Fasilitas lain yang disediakan oleh pasar Badung adalah timbangan digital (timbangan pos ukur ulang). Penyediaan timbangan digital ini bertujuan untuk menjaga transparansi timbangan yang digunakan oleh para pedagang. Timbangan digital pos ukur ulang ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan bagi kota Denpasar sebagai Kota Tertib Ukur 2017.
Bagi pengunjung pasar Badung yang ingin berbelanja, jangan lupa membawa tas belanja sendiri karena para pedagang pasar Badung tidak menyediakan kantong plastik belanja. Hal tersebut merupakan wujud komitmen bersama peduli lingkungan sesuai dengan peraturan Gubernur Bali (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.
Bukan Bali jika tidak penuh dengan seni. Sebagai sentuhan akhir, dinding-dinding tangga dan lift pasar Badung dihiasi dengan goresan-goresan mural yang semakin mempercantik pasar. Selain itu, goresan mural tersebut juga dapat kita temui di akses pintu masuk dan keluar pasar Badung. Mural-mural yang mengusung pesan-pesan kearifan lokal salah satunya untuk berbelanja di pasar tradisional tersebut adalah goresan tangan 30 kreator muda dari Sekolah Tinggi Desain (STD) Bali.
Melihat ke sekeliling pasar Badung kita akan disuguhi oleh pemandangan yang tidak kalah rupawannya. Salah satunya adalah adanya sungai Tukad Badung yang menghubungkan pasar Badung dan pasar Kumbasari. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke pasar Badung kini tidak hanya bisa berbelanja, tapi juga bisa sekaligus berwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H