Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Strategi Terbaru Menghabisi Ahok

5 April 2018   14:08 Diperbarui: 5 April 2018   17:23 3100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1. Oknum pejabat tinggi dan kawan kawannya, yang sekarang menguasai hukum.dan pengadilan Indonesia. Mereka bermain cantik dan sangat tertutup mengkebiri keadilan bagi Ahok.

2. Permainan jahat oknum tersebut dimulai sejak masa kampanye Pilgub. Bersambung menjadi donatur 212 --yang tidak absen saat semua sidang Ahok. Dan permainan jahat + busuk terbaca jelas saat memaksakan Ahok jadi pesakitan mengikuti sidang. Puncaknya saat memutus Ahok bersalah dan langsung menjebloskan ke penjara.

3. Oknum munafik dkknya masih belum puas juga menzolimi.Ahok. Saat sidang PK, diaturlah hakim Agung yang  tidak objektif, karena pendukung anti Ahok.

4. Bahwa akal sehat manusia terganggu. Saat Ahok.harus masuk penjara, sedangkan si Buniyani --yang terbukti memotong video Ahok, dan sudah diputus bersalah oleh pengadilan-- masih bebas berkeliaran jualan mug.

5. Para politisi sebutlah Yusril Ihza, Habiburohman, M Taufik, Haji Lulung, dan pentolan bacot 212 yang super sensitif tentang Ahok.

(Sabar bung, apa yang ente tabur, itu pasti ente tuai. Ente selalu cari celah agar Ahok makin menderita, kan? Jangan kaget, kalau justru ente yang lebih menderita, sementara Ahok Tuhan jaga)

STRATEGI KEEMPAT

MENYERET AHOK KE LP CIPINANG

Dari minggu lalu, terdengar kabar  Ahok segera dipindah ke Lapas Cipinang.

Mengapa pindah? Alasannya apa?

Tanpa perlu basa basi, kita bisa baca, upaya itu makin mengkonfirmasi Ahok mau dihabisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun