kini bagai debu yang pahit juga belati yang menohok relung hatiku terdalam.
Tak bisa kuhitung berapa banyak kau ucapkan kata cinta.
Setiap kuingat, kepalaku berputar,
seakan-akan kenangan itu menari-nari diatas kepalaku.
Menertawakanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!