Kamu terlalu sibuk membayangkan sebuah moment sempurna yang akan kamu lakukan jika dekat dengan dia.
Dia yang belum pernah kamu kenal dengan baik di dunia nyata.
Dia yang kamu takut untuk ajak kencan, dia yang (sialnya) kamu mengenal dan menilai kepribadiannya (hanya) lewat social media.
Realitanya, dia mempunyai kehidupan socialnya sendiri, dia mempunyai banyak pilihan, setiap hari dia berinteraksi dengan lawan jenis yang menarik, bukan hanya berinteraksi dengan kamu yang hanya satu dari sekian followers akun social medianya.
Bandingkan dengan diri kamu yang hanya “exclusive” mengejar dirinya.
Kamu tidak mau mencoba menyukai yang lain karena kamu takut hal itu akan membuat dia kecewa jika dia tahu.
Kamu ingin menjadi pejuang cinta (yang bodoh) demi mendapatkan perhatian darinya.
Kamu rela menjadi sosok yang dia sukai, meskipun pada kenyataannya, hal itu sangat sulit untuk kamu lakukan.
Begitu kamu tahu dia memilih orang lain, semua angan dan harapan yang selama ini kamu bangun seketika runtuh, kamu kecewa karena merasa diberi hrapan palsu, padahal kamu dan dia sama sekali tidak ada hubungan apapun.
Hanya karena kalian chatting setiap malam (sampai dia tertidur karena bosan) untuk beberapa lama, kamu mulai “merasa” ada hubungan.
Realitanya, hal tersebut tidak serta merta membuat kamu dan dia memiliki sebuah hubungan.