Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jangan Ngomong Teknologi Ketinggian Mas Mendikbud, Website LTMPT Saja "Abal-abal"

28 Februari 2020   20:43 Diperbarui: 29 Februari 2020   00:05 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun maaf  kali ini saya ingin mengingatkan Nadiem yang dikenal sebagai pemilik (karena masih punya saham besar) di perusahaan teknologi, untuk mulai membenahi teknologi di seluruh aliran dan aspek pelayanan Kemdikbud.  Saya paham kalau Nadiem itu tidak mengerti teknologi, karena dia bukan programmer, dia businessman. 

Kalau di lingkungan kerja teknologi (startup / unicorn / decacorn) ada istilah hacker (yang melakukan coding dan engineering, programmer), hipster (yang membuat desain teknologi sehingga mudah dan nyaman digunakan) dan hustler (yang memikirkan bisnis supaya duit masuk). 

Nah Nadiem itu adalah hustler.  Kebetulan saya kenal dengan Chief Technology Officer GoJek yang "diimpor" dari India. Maka saya berani katakan Nadiem itu  nggak terlalu mengerti engineering. Namun seenggak-enggaknya Nadiem masih punya bala tentara untuk memperbaiki kondisi engineering untuk website dan aplikasi di seluruh Kemdikbud.

Sepengetahuan saya,  hampir semua aplikasi, website, kualitas server Kemdikbud mengecewakan. Sepuluh tahun ini, saya  terpaksa berkomunikasi dengan orang teknikal Kemdikbud,  sejak jaman  Mendikbud Muhamad Nuh, lalu Anies Baswedan yang dipecat, lalu Muhadjir Effendy yang sekarang Menko Ekuin, mengapa kualitas aplikasi teknologi jelek. 

Di sini kita nggak usah nyampe  bicara  kualitas Televisi Edukasi atau Portal Rumah Belajar, yang kabarnya dana operasional  profesional tetapi mengapa kualitas produknya amatiran.   

Pertanyaan, dengan dana yang melimpah ruah, kenapa kok yang dipilih kualitas abal-abal, dan sorry itu berarti produk oknum vendor abal-abal? Silakan ditanyakan langsung ke oknum Kemdikbud. Buat kami sebagai konsumen, keluhan sampai pada kualitas  produk teknologi Kemdikbud  yang abal abal, lemot, mengecewakan, dan ujung-ujungnya merugikan siswa dan lembaga pendidikan. 

Sampai detik ini hampir semua aplikasi yang mesti diakses untuk pendaftaran, ujian nasional, ujian sekolah, sampai mendaftar LTMPT  kualitasnya perlu ditingkatkan. Minimal kualitas aplikasi bisa senyaman dan secepat  kita pesan goJek, gocar, atau gofood lah.   

Urgen, Benahi Pendaftaran Seleksi Masuk PTN 2020 di LTMPT

Hari ini terpaksa saya menulis kritik karena sampai pada titik "diperdaya" dan bisa menyebabkan siswa saya dirugikan karena tidak bisa mendaftar di Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi  (LTMPT) 2020.  

Di website LTMPT berlogo Kemdikbud yang kelihatannya keren itu, ada info hotdesk yang ketika ditelepon,  cekatan menjawab pertanyaan. Namun problem tidak bisa selesai juga, karena janji akan dibereskan dalam 1x24 jam tidak jadi kenyataan. 

Maka setelah  4x24 jam dan tiap hari operator sekolah saya menelepon tanya kapan data siswa saya bisa mendaftar di LTMPT, cuma dijawab operator, harap bersabar, sedang menunggu Tim Teknik memperbaiki.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun