Sejak hari Seni tanggal 16 Maret 2020 sekolah ku SMAN 25 Jakarta tampak sunyi dari aktifitas civitas akademika. Dari pagi memamg tidak ada aktifitas peserta didik, mereka belajar di rumah karena ada peristiwa mewabahnya COVID 19 di Jakarta.
Sekolah tampak tenang yang biasa ramai dengan aktifitas peserta didik baik ketika pagi hari hingga mereka mau kembali ke rumah masing-masing. Suasana riang mereka adalah cerminan sekolah ini tak pernah berhenti dalam aktifitas.
Suasana sunyi dan sepi juga tampak di jalan raya AM Sangaji yang biasanya kendaraan ramai dan sedikit macet. Kemarin dalam kondisi yang tak terlalu ramai dengan aktifitas kendaraan.
Berbeda memang kondisinya karena memang ada himbauan untuk siswa belajar dirumah sedangkan untuk para karyawan, guru, pegawai dll mereka bekerja dari rumah. Tak seperti biasanya dan tak lazim dilakukan kalau tidak adanya wabah virus COVID 19.
Virus Corona pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, China pada bulan Desember 2019 lalu. Bahkan hingga kini otoritas kesehatan di belahan dunia berupaya menahan dan membendung penyebaran wabah virus ini.
Banyak orang yang mati dan dirawat akibat persebaran wabah virus CORONA INI. Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus.
Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019--2020. Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan. (WIKIPEDIA)
Pada 11 Februari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia mengumumkan bahwa "COVID-19" akan menjadi nama resmi dari penyakit ini. Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kata "co" adalah singkatan dari "corona" (korona), "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease" (penyakit), sementara "19" adalah untuk tahun itu (2019) karena wabah tersebut pertama kali diidentifikasi pada tanggal 31 Desember 2019.
Tedros mengatakan bahwa nama tersebut dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan atau kelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan yang bertujuan mencegah stigmatisasi.(WIKIPEDIA).
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap.
Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi tidak mengembangkan gejala apa pun dan merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis yang mendasarinya seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau diabetes, lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit serius. Orang dengan demam, batuk dan kesulitan bernapas harus mencari perhatian medis.
Sejak Jakarta terjangkit pendemi COVID 19 pemerintah pusat bersama pemerintah daerah menghimbau warganya untu tidak bersentuhan secara langsung terhadap yang terdampak virus tersebut. Kemudian pemerintah menghimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah. Serta pemerintah meliburkan sekolah-sekolah yang ada di Jakarta hingga seluruh Indonesia yang terdampak penyakit COVID 19
Kehadiran wabah pendemi COVID 19 membuka paradigma baru atau diskursus baru yang selama ini masyarakat ini belum pernah mengalami musibah yang sebesar ini pada masa milineal. Ruang pergerakan baru masyarakat bergesar dari pola kantor menjadi pola rumahan.
Belajar yang selama formal diruang kelas berpindah di bersifat informal. Perubahan pembelajaran yang tadinya hadirnya seorang guru di kelas, berubah kehadiran guru berpola di luar kelas dan jarak jauh.
Perubahan ini memberikan sistm pergerakan baru untuk menghindari penyebaran virus COVID 19 secara masif ditengah runag kehidupan masyrakat. Masyarakat diberikan edukasi untuk menjaga pergerakan mereka sendiri dan saling menjaga tidak tertular COVID 19.
Masyarakat selama 14 hari atau dua pekan diminta untuk tidak keluar rumah dan berpergian kecuali untuk hal yang penting saja. Masyarakat diiosolasi kegiatan dan aktifitasnya mulai dari belajar, bekerja, arisan dan urusan ibadah pun diminta untuk mengurangi penyebaran COVID 19.
Kemudian perubahan yang sangat signifikan adalah tersebarnya berita COVID 19 begitu luar biasa dan tak terbendung lagi melalui jagad media sosial. Setiap menit bahkan setiap detik masyarakat menuliskan tentang wabah COVID 19 baik itu berbentuk narasi tulisan maupun narasi ucapan melelui video atau vlog.
Selama 24 Jam tak berhenti jagad media sosial dan media yang lainnya memberikan mewabahnya COVID 19. Ada berita hoax, bully, perundungan serta ada juga narasi himbauan dan pembelajaran untuk menghindari COVID 19.
Pembelajaran COVID 19
Mewabahnya covid 19 menjadi catatan untuk penulis berkaitan dengan pola tingkah laku masyarakatnya. Masyarakat menurut hemat penulis untuk belajar lagi menghadapi situasi dan kondisi yang ada sehingga tidak keliru dalam memahami persoalan.
Pertama, Dalam keadaan yang genting seperti saat ini ketika pandemi Covid-19 telah menjadi wabah yang mengglobal dan telah menginfeksi ratusan ribu ummat manusia dan menyebabkan puluhan ribu manusia meninggal dunia, maka para ulama dan ahli agama supaya berhati hati dalam berfatwa dan hanya menggunakan dalil dalil yang otoritatif dalam membimbing ummat.
Di antaranya, hendaknya hanya menggunakan hadis hadis yang shahih dan meninggalkan hadis dha'if dalam berhujjah. Ada beberpa hadist shahih menurut Dr Agung Danarta, sekretaris PP Muhammadiyah ada beberpa hadist menurut beliau menjadi rujukan
Diantara hadis hadis dha'if yang sering digunakan adalah:
1. Hadis Dha'if 1.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya apabila Allah ta'ala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-orang yang meramaikan masjid.
Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232).
Hadis ini dinyatakan sebagai hadis dhaif oleh Nashir al-Din al-Albani dalam kitab Silsilat al-ahadits al-Dho'ifat wa al-Maudhu'at, juz IV, hal. 222, hadis no. 1851.
2. Hadis Dha'if 2.
Dari Anas bin Malik Rasulullah bersabda: Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka.
Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233); al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1 hlm 292 [220]); Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir juz 2 hlm 341).
Hadis ini adalah hadis dha'if. (lihat Nashiruddin al-Albani, Shahih wa Dha'if al-Jami' al-Shoghir, juz IV, hal. 380, hadis no. 1358).
3. Hadis Dha'if 3.
Sahabat Anas bin Malik berkata: "Aku mendengar Rasulullah bersabda: Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab kepada penduduk bumi, maka apabila Aku melihat orang-orang yang meramaikan rumah-rumah-Ku, yang saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, maka Aku jauhkan azab itu dari mereka.
Riwayat al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman [2946].
Hadis ini dho'if Jiddan. (Lihat Nashiruddin al-Albani, Kitab Shahih wa Dha'if al-Jami' al-Shaghir, juz 9, hal. 121, hadis no. 3674).
4. Hadis Dha'if 4
Sahabat Anas bin Malik berkata, Rasulullah bersabda: Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid.
Riwayat al-Baihaqi, Syu'ab al-Iman [2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-Baihaqi berkata: "Beberapa jalur dari Anas bin Malik dalam arti yang sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan (untuk diamalkan)".
Hadis ini Dha'if. (Lihat Nashiruddin al-Albani, al-Silsilah al-Dha'ifah, juz IV, hal. 350, hadis no. 1851).
Adapun hadis-hadis shahih yang bisa dijadikan sebagai hujjah dalam membimbing ummat untuk menghadapi wabah penyakit antara lain sebagai berikut:
1. Hadis Shahih 1.
Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
2. Hadis Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
3. Hadis Shahih 3.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat." (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn 'Abbas)
4. Hadis Shahih 4
Hadis Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim tentang Anjuran Sholat di rumah ketika hujan pada siang hari Jum'at.
dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun hujan (pada siang hari Jum'at), jika engkau telah mengucapkan "Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, " maka janganlah kamu mengucapkan "Hayya alash shalaah, " namun ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian)."
Abdullah bin Abbas berkata; "Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal ini, lalu ia berkata; "Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua? Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah saw). Shalat jum'at memang wajib, namun aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan comberan." (HR. Bukhori Muslim dari Abdullah ibn Abbas).
5. Hadis Shahih 5.
Hadis panjang riwayat Bukhari Muslim yang artinya sbb.
Pada suatu ketika 'Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang menyambutnya. Antara lain terdapat Abu "Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada 'Umar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Umar kemudian bermusyawarah dengan para tokoh Muhajirin, Anshor dan pemimpin Quraish.
Lalu 'Umar menyerukan kepada rombongannya; 'Besok pagi-pagi aku akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian! ' Abu 'Ubaidah bin Jarrah bertanya; 'Apakah kita hendak lari dari takdir Allah? ' Jawab 'Umar; 'Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu 'Ubaidah? Agaknya 'Umar tidak mau berdebat dengannya.
Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur, engkau menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah? '
Tiba-tiba datang 'Abdurrahman bin 'Auf yang sejak tadi belum hadir karena suatu urusan. Lalu dia berkata; 'Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.' Ibnu 'Abbas berkata; 'Umar bin Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia pergi.' (HR Bukhari dan Muslim).
Kedua kita kembali kepada Allah SWT ketika menurunkan mahluk Nya yg tak dapat dilihat mata karena terlalu kecil nya yg bernama corona awal november di negeri tak mengenalNya Wuhan. Kini si mahluk kecil itu memporak porandakan segala sendi kehidupan 2/3 dunia. Ekonomi global mengalami anomali yg sulit dinalar. Ketakutan dimana mana. Kematian cukup banyak hanya dalam waktu singkat.
Kembali untuk menghadap Allah SWT berdoa dan berikhtiar agar keluar dari Ujian dan Cobaan. Maka akan timbul pengakuan akan dosa dan pengakuan kesalahan yang sudah dilakukannya. Kembali untuk menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Proses penyadaran yang sangat penting dalam menangkap refleksi kemanusian dan keimanan.
Ketiga, Belajar dari rumah hal ini menangkap pesan adanya kebersamaan yang harus dirawat dan dirajut kembali sesama anggota keluarga di rumah. Yang selama ini putus komunikasi atau jarang ketemu sesama anggota keluarga saat kemarin.
Adalah satu bentuk edukasi tersebut adalah dengan membiasakan perilaku hidup sehat dan tidak pergi keluar tetap di dalam rumah sebagai salah satu bentuk pencegahan anak dapat terpapar virus.
Dengan 'belajar dari rumah', orangtua juga akan memiliki waktu yang lebih dengan anak dan tentu dapat membangun kedekatan lebih khususnya melalui membantu guru dalam memantau kegiatan pembelajaran anak mereka.
Beberapa sistem yang diberlakukan oleh guru adalah mulai dari pemberian tugas kepada siswa untuk mengerjakan tugas di buku Lembar Kerja Peserta Didik yang biasanya diberikan sekolah untuk siswa kemudian siswa mengerjakan dengan bantuan orangtua, lalu orangtua akan mengirimkan foto-foto atau video ketika anak belajar kepada guru sebagai bukti dan agar dapat dievaluasi oleh guru.
Atau juga dengan menggunakan metoda daring menggunakan akses internet dan kemajuan teknologi. Hal ini terjadi eratnya komunikasi sesama anggota keluarga kembali.
Keempat, Menggiat kembali berolahraga dan berjemur dipagi hari karena mendapat imunitas tumbuh yang baik. Masyarakat dianjurkan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan berjemur dan berolah pagi.
Mencegah itu lebih baik ketimbang ketika kita terdampak virus. Mengubah pola hidup sehat itu menjadi catatan penting dalam proses hidup kita.
CIRACAS DI WAKTU MALAM, 19 mARET 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H