Karena itu, mari kita merevitalisasi pendidikan Indonesia agar efisien dan berkualitas. Ide saya sederhana dan sudah dikerjakan lebih dari 10 tahun dalam skala terbatas yakni di lembaga yang saat ini bernama Sekolah Virtual Megana. Kami membuat SD SMP SMA Virtual Terbuka. Dengan model ATM Amati Tiru Modifikasi dari Universitas Terbuka.
Universitas Terbuka di Indonesia terbukti menjadi lembaga pendidikan tinggi yang paling eksis di masa Covid-19 dan era New Normal Pendidikan. Saatnya, Pemerintah Indonesia membuka SD SMP SMA Virtual Terbuka atau Sekolah Virtual Terbuka yang terintegrasi untuk seluruh Indonesia sekarang juga. Jangan ditunda lagi.
Siswa mendapat modul cetak yang dikirim langsung ke rumah masing-masing sebelum hari H dan Jam J siaran televisi.
-
Pada saat siaran televisi, mereka sudah membaca modul dan tinggal menambah wawasan materi dengan menonton televisi.
Setelah belajar lewat televisi, para guru di sekolah bisa lebih memperkaya wawasan siswa berdasarkan modul cetak.
Siswa yang punya akses ke internet bisa juga mengakses Sekolah Virtual Terbuka jika membutuhkan pengulangan pembelajaran.
Jadi semua siswa di Indonesia mendapat materi cetak yang sama dan tambahan pengajaran lewat televisi bagi seluruh siswa.
Selanjutnya, materi tersebut bisa diperkaya oleh guru-guru di sekolah, di PKBM, atau di Sanggar Belajar. Di sini peran kreatifitas guru sehingga bisa “menjual” ide bahwa sekolahnya lebih bagus dari sekolah lain.
Bisa juga jika memungkinkan, sekolah-sekolah menambah materi di luar modul cetak. Terserah, tetapi jangan menjadi beban bagi siswa dan orangtua di masa New Normal.
Jadi begitulah solusi nyata dari kami, penggiat pendidikan, yang galau mencermati kualitas pendidikan dan kualitas guru Indonesia selama pandemi. Bahkan sebelum masa pandemi, buruknya kualitas pendidikan Indonesia sudah nyata. Padahal dana APBN untuk pendidikan melimpah ruah. Namun di tangan orang-orang yang tidak amanah, dana melimpah tidak bisa utuh sampai ke rakyat, maka yang menjadi taruhannya adalah kualitas generasi mudah Indonesia. Jangan sampai mimpi Membangun Generasi Emas Indonesia 100 tahun tahun 2045 nantinya , malah jadi mimpi buruk dan bahan tertawaan seluruh dunia.
Pendidikan itu tidak boleh coba-coba tetapi harus didasarkan pada rekam jejak yang sudah terbukti keberhasilannya.