Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meraba-raba Prabowo Subianto, Duda 67 Tahun

17 Oktober 2018   22:55 Diperbarui: 17 Oktober 2018   23:35 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat Ultah Pak Prabowo Subianto

Sengaja saya menulis di sosial media agar para pembaca bisa lebih objektif mengenal Pak Prabowo.

Semua tahu kalau Prabowo Subianto dan kita semua adalah manusia biasa, bukan malaikat, sehingga bisa jadi mereka percaya bahwa lelaki 67 tahun itu masa lalunya negatif. Isu sebagai jenderal yang dipecat, pimpinan Tim Mawar yang diduga menjadi penculik aktifis penentang Soeharto sekitar tahun 1990an, sampai isu kudeta saat Soeharto lengser keprabon melekat erat.

Entah benar atau tidak dugaan bahkan tuduhan tersebut, di Ultah ini, saya memilih menghormati bahwa berkali-kali Prabowo menolak fitnah itu. Termasuk tindakan terakhir yang spektakuler, kasus pengibulan Ratna Sarumpaet yang "mengherankan" bisa melibatkan seorang Prabowo Subianto sampai menggelar Konferensi Pers.

Prabowo di usia 67 tahun

Ijinkan saya, seorang ibu rumah tangga biasa, masih swingvoter, menyampaikan isi hati kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia.

Prabowo yang sudah menduda sejak Tahun 1998 punya satu anak lelaki, yang hidup bersama sang ibu, Titiek Soeharto. Artinya sejak 1998, Prabowo itu sendirian. Hm, apa benar-benar Prabowo "sendirian" yang identik dengan "kesepian" ?

Dari bisik-bisik tetangga di desa Bojongkoneng, Hambalang Bogor, mereka sering melihat wanita cantik kabarnya bukan wajah Indonesia, di rumah mewah Prabowo. Jadi isu yang beredar bahwa perceraian Prabowo dan Titiek, selain karena isu kudeta Soeharto juga isu kamar tidur, menjadi tanda tanya. Entah benar atau tidak.

Lalu apa lagi rabaan saya ?

Siapakah Prabowo? Mengapa Calon Presiden itu masih bersemangat meraih kekuasaan di usia ke-67? Harusnya usia segitu, kalau versi saya, memilih menikmati hari tua yang indah. Bila perlu menikah lagi dan melanjutkan hidup berkeluarga.

Saya cuma bisa membayangkan betapa damainya hidup menikmati hari tua seorang Prabowo di rumahnya yang megah di atas tanah 4,8 hektare lengkap dengan helipad dan peternakan kuda, sapi, kambing, hingga bebek. Atau jika bosan dengan suasana kampung, bisa sesekali ke rumah elite di Jl Kertanegara Jakarta.

Betapa nyamannya, hidup Prabowo menikmati masa-masa tua dengan mengunjungi berbagai tempat terbaik di dunia, termasuk Yordania yang sudah menjadi tempat pengungsian selama "diusir" dari Indonesia di masa lalu.

Betapa nikmatnya Prabowo menjajaki setiap hari dengan berbuat kebaikan dengan membantu banyak orang dengan harta kekayaannya yang melimpah. Tercatat, Prabowo memiliki 27 perusahaan di Indonesia dan luar negeri. Tidak perlu heran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2018 telah mengumumkan laporan harta kekayaan calon presiden Prabowo Subianto Rp 1.952.013.493.659.

Mungkin pembaca belum banyak yang tahu, kalau berdasarkan data yang sah (bukan hoax) Prabowo adalah filantropis. Sudah puluhan, mungkin ratusan pemuda Indonesia dibantu Prabowo dalam pendidikan (sampai ke luar negeri) dan juga peluang pekerjaan dan peluang karier yang bagus.

Di sisi lain, naluri kepemimpinan Prabowo terasah dan terbukti. Sepulang dari hidup dan kuliah di luar negeri, tahun 1970 Prabowo masuk akademi militer di Magelang. Ia yang anak Menteri Ekonomi, cucu Pendiri Bank BNI, malah memilh menjadi tentara Indonesia. Karier militer dijalani dari komandan pleton sampai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Bukan rahasia kalau sampai saat ini, banyak tentara dan purnawirawan tentara dan keluarganya yang mencintai Prabowo.

Setelah tidak aktif tentara, sejak tahun 2004 anak dari Dora Sigar, sudah aktif memimpin organisasi sosial di Indonesia yang berprestasi. Sebutlah organisasi Pencak Silat yang gemilang di Asian Games 2018 lalu. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia APPI diakui sampai sekarang menjadi organisasi yang kuat dan melibatkan jutaan orang Indonesia.

Lalu pertanyaannya, mengapa di usia 67 Prabowo masih berambisi menjadi Presiden Republik Indonesia?

Setelah gagal menjadi calon presiden dari Partai Golkar tahun 2004, Prabowo menjajaki peruntungan menjadi wakil presiden Megawati di Pemilu 2009. Tahun 2013, Prabowo maju menjadi Calon Presiden bersama Hatta Rajasa. Sekarang Prabowo maju lagi bersama Sandiaga Uno.

Terlepas dari survey yang menyatakan Jokowi masih unggul, ternyata Prabowo masih dicintai rakyat Indonesia. Mereka masih mendoakan Prabowo menjadi Presiden Indonesia 2019-2024.

Terlepas dari Tim Kampanya Jokowi dan Prabowo yang sedang bekerja keras menggolkan calonnya menjadi Presiden, harus diakui pecinta Prabowo, sebagai mana Jokowi, adalah orang-orang militan. Apapun yang dikatakan Tim lawan tentang calonnya, mereka tidak perduli. Mereka tetap mencintai pilihannya.

Prabowo, Calon Presiden yang Dicintai Rakyat dan Milenial Indonesia yang Terpinggirkan

Jika boleh agak nyinyir, saya memperhatikan teman-teman pendukung Prabowo adalah mereka yang terpinggirkan, yang tidak puas dengan kinerja Jokowi (dan terutama para bawahannya), Mereka yang merasa tidak mendapat keuntungan dari Pemerintahan Jokowi secara langsung. Mereka yang masih tertindas dengan kondisi ekonomi, mereka yang dikalahkan secara politik kenegaraan, tergusur, termarginalkan, dan seterusnya.

Itu bukan berarti pecinta Prabowo cuma kaum miskin perkotaan atau pedesaan. Justru cukup banyak kaum intelektual dan juga kelompok agamis yang hatinya telah dicuri Prabowo karena Jokowi tidak mampu memenuhi harapannya. Buat saya yang 100% pendukung NKRI, dukungan kelompok agamis garis keras kepada Prabowo adalah wajar karena mereka merasa dipercundang oleh Jokowi dan bawahannya.

Bahkan diakui atau tidak, para milenial yang jumlahnya 60 juta sebagai pemilih terbanyak Pemilu 2019 tertarik dengan sosok Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Pemilih milenial adalah warga global dunia. Warga yang sangat akrab dengan gadget dan teknologi. Mereka tidak terlalu perduli dengan masa lalu, sejarah, apalagi pertempuran politik masa lalu. Karena mereka sadar bahwa cerita sejarah dibuat oleh kelompok pemenang, yang bisa jadi penuh kebohongan.

Untuk mendapatkan hati milenial, butuh strategi berbeda dengan kelompok "kolonial" (supaya membedakan dengan istilah kelompok "milenial" ). Kelompok kolonial yakni pemilih yang lahir sebelum tahun 1990 mungkin masih akrab dengan sejarah yang dibuat Orde Baru dan Soeharto. Kelompok kolonial ini mungkin sangat memperhitungkan peristiwa masa lampau dalam menentukan pilihan. Jadi Prabowo sebagai bagian dari Dinasti Cendana bukan pilihan terbaik. Kaum Kolonial bisa dikatakan "kapok" dijajah Soeharto dan kroni-kroninya.

Sementara Kelompok Milenial tidak merasakan "kapok" karena mereka tidak hidup di jaman "kegelapan" Indonesia. Jadi Kelompok Milenial bebas mencari sosok yang keren dan layak dibanggakan sebagai "Presiden gue nih". Nah pengertian keren ini sangat luas dan lebar, termasuk dari segi penampilan, kecerdasan, kekayaan, dan mimpi-mimpi besar menjadikan Indonesia negara besar dan lebih maju.

Faktor lulusan luar negeri, anak keluarga kaya, sekarang punya banyak perusahaan dan jadi entrepreneur yang bisa menggaji ribuan orang, menjadi mimpi anak-anak milenial juga. Konsep menjadikan Indonesia Great, Indonesia First juga mengena di hati para milenial yang haus menjadikan dirinya bagian dari pemenang.

Namun di bagian lain, Milenial sekarang juga susah dipaksa menjadi fanatik agama tertentu karena pergaulan mereka luas, luas sekali sehingga melewati batas agama, batas negara, batas bahasa yang digunakan. (kecuali mungkin kelompok remaja fanatik yang pergaulannya itu itu saja). Lagipula jangan lupa, trend bahwa kita adalah warga global, warga dunia yang saling membutuhkan menjadikan konsep fanatisme (agama) jadi usang, dan memang tidak layak dipertahankan karena hanya membuat makin banyak pagar pembatas. Sementara orang sukses adalah orang yang membuka pagar pembatas dan menerima berbagai latar belakang manusia sebagai sesama mahluk Tuhan yang saling menghargai, saling menghormati.

Karena itu, doa saya adalah siapapun Presiden dan Wapres 2019 adalah Orang yang sanggup menjunjung Pancasila dan menegakkan NKRI, sehingga setiap oknum dan organisasi yang mencoba-coba menjadikan Indonesia negara Islam, apalagi menindas rakyat yang bukan Islam, harus berani ditindak, bila perlu dihukum mati. Karena sekali lagi, Indonesia adalah milik bersama, upaya perjuangan bersama-sama seluruh rakyat dengan latar belakang Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan yang berbeda-beda tetapi tetap Bhineka Tunggal Ika.

Akhirnya Selamat Ultah ke-67 Pak Prabowo

Kalau kita intip dari video ultahnya hari ini, semangat Prabowo tetap membara untuk membangun Indonesia. Di ulang tahunnya hari ini, ternyata Calon Presiden Indonesia doanya adalah minta selalu dilindungi oleh Tuhan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

Video berdurasi 53 detik yang mulai viral sore ini menampilkan Prabowo yang berdoa

"Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa akan selalu melindungi saya dalam perjuangan saya untuk bangsa, Negara dan rakyat Indonesia."

"Para sahabatku sekalian di manapun kau berada, saya Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala perhatian dan ucapan selamat yang saudara-saudara sampaikan berkenaan dengan ulang tahun saya pada hari ini 17 Oktober 2018 yang ke-67." Dan karena prihatin dengan kondisi Indonesia belakangan ini, Gempa bumi, Tsunami, maka Prabowo tidak mengadakan open house apalagi celebration ultahnya.

Karena tidak ada perayaan dan open house (kalau ada saya juga nggak bakal diundang), ijinkan saya sebagai Kompasianer, sebagai pemilih Pilkada yang masih swingvoter, ikut mengucapkan Selamat Ultah Pak Prabowo Subianto. Semoga ambisi menjadi Presiden Republik Indonesia dapat tercapai dengan cara-cara yang damai, intelektual dan rasional, serta mendapat simpati dari rakyat dalam negeri dan pemerintahan negara-negara asing.

Dan sebaliknya, jika rakyat memilih Joko Widodo menjadi Presiden 2019 - 2024, mohon Prabowo juga legowo menerima keputusan rakyat.

Tulisan ini juga dimuat website sosial media lain 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun