Mohon tunggu...
J Ernawanti
J Ernawanti Mohon Tunggu... -

Guru bagi Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mewujudkan Generasi Cinta Baca

9 Agustus 2018   18:00 Diperbarui: 10 Agustus 2018   19:25 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah sebabnya yang mengelola perpustakaan seharusnya menamatkan kuliah dari jurusan ilmu perpustakaan atau sains informasi, atau setidak-tidaknya guru yang melek dengan literasi apabila sarjana perpustakaan belum ada. Pustakawan tidak hanya menjaga perpustakaan, namun juga berfungsi sebagai pemberi informasi terbaik dari buku yang dibaca. Minat baca siswa akan meningkat apabila pustakawan dapat membuat mereka penasaran untuk membaca buku tersebut.

Perpustakaan bukanlah tempat satu -- satunya untuk membaca, sekolah dapat memikirkan sudut -- sudut baca. Komitmen untuk menggunakan sudut baca harus dimulai dari guru. Apabila guru memakai waktu istirahatnya untuk membaca di sudut baca, pasti ada banyak siswa yang akan mengikutinya. Ide yang bagus juga untuk menumbuhkan minat baca apabila ada waktu-waktu tertentu dalam satu hari digunakan untuk kegiatan literasi. 

Kebanyakan sekolah di Indonesia sudah menerapkan full day school sehingga mereka hanya belajar di hari Senin  sampai dengan Jumat, itu artinya hari Sabtu dapat digunakan untuk kegiatan literasi atau bisa juga di hari sekolah dengan memastikan bahwa materi di kelas tidak terhambat. Festival Literasi adalah hal yang sangat menarik untuk dilakukan di sekolah. Kegiatan ini bisa diisi dengan lomba menulis, pementasan, dan dapat juga mengundang penulis buku untuk menginsipirasi siswa.

Memang tidak ada metode yang terbaik untuk meningkatkan minat baca, akan tetapi tiga hal di atas diharapkan dapat menolong untuk menciptakan minat baca siswa. Ada hal yang tidak dapat dilupakan oleh sekolah, bahwa literasi juga harus tetap dilakukan di setiap pelajaran. 

(sumber: wonderopolis.org)
(sumber: wonderopolis.org)
Siswa harus terbiasa membaca teks, memahami, dan menganalisanya. Bukankah Kurikulum Nasional mewajibkan sekolah untuk memperlengkapi peserta didik dengan keterampilan berpikir tinggi atau yang dikenal dengan HOTS (High Order Thinking Skill)? Jika siswa tidak dibiasakan membaca, maka akan sulit memperlengkapi keterampilan tersebut. 

Pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris adalah pelajaran yang paling banyak menggunakan. Karena itu, mereka guru -- guru yang mengajar pelajaran ini harus menstimulasi siswa untuk tertarik membaca teks yang atau novel yang tebal sekalipun. Tidak ada strategi terbaik untuk membuat siswa tertarik untuk membaca, akan tetapi Nation di dalam bukunya Teaching ESL/EFL Reading Writing, memperkenalkan tiga tahap dalam membaca yaitu Pre, Whilst, dan Post Reading. 

Dalam tahap Pre atau sebelum membaca, siswa dapat mempredikis teks atau buku dari judulnya, atau bisa mengenal penulis buku, dan latar belakang penulisan teks terlebih dahulu. Di tahap Whilst atau selama membaca siswa diberi waktu beberapa lama dan diberi pertanyaan untuk memahami teks atau buku lebih dalam. 

Di tahap Post atau selesai membaca, siswa diberi kesempatan menarik kesimpulan dan pesan moral dari teks atau buku tersebut. Guru harus banyak berinovasi untuk dapat meningkatkan minat baca siswa, itu artinya guru pun harus banyak membaca.

Sekolah tidak boleh lupa bahwa zaman terus berkembang, itu artinya tantangan pun akan semakin besar. Sekolah butuh meningkatkan dan memperlengkapi diri untuk tidak tertinggal jauh. 

Siswa sangat menyukai teknologi informasi terbaru, itu artinya sekolah harus menguasai itu demi minat baca anak-anak. Ada banyak teknologi yang digunakan untuk menolong siswa membaca melalui aplikasi tertentu atau dengan menggunakan buku digital. Yang paling penting adalah membuat kesepakatan dengan siswa untuk mematuhi aturan aturan yang berlaku untuk kepentingan mereka.

Kalau sekolah memiliki komitmen seperti ini, maka tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, generasi muda akan cinta membaca. Mereka akan menggemari buku baik buku cetak maupun digital. Generasi yang cinta baca ini menjadi cerdas, tanggap, dan bijaksana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun