a. Tenda sangat panas. Standing AC ada tetapi tidak berfungsi, karena posisinya di ujung, padahal relawan duduk di bagian tengah depan agar bisa melihat panggung yang menampilkan rekaman kegiatan di gedung sebelah, tempat Pak Jokowi dan Penganten menerima tamu VVIP.
b. Makanan tersedia, tetapi sistem sangat buruk. Antrean mengular sampai puluhan orang hanya untuk ambil piring kosong. Setelah mengantre 20 menit, akhirnya tiba giliran sampai ke pengambilan lauk, ternyata sudah habis bis bis. Relawan mesti antre menunggu belasan menit sampai orang katering Chilli Pari mengisi lauk lagi.
c. Dari curhat di WAG, ternyata banyak sekali relawan kehabisan makanan, akhirnya beli bebek goreng atau fried chicken di Jl Slamet Riyadi Solo. Â
d. Selain antrean makanan, photo box sebagai souvenir pesta juga mengantre puanjaaang sekali. Ada tiga box disediakan dan antrean  100-an orang.  So, saya pribadi tidak sanggup dan tidak dapat souvenir foto Kaesang dan Erina.Â
8. Tempat bis relawan di Alun-Alun yang berjarak 3 km dari Puri Mangkunegaran.Â
Demi prioritaskan bis tamu VVIP yang parkir di halaman Mangkunegaran, maka bis relawan diparkir jauuuuh, sekitar 3 km  ke Alun-Alun,Â
Untuk ke bis, Relawan bisa naik becak berbayar Rp 25 ribu. Namun yang tidak berduit, Â terpaksa berjalan kaki di tengah hari bolong panas menyengat.Â
9. Â Ternyata tidak bisa menyalami Kaesang dan Jokowi
Jika poin 1 - 8 masih bisa saya maklumi, yang terakhir ini memperjelas bahwa Relawan adalah Pelengkap Penderita Hajatan Kaesang.Â
Saya mengerti demi keamanan dan kenyamanan, Â tamu VVIP tidak bisa dicampur dengan relawan, yang mayoritas rakyat jelata. Â
Nah kalau kebijakan begitu, mestinya Penganten dan Orangtua penganten yang mendatangi Tenda Relawan. Harapan dan etisnya begitu toh. Apalagu Pak Jokowi melalui Erick Tohir sempat menjanjikan semua  tamu Pesta Kaesang tidak dibeda-bedakan.  Hahahah, nyatanya tidak begitu bosku. Â
Ngenes banget nasib ribuan relawan sehingga pantas menjadi pelengkap penderita di Hajatan Keluarga Presiden Jokowi.Â