Mohon tunggu...
Qoyyimah Primanisa
Qoyyimah Primanisa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rangkaian kata dari sebuah pemikiran dan jemari-jemari kecil.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memori Ingatan

26 Oktober 2016   22:11 Diperbarui: 26 Oktober 2016   22:45 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelas-gelas kaca itu pecah seribu,

membuat aku terluka dan tenggelam dalam lautan darahku sendiri.

Aku tak bisa berdiri,

telah terlanjur tenggelam begitu dalam.

Hingga tanganku bahkan tak dapat menggenggam, lagi.

Semuanya terasa begitu sakit.

Tak pernah kubayangkan,

akhirnya akan kau tinggalkan aku demi dia.

Aku tak bisa cukup mengerti,

mengapa kau lakukan semua hal ini.

Setiap kata-kata yang kau ucapkan dahulu, janji-janji yang begitu manis,

kini bagai debu yang pahit juga belati yang menohok relung hatiku terdalam.

Tak bisa kuhitung berapa banyak kau ucapkan kata cinta.

Setiap kuingat, kepalaku berputar,

seakan-akan kenangan itu menari-nari diatas kepalaku.

Menertawakanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun