Sejak Januari sampai April 2020 terungkap bisnis travel dan turunannya termasuk bisnis pesawat, Â lalu bisnis pusat perbelanjaan dan bisnis retail bisa dikatakan sekarat, bahkan sudah mem-phk ratusan karyawannya. Â
Namun di bagian lain, pandemic Covid-19 membuka peluang yang moncer untuk bisnis garmen penyedia APD dan masker, produsen alat ventilator, bisnis rumah sakit,  sampai startup teknologi kesehatan dan platform  meeting online.Â
Bisnis bahan makanan, mini market lancar, tetapi warung makanan goyang karena umumnya setiap ibu yang stay at home atau work from home memilih turun ke dapur.Â
Pertanyaannya, bagaimana nasib  usaha bisnis dan pekerjaan kita  jika kondisi #dirumahaja bahkan PSBB berlangsung tanpa tahu kapan berakhirnya. Bagaimana kita bisa survive sekarang bahkan waktu selanjutnya?
Berperilaku Cerdas Keuangan di Tengah Ketidakpastian
Di tahun 2000 saya sempat  kuliah Magister Akuntansi UI.  Sepuluh tahun berlalu, dari begitu banyak pengetahuan, yang saya  masih ingat  sampai sekarang adalah tiga nasehat dosen Magister Akuntansi yakniÂ
- Pertama, Â Jangan "main saham" sampai anda sudah mencapai financial freedom.Â
- Kedua, Do not put all your  eggs in one bucket.Â
- Ketiga, jangan beli asuransi yang digabung dengan investasi (Unit Link)
Nasehat Pertama
Belakangan ini aktif dipromosikan beli, beli, beli, mumpung harga saham BEI sangat murah. Namun nasehat pertama menegaskan, sillakan beli saham jika kondisi keuangan anda sangat mapan.  financial freedom itu seperti ini contohnya.Â
Pak A  total pengeluarannya, termasuk bayar asuransi pendidikan anak, asuransi pensiun, BPJS , dan bayar semua cicilan utang adalah Rp 10 juta/bulan. Gaji bulanan Rp 8 juta. Pak A masih punya pasif income, penghasilan rutin dari 5 kamar kost  Rp 5 juta/bulan. Total penghasilannya Rp 13 juta. Setelah bayar semua pengeluaran masih siswa  Rp 3 juta. Itulah kondisi  financial freedom, walau itu masih kelas ekonomi C. Sementara financial freedom impian,  selisih pemasukan dan pengeluaran minimal Rp 500 juta sebulan. (Amen!)  Namun okelah,  uang Rp 3 juta bisa Pak A gunakan berinvestasi saham.Â
Nasehat kedua Â
Berhati-hati mengatur keuangan. Â Jangan taruh telur di satu keranjang, karena kalau keranjang itu jatuh, maka semua telurmu akan ikut jatuh dan pecah.Â
Namun kenyataannya, menaruh  uang ke berbagai produk investasi secara bersamaan malah tidak fokus, malah bikin ambyar keuangan Â