Mohon tunggu...
Iccha Lizza
Iccha Lizza Mohon Tunggu... Lainnya - Communication Enthusiast

Blessed Government Public Relations, Dewan Pengurus Pusat Iprahumas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Transaksi Apik dengan Uang Elektronik di Pasar Badung

6 Juli 2020   16:37 Diperbarui: 6 Juli 2020   17:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bayar pakai Ovo aja”, spanduk bertuliskan imbauan menggunakan uang elektronik itulah yang pertama akan kita lihat ketika memasuki area pasar Badung, Bali

Hal ini sejalan dengan anjuran pemerintah agar masyarakat  mulai beralih menggunakan uang elektronik (nontunai) dalam melakukan transaksi jual-beli. Penggunaan uang elektronik menjadi bagian dalam program revitalisasi pasar yang digalakkan oleh pemerintah dan diharapkan mampu memberikan manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat.

Pasar yang diresmikan Presiden Jokowi pada 22 Maret 2019 lalu merupakan pasar yang mendapat sebutan Smart Heritage Market. 

Pada awal renovasi, pasar Badung sudah dirancang untuk menjadi pasar digital (digital market). Selanjutnya, pemerintah setempat memberikan sosialisasi kepada para pedagang tentang transaksi nontunai, cara pembayaran, serta keuntungan-keuntungannya. Setiap kios pedagang di pasar Badung ditempeli kode QR untuk memudahkan transaksi nontunai dengan menggunakan uang elektronik.

Sebagai pasar yang mendapat julukan Smart Heritage Market, pasar Badung juga dilengkapi dengan jaringan internet (wifi). Wifi tersedia di 18 titik dan gratis diperuntukkan bagi para pedagang dan pengunjung. Akses wifi diharapkan dapat membantu para pedagang untuk melakukan promosi serta menunjang kemudahan transaksi nontunai.

Pasar Badung merupakan pasar tradisional terbesar di Bali. Barang-barang yang dijual di Pasar Badung beraneka ragam antara lain sayur-sayuran, barang-barang kebutuhan pokok hingga produk-produk kerajinan khas Bali.

Sejak terbakar pada 29 Februari 2016 lalu, pasar yang memiliki luas 24.581 meter persegi (m2) ini dibangun kembali melalui dua tahapan hingga akhirnya siap dan dapat kembali dioperasikan. Renovasi pasar pasca terjadinya kebakaran merupakan kerja sama Kementerian Perdagangan dan Pemerintah Kota Denpasar.

Pasar Badung memiliki enam lantai terdiri dari dua ruang bawah tanah (basement) untuk lahan parkir yang dapat menampung kurang lebih 140 mobil minibus/boks serta empat lantai untuk los dan kios. Lantai dasar menampung 48 unit los, lantai satu menampung 483 unit los, lantai dua mampu menampung 254 unit los dan 145 unit kios, sedangkan di lantai tiga dapat menampung 254 unit los dan 145 unit kios. Jumlah seluruh los 1.450 unit dan kios 290 unit.

pasar-badung-2-5f02fcce097f366cad24d353.jpeg
pasar-badung-2-5f02fcce097f366cad24d353.jpeg
Fasilitas Istimewa

Selain dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toilet dan tempat cuci tangan, pasar Badung merupakan pasar yang dilengkapi dengan fasilitas ramah anak. Seakan memahami kondisi para ibu yang kadang harus turut membawa serta anak-anaknya ke pasar, pasar Badung menyediakan ruang bermain untuk anak. Selain itu, juga terdapat sekolah bagi anak-anak para pedagang pasar dan ruang laktasi bagi para ibu menyusui.

Selain ramah anak, fasilitas pasar Badung juga ramah disabilitas dan lansia. Pasar Badung dilengkapi dengan eskalator di setiap lantainya dan lift yang bertujuan memudahkan mobilitas pengunjung dan pedagang dalam melakukan kegiatan perdagangan.

Fasilitas lain yang disediakan oleh pasar Badung adalah timbangan digital (timbangan pos ukur ulang). Penyediaan timbangan digital ini bertujuan untuk menjaga transparansi timbangan yang digunakan oleh para pedagang. Timbangan digital pos ukur ulang ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan bagi kota Denpasar sebagai Kota Tertib Ukur 2017.

Bagi pengunjung pasar Badung yang ingin berbelanja, jangan lupa membawa tas belanja sendiri karena para pedagang pasar Badung tidak menyediakan kantong plastik belanja. Hal tersebut merupakan wujud komitmen bersama peduli lingkungan sesuai dengan peraturan Gubernur Bali (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Bukan Bali jika tidak penuh dengan seni. Sebagai sentuhan akhir, dinding-dinding tangga dan lift pasar Badung dihiasi dengan goresan-goresan mural yang semakin mempercantik pasar. Selain itu, goresan mural tersebut juga dapat kita temui di akses pintu masuk dan keluar pasar Badung. Mural-mural yang mengusung pesan-pesan kearifan lokal salah satunya untuk berbelanja di pasar tradisional tersebut adalah goresan tangan 30 kreator muda dari Sekolah Tinggi Desain (STD) Bali.

Melihat ke sekeliling pasar Badung kita akan disuguhi oleh pemandangan yang tidak kalah rupawannya. Salah satunya adalah adanya sungai Tukad Badung yang menghubungkan pasar Badung dan pasar Kumbasari. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke pasar Badung kini tidak hanya bisa berbelanja, tapi juga bisa sekaligus berwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun