Dalam pragmatik juga dikenal implikatur dan praanggapan. Pada penerapan di kehidupan sehari-hari, setiap tuturan mengandung implikatur contohnya adalah keinginan akan sesuatu. Implikatur biasanya disampaikan melakui tindak tutur tidak langsung untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Untuk itu perlu adanya sesuatu sebagai media penutur untuk menyampaikan maksud tuturan berdasarkan tindak tutur tidak langsung.
Implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari melihat penutur menyampaikan tujuan tuturan. Implikatur dalam tindak tutur merupakan bagian dari inti tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tutur. Implikatur ditangkap oleh lawan tutur dan diperanggapkan oleh lawan tutur. Lawan tutur memperanggapkan tuturan dari penutur dilihat dari sisi teks, koteks, dan konteks dan yang paling pokok adalah konteks.
Penutur dan lawan tutur menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah konteks tuturan. Penutur memiliki implikatur yang ingin disampaikan pada lawan tutur. Lawan tutur memiliki konteks untuk memperanggapkan tujuan dari penutur.
Kemudian, partisipan juga bisa memiliki bagian di situasi tutur. Implikatur dan peranggapan dalam tuturan harus memperhatikan penutur, lawan tutur, dan konteks tuturan (linguistik fungsional triadik). Untuk memahami tuturan harus memperhatikan teks, koteks, dan konteks. Apabila sebuah teks menjadi bagian dari tuturan, maka lawan tutur memperanggapkan implikatur untuk dipahami maksudnya.
Dalam implementasinya pada kehidupan sehari-hari, semakin tidak langsung tuturan dari lawan tutur, maka semakin kuat daya perlukosi tuturan mengandung implikatur. Jika dilihat dari sisi lawan tutur, apabila semakin memperhatikan konteks tuturan, maka semakin dekat dengan maksud tuturan yang ingin disampaikan penutur.
Contoh nyata implementasi pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari contoh kalimat,
(1) "Buanglah sampah pada tempatnya";
(2) "Tempat sampah organik"; dan
(3) "BPJS Kesehatan"
yang terdapat pada tempat pembuangan sampah.
Pada kalimat (1) merupakan sebuah kalimat perintah yang berwujud teks. Kalimat tersebut mengandung maksud perintah membuang sampah pada tempatnya, di mana kalimat (2) berada, hal ini merupakan wujud dari konteks tuturan. Kemudian pada kalimat (3) mengandung makna jika tidak membuang sampah pada tempatnya, maka akan muncul berbagai penyakit yang menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan.