Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Meng-usil-i" Para Admin di Kompasianival 2015

14 Desember 2015   05:58 Diperbarui: 14 Desember 2015   05:58 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Sesaat istimewa di Kompasianival 2015"][/caption]

 

Tiga  orang yang mungkin paling banyak dicari di ajang Kompasianival 2015 adalah Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnain, dan Nurullah. Pepih, COO (ibu saya bacanya, co o o) Kompasiana, Isjet Asisten Manajer, dan Nurul Admin yang menjadi PIC Kompasiana ke istana Presiden kemarin.  Ketiga punggawa Kompasiana itu sering terlihat  serius dan  "jaim".

Pepih

Coba simak berbagai talkshow yang mengandalkan Pepih sebagai narasumber. Pepih lancar menjawab berbagai pertanyaan dengan uraian yang rinci dengan pilihan kata yang tepat, yang disempurnakan dengan mimik wajah  serius. Jadi kalau Pepih dipercaya sebagai narasumber yang serius untuk topik-topik jurnalistik, menurut saya cocok juga.  

Hal itu terbukti lagi, ketika saya dan Yos Mo,  dipilih mewakili Kompasianer berhadapan dengan Pepih sebagai narasumber di acara Kompasiana TV offline,  beberapa waktu lalu di Lippo Mall Puri Indah Jakarta.

Pertanyaan seputar Citizen Journalism, Hate Speech dan sempat menyinggung "Siapakah Pakde Kartono Kompasiana", bisa dijawab Pepih dengan uraian ilmiah. Walau buat saya kadang jawaban simplenya adalah "tidak" tetapi entah, bisa ditambah dan dikurangi Pepih sehingga sepertinya jawabannya "ya" padahal "tidak".

Pepih yang di awal tahun 90an saya kenal sebagai staf Litbang di Harian Kompas, beberapa kali membantu saya sebagai wartawan Harian Kompas mencari data. Jaman itu mah belum ada internet, jadi harus bongkar arsip berbagai koran cetak.

Di Ajang Kompasianival 2015, Pepih setia hadir dari pagi sampai malam. Bahkan Pepih sengaja absen untuk ikutan ke makan siang ke Istana Negara. Mungkin karena selera Pepih yang lebih suka makan nasi bungkus daripada jamuan istana  (haha) atau alasan yang lebih strategis, Pepih sudah mengantisipasi  menghadapi protes Kompasianer yang tidak bisa ikutan 100 orang ke Istana. 

 

Isjet

Selanjutnya Iskandar Zulkarnain alias Isjet. Posisi Isjet adalah asisten Manajer Kompasiana. Lulusan Pesantren Gontor ini juga sering muncul sebagai moderator Kompasiana Nangkring. Nada suaranya sering tinggi, tegas, kaku, dan kelihatan sulit kompromi dan toleransi. 

Kekakuan --kalau saya boleh sebut begitu,  terlihat jelas ketika Isjet "tega" menolak permintaan langsung dari seorang Kompasianer ke istana. Padahal Kompasianer senior ini, rajin menulis tentang Jokowi. Sang Bapak sudah datang pagi hari,  lengkap berbaju batik bersepatu resmi pantofel, untuk ikutan ke Istana --dengan harapan bisa menggantikan Kompasianer yang memang berhalangan datang.

Ohya ada satu lagi urusan saya dengan Isjet. Seminggu lalu,  selesai Acara Nangkring Bareng BCA di kawasan Jakarta Pusat. Waktu itu, Isjet mengaku sedang tidak enak badan, suaranya serak, sehingga ia  buru-buru pulang. Namun saya minta waktu sebentar menjelaskan masalah yang masih mengganjal, dengan harapan Isjet bisa menyampaikan pertanyaan saya kepada Tim Kompasianival 2015.   

Waktu itu Isjet sih berjanji akan meneruskan ke para petinggi Kompasiana, tetapi sayang di sayang, sampai deadline, jawaban dan klarifikasi dari Isjet tak kunjung datang. Padahal kalau Isjet bisa sms atau email, saya sangat menghargai.

Nurul

Nurul berpenampilan klimis.Lelaki bertampang "engkoh-engkoh" berkulit putih, kurus, dan berkacamata. Karena nama resminya Nurullah, dia mengaku, sering penelepon memanggilnya mbak. Nurul,

Perkenalan saya dengan Nurul langsung seharian dalam mobil.  Saat saya ikutan acara Test Drive Chevrolet Spin tahun 2014 pulang pergi dari Bentara Budaya Kompas Jl Palmerah Selatan Jakarta ke  Gunung Salak Endah Bogor. Mungkin karena lelah ngurus ini itu ditambah hujan deras sepanjang jalan, Nurul yang duduk di bagian belakang mobil sempat tertidur lelap, dan saya jadi tahu suara dengkuran Nurul. hahaha.

Seingat saya, Nurul  sering bertugas sebagai moderator di berbagai acara Kompasiana Nangkring. Terakhir saya ingat, Nurul jadi Kompasianer di acara Asuransi AXA Mandiri di kawasan SCBD Jakarta Pusat, yang kebetulan saya hadiri. Saat itu, Nurul bekerja keras untuk bisa meredam kebosanan (dan kekesalan) Kompasianer karena acara dimulai ngaret lebih dari 1 jam.  

Dicolek Bokongnya

Ketiga nama di atas, menurut saya orang-orang yang cerdas  ilmiah, dan pandai beradu argumentasi. Jadi kelihatannya siapapun Kompasianer yang butuh penjelasan termasuk soal mengapa ia tidak diundang ke Istana Presiden Jokowi kemarin, ujung-ujungnya akan berhadapan dengan ketiga orang ini: Pepih, Isjet, dan Nurul.

Rasanya tidak ada yang bisa "bermain-main" dengan mereka. Ketiganya serius, formal, tidak mau kompromi, meskipun mereka bisa membungkusnya dengan kata-kata yang santun.

Namun di sela-sela Kompasianival 2015, dengan mata kepala sendiri, buyar semua image serius yang mungkin selama ini terlanjur melekat. Berhadapan dengan seorang Kompasianer senior, Widianto H Didiet. ketiganya kelihatan "tak berdaya".

Mas Didiet yang pernah seharian satu mobil dengan saya saat Test Drive mobil Nissan March tahun 2014 lalu, memang ceria, penuh cerita, dan cara berpikirnya  yang out of the box.

Di hadapan Didit yang profesi utamanya fotografer, ketiga think-tanker Kompasiana  tidak berkutik. 

  • Isjet yang kelihatannya penuh aturan dan sopan santun, entah mengapa, bisa loh dicolek (maaf) bokongnya.           Setelah kejadian itu, diiringi tawa Didiet, Pepih, saya, dan Christie Kirana,   Isjet langsung ngacir ke Panggung  (Memang bertepatan,  jatah Isjet tampil di Panggung Kompasianival untuk memberikan sesuatu ke narasumber yang sedang tampil) 
  • Pepih yang super serius, tetapi setelah sedikit digoda, ternyata bisa diajak Didiet berpose, begitu mesra, dan mau aja berpose disentuh dada (lihat foto)
  • Nurul yang masih hitungan penganten baru, dan kalau foto biasanya "cool", kemaren tersenyum bahagia kok bisa berpose mesra dengan "bukan muhrim" (lihat foto)

Hahaha, Pepih, Isjet, Nurul jangan tersungging ya, ini intermesso saja kok.

 

Jadi begitulah moment yang saya ingat di Ajang Kompasianival 2015. Kalau momen yang lain, berbagai talkshow yang penuh inspirasi dan orang-orang yang punya kapasitas di bidangnya dan tampilan berbagai booth komunitas, menurut saya "oke deh".

Selamat untuk para Kompasianer of The Year : Gapey Sandi, Agung Soni, Ariyani Na. Desol dan  Komunitas Fiksiana.

Tapi yang ruarrrr biasa adalah, moment istimewa saat   Pepih, Isjet, Nurul ternyata "bisa diusil-in" di Kompasianival 2015. Sampai ketemu di Kompasianival 2016 dengan keusilan yang berbeda. hmmmmm

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun