Mohon tunggu...
RISSKI ICHA LINDA
RISSKI ICHA LINDA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Communication Student at Muhammadiyah Yogyakarta University

Undergraduate Communication Student at Muhammadiyah Yogyakarta University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Budaya Populer Kpop Memiliki Pengaruh Besar Terhadap Budaya di Indonesia?

5 Januari 2022   12:35 Diperbarui: 5 Januari 2022   13:19 6589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya populer Kpop merupakan budaya musik asal Korea Selatan yang saat ini menarik perhatian kalangan anak muda di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Genre musik Kpop ini memiliki ciri khas tersendiri di kalangan penggemarnya. Adanya korean wave membuat para penggemar Kpop mempelajari kebudayaan Korea dan Bahasa Korea. Budaya Kpop ini juga membuat para penggemarnya menonton serial drama korea , film dan variety show dari Korea Selatan. Hal tersebut ternyata berdampak pada budaya di Indonesia, kalangan muda-mudi di Indonesia mulai melupakan budaya Indonesia dan lebih mengenal budaya dari Korea Selatan.

Budaya populer dapat diartikan juga sebagai budaya massa. Budaya massa merupakan budaya yang lahir dan tumbuh di masyarakat. Budaya ini timbul karena adanya hasrat untuk keluar dari kejenuhan dari aktivitas yang dilakukan seperti biasanya dari masyarakat umum tersebut. Kebudayaan memiliki arti sebagai hasil dari karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar dalam kehidupan berkelompok. Perubahan kebudayaan dapat terjadi karena faktor dari dalam masyarakat, mereka berpikir dan bertindak bahwa kebudayaan yang ada sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosiologis mereka.

Korean wave dalam Bahasa Indonesia berati istilah yang menunjukkan kuatnya penyebaran budaya Kpop secara global di berbagai negara termasuk Indonesia sejak abad-21, terutama di kalangan remaja. Hal ini juga dikenal sebagai Hallyu dalam Bahasa Korea. Berbagai penelitian membuktikan bahwa budaya korea menjadi salah satu objek imitasi di kalangan remaja Indonesia. Imitasi dilihat dari penyajian kebudayaan, proses internalisasi budaya pada remaja yang akhirnya menjadikan budaya korea menjadi salah satu bagian dari dirinya.

Kehadiran girl band dan boy band dengan agensi yang semakin membaik di era modern ini juga mempengaruhi bergesernya kebudayaan di Indonesia. Mereka datang dengan genre musik hip-hop dan pop ditambah dengan koreografi dan visual yang menarik perhatian bagi para penggemarnya. Hal tersebut mampu memikat perhatian banyak penggemarnya sehingga kelompok mereka pun terus bertambah dan meluas bahkan sampai antar negara. Dengan adanya perluasan kelompok homogen yang sama-sama menyukai budaya populer Kpop, hal tersebut dapat berpengaruh pada hilangnya kesadaran untuk menjunjung tinggi dan mengenalkan budaya di negara sendiri, seperti Indonesia.

Lagu- lagu Kpop memiliki konsep musik yang mudah di mengerti. Tidak heran jika penggemar Kpop di Indonesia sekarang berkembang lebih pesat dan lebih banyak dari penggemar musik barat yang lebih dahulu telah masuk ke Indonesia. Kebudayaan yang ditransmisikan melalui gelombang Hallyu memiliki dampak di Indonesia contohnya ketika tahun 2011 mulai bermunculan boy band dan juga girl band asal Indonesia, seperti SM*SH dan juga Cherrybelle. Perkembangan KPop di Indonesia pada saat itu juga sangat terasa dan mulai banyak yang mengenal negara Korea. Tetapi, jika dibandingkan dengan tahun 2011, akhir tahun 2019 sampai 2021 penggemar Kpop mulai melonjak secara drastis.

Contohnya, ketika penggemar Kpop mengetahui boy band level dunia seperti BTS, di era 2021 ini penggemar Kpop bukan hanya dari kalangan remaja saja tetapi juga orang tua bahkan kakek dan nenek pun menyukai Kpop sejak dikenalnya grup boyband BTS ini. Tak sedikit dari mereka yang menjadi konsumtif dengan membeli merch yang disediakan oleh agensi BTS. Dari sifat tersebut lama kelamaan membawa mereka untuk mengenali segala budaya dan kehidupan yang ada di Korea Selatan. Hal tersebut juga dapat melupakan identitas mereka sebagai warga negara Indonesia, mereka akan senang jika disebut dan dimirip-miripkan dengan warga negara Korea dibanding mengakui jika mereka berasal dari Indonesia.

Melihat dari perkembangan kasus Kpop di kalangan remaja di zaman ini, mereka terlalu kecanduan dengan budaya populer ini, seperti contoh nyata nya adalah anak-anak yang masih duduk di sekolah dasar sudah tergila-gila dengan budaya Kpop. Tetapi, ketika ditanya apa baju adat dari suku Betawi atau apa baju adat dari suku Sunda mereka tidak bisa menjawab bahkan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui jawabannya. Contoh lainnya misalnya seperti, seorang siswi yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas ketika ditanya sebuah pertanyaan oleh guru nya tentang baju adat daerah, makanan adat daerah, bahkan kesenian dari daerah tersebut ia tidak mengetahui nya dan hanya 5% saja yang ia ketahui. Tetapi, ketika ditanya tentang dunia Korea ia mengerti dan paham dengan kebudayaan dan tradisi dari negara tersebut.

Menurut hasil dari studi kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua konsep yang sering digunakan dalam kajian budaya, yaitu ideologi dan hegemoni (Barker, 2004: 13). Terdapat ciri-ciri suatu budaya dapat dikatakan sebagai budaya populer. Budaya populer menurut Storey (2008:49) memiliki ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :

1. Trend, sebuah budaya yang menjadi trend dan disukai banyak orang akan berpotensi lebih besar untuk diangkat menjadi suatu budaya populer.

 2. Keseragaman bentuk, ciptaan manusia yang menjadi trend akhirnya diikuti oleh banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-karya lain yang berciri sama.

3. Adaptabilitas, sebuah budaya populer dapat dengan mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun