Semua hal tersebut juga bisa kita terapkan dalam diri kita.
Ketika kita mampu mencitai diri sendiri, menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri (dengan cara mengapresiasi, memberikan semua yang terbaik untuk diri sendiri) secara otomatis orang yang melihat diri kita sedang atau selalu terlihat bahagia akan merasakan hal tersebut.
Jujur saja, kitapun akan merasa malas dekat-dekat atau mendengar cerita teman kita yang selalu mengeluh bukan?
Jika bad mooditu bisa menular, begitu juga dengan good mood.
Saya ingin memberitahukan sebuah unpopular opinion(yang mungkin belum pernah kamu dengar): Kunci ketidak bahagiaan ada pada self-worth yang kamu gantungkan kepada orang lain.
Jika kamu merasa hampa karena sehari saja tidak mengirim pesan kepada dia, itu artinya kamu sedang menggantungkan kebahagiaan diri sendiri kepada orang lain, waspadalah, hal ini bisa membuat kita stress dan ini adalah salah satu penyebab seseorang mudah terbawa perasaan, dan susah untuk bahagia.
Ketahuilah bahwa kebahagiaan kita, tidak terletak dan bukan pula sebuah kewajiban yang diemban oleh orang lain.
Karena saat kamu berkelebihan cinta, berkelebihan kebahagiaan, kamu tidak akan membiarkan diri kamu untuk meminta, memaksa, menuntut apalagi menganggap hal tersebut sebagai sebuah kewajiban bagi orang lain
Ketika suatu hal tidak sesuai harapan, lalu kita merasa hal tersebut tidak adil, sadari bahwa permasalahan hidup yang kita hadapi adalah 10% masalah, 90%nya adalah respon kita terhadap masalah itu sendiri.
Respon kitalah yang menyebabkan sesuatu hal terasa berat, terasa tidak adil.
Kita memang tidak bisa mengendalikan segala hal yang terjadi diluar kendali kita, seperti sebuah kenyataan bahwa, tidak semua orang menyukai apa yang kita punya dan kita lakukan.