Berikut adalah penyakit-penyakit tersebut: Diabetes Mellitus Penyakit autoimun seperti lupus/SLE Penyakit ginjal Penyakit jantung koroner Hipertensi Tuberkulosis Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) Penyakit kronis lain Tumor/kanker/keganasan Penyakit terkait geriartri "Ketika orang dengan komorbid tersebut terkena Covid-19, maka ada risiko cukup tinggi untuk mengalami gejala parah
Jika para lansia dan atau pasien dengan komorbit ini mendapat vaksin, tentu yang terukur dan sesuai analisis dokter,vaksin corona justru bisa menurunkan penularan penyakit berisiko. Sekali lagi pemberian vaksin itu harus dengan pengawasan dokter.
- Takut dengan Kandungan Vaksin
Ini biasanya dialami kaum malas membaca tuntas. Biasanya mereka cuma baca judul postingan itu juga yang tidak jelas sumbernya. Bisa jadi mereka doyan menelan info bulat-bulat dari penceramah agama, yang faktanya tidak menguasai ilmu kesehatan dan kedokteran.
Vaksin memang berasal dari virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan, dengan proses tahapan yang teruji dan dikontrol penuh sampai akhirnya dinyatakan aman untuk tubuh manusia. Jadi kalau ada yang berpikir, kalau divaksin sama saja dengan memasukkan virus Corona hidup, ya lebih baik baca dulu informasi dari Kementerian Kesehatan RI.
- Termakan Hoax haram
Faktor lain yang rasanya tidak rasional, tetapi ada saja yang percaya. Mereka ngotot bahwa isi vaksin bla bla bla. Lebih parah jika ditambah provokasi bahwa isinya adalah bahan haram. Padahal Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 juga merupakan ikhtiar untuk mengurangi penyebaran virus di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan saat penyambutan pesawat Garuda yang membawa 15 juta vaksin, Menteri Agama mengimbau, “Kepada seluruh umat beragama untuk tidak perlu ragu lagi dalam melakukan vaksinasi covid-19, ketika gilirannya tiba. Ini adalah kewajiban moral kita sebagai umat beragama."
Komisi Fatwa MUI juga menyatakan Halal vaksin COVID-19. “Artinya vaksin ini boleh digunakan untuk seluruh umat Islam selama terjamin keamanannya menurut ahli yang kredibel dan kompeten.”
Sekali lagi, pilihan di tangan kita masing-masing.
Namun kalau masih ada di antara Kompasianer yang menolak divaksin, padahal dia layak untuk divaksin, berarti dia sadar sudah membuat pilihan yang berbahaya bagi dirinya dan bagi orang-orang disekitarnya.So, ayo kita semua siap divaksin. Bersama keluarga, saya siap divaksinasi. Dan lewat adik kandung saya, Capten Pilot Joko Sihombing, secara pribadi, keluarga besar St HP Sihombing, bersyukur karena sudah menjadi bagian sejarah Vaksin Covid-19 bagi seluruh bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H