KU SANGAT BOSANN

karena seringnya melihat informasi seputar covid, ku menjadi sangat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan

Pantang bersosialisasi, WFH, selalu pakai masker lapis 2, semprat semprot disinfektan selalu, keluar rumah bisa di hitung dengan jari kalo sangat perlu, selama PPKM darurat ga pernah sekalipun keluar rumah, dan anti di datangi tamu sodara sekalipun orang tua sendiri, itulah keseharian hidupku

satu kata yang membuat ku seperti itu "TAKUT" padahal ku sudah di vaksin 2 kali

dan orang orang di sekitarku pun tidak sebegitunya menjalankan protokol kesehatan karena mereka menghilangkan kata "TAKUT" menjadi kata "BERDAMAI DENGAN COVID", sepertinya perlahan lahan ku harus berubah

ku harus berubah untuk tidak mencari tentang covid dan share tentang covid, dan hidup dengan lebih damai, dan jika suatu saat ku terkena covid, ku sudah merasa berdamai, karena memang sesungguhnya covid sudah akan menuju endemik, 

apa sih endemik, mengutip dari WHO "Endemik adalah kehadiran suatu penyakit atau infeksi secara terus menerus yang biasa terjadi dalam suatu wilayah geografis", karena itu ku harus mempersiapkan diriku jika suatu saat tertular covid, lalu mengapakah ku harus "BERDAMAI DENGAN COVID", karena ku mempersiapkan untuk tidak "MENYALAHKAN" jika ada keluarga atau orang orang terdekatku ternyata menularkan covid kepadaku, dan ternyata salah satu orang terdekatku meninggal karena covid, ku sungguh tidak mau "MENYALAHKAN",ku sadar hidp mati seseorang di tangan yang Maha Kuasa.

Sungguh ku saat ini MENYALAHKAN SEMUA ORANG ORANG BODOH yang tidak menjaga prokes sehingga kematian menjemput orang orang yang dikasihinya, tapi saat ini juga ku akan berhenti tuk "MENYALAHKAN"

ku kan menceritakan kejadian nyata yang ada di sekitaranku

kejadian ini beberapa saat sebelum masa PPKM darurat, setalah liburan Idul Fitri 2021, adalah seorang dokter, yang baru saja meninggal karena tertular covid, dokter ini memiliki komorbid diabetes type 1 yang semenjak kecil sudah dia idap, dia tertular oleh anaknya sendiri, karena anaknya bosan di rumah dan suatu hari bertemu teman temannya utuk karaoke bareng, sehingga tertularlah di tempat karaoke tersebut, dan menularkan lagi kepada si dokter ini, walau si dokter sudah di vaksin, tetapi memiliki komorbid bawaan akhirnya tak terselamatkan.

sungguh ku "MENYALAHKAN" si anak tersebut yang "BOSAN" di rumah terus, padahal seharusnya si anak sudah tahu kalau orang tuanya punya komorbid, mengapakah ku marah, adalah hal "BOSAN" nya tidak menghormati orang tua yang punya komorbid, sungguh kata "BOSAN" dan menghormati orang tua, di masa pademi ini di pisahkan kain tipis yang tidak terasa namun bisa di lihat mata, ternyata sungguh kata "BOSAN" ini benar benar membawa musibah, tapi saat ini juga ku mengkoreksi diriku bahwa tidak boleh "MENYALAHKAN" ku harus terima apa adanya hal seperti ini karena covid sudah akan menuju endemik.

Hal tentang "BOSAN", "MENGHORMATI ORANG TUA", dengan konteks yang lebih Telanjang apa adanya

sungguh apa adanya cerita di sekitar keluargaku memang benar yang membawa virus covid ke dalam rumah adalah anak anak yang sedang pada umurnya aktif dengan mobilitasnya

sungguh ku menyadari manusia lahir dengan daging dan darah yang penuh hawa nafsu

sungguh manusia manusia muda dengan hawa nafsunya yang tidak munafik, sungguh sangat menikmati pesta pora clubbing, kemabukan minuman beralkohol, bercumbu dan bersentuhan nikmat dengan pasangan , apakah hal itu bisa di lakukan online, kalo anak muda yang tidak munafik jawabannya "GAK BERASA", suatu yang tidak bisa di hindari oleh yang namanya "HASRAT" untuk menepikan hal "MENGHORMATI ORANG TUA" yang akhirnya adalah perputaran pademi dengan korban meninggal orang lanjut usia yang semakin banyak, tapi ku pun harus bisa untuk tak "MENYALAHKAN" karena hawa nafsu kedagingan adalah mutlak apa adanya hidup pada manusia semenjak lahir sebagai suatu anugrah juga

sumber foto.tempo.co - 
sumber foto.tempo.co - 

Pengawasan Tempat Hiburan dan Usaha saat PPKM Darurat

hal mengenai MENABUR dan MENUAI manusia "EGOIS" yang membuatku MARAHH

pada saat sebelum Idul Fitri 2021, pemerintah sudah memperingatkan untuk tak mudik karena akan menjadi biang kerok meningkatnya kasus covid harian, dan hal tersebut tidak di hiraukan oleh sebagian bangsa ini, yang membuatku MARAHH

sumber https://megapolitan.kompas.com/ - Ribuan Pemudik Terobos Pos Penyekatan
sumber https://megapolitan.kompas.com/ - Ribuan Pemudik Terobos Pos Penyekatan

adalah mereka yang nekat mudik yang "MENABUR", dan kita satu negara yang "MENUAI" dengan kenyataan melonjaknya kasus harian covid , berasal dari kata ke "EGOIS"an semata, kenapa?

manusai yang mudik pada saat itu "EGOIS" nya karena tak berpikir apakah dirinya membawa virus covid ke keluarganya, begitu juga pada saat dari kampung ke Jakarta pun mereka dengan ke "EGOIS"an nya ga berpikir kalau mereka bawa virus ke teman teman di jakarta, yo sapa peduli keluarga yang di kampung aman seandainya bawa virus pun kena ke diri sendiri, keluarga mah aman, sungguh manusia yang sifatnya "EGOIS" ku  MARAHH, tapi ku sadari, "EGOIS" pun sifat nafsu manusia yang adalah anugrah dari semenjak lahir

Ku MARAHH mendengar manusia "GILA DUIT" yang dilatarbelakangi "IRI HATI" di masa pademi

Adalah hal mencari nafkah sungguh di latar belakangi sifat iri hati sehingga manusia terus mencari dan mencari hingga mendapatkan sesuatu yang lebih bayak dari sifat iri tersebut, mengutip dari ucapan Raja Salomo "Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin."

ku sungguh MARAHH mendengar orang orang yang mengambil keuntungan di masa pademi, di seputaran kita beredarnya berita

 

sumber nasional.kompas.com - Ditahan KPK, Mensos Juliari Akan Jalani Isolasi Mandiri selama 14 Hari
sumber nasional.kompas.com - Ditahan KPK, Mensos Juliari Akan Jalani Isolasi Mandiri selama 14 Hari

Bansos untuk pademi covid pun di sikat karena sifatnya manusia memang "GILA DUIT" yang dilatarbelakangi "IRI HATI" saat ini ku tak bisa MARAHH lagi karena hal itu pun nafsu yang sudah mendarah daging di diri manusia

KU SUNGGUH PUSING DAN MARAH DENGAN SEMUA ITUUU

dan ku ragu jika PPKM darurat mampu membendung NAFSU HASRAT dari daging manusia

dan saat ini KU MENCOBA TAK MARAHH TERUS

dan ku berusaha untuk menerima covid yang berdampingan dengan manusia , dan ku berusaha tuk behenti mengetik covid pada pencaharian Google, tetap menjalankan protokol kesehatan yang sudah menjadi bagianku, dan tak menyalahkan apapun yang terjadi, sisanya biarlah Alam dan Tuhan yang mengaturnya

Salam + 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun