Keempat aspek tersebut, pertama aspek tenaga pendidik dan kependidikan, kedua proses, ketiga pengelolaan dan keempat sarana dan prasarana.Â
Empat kompetensi sebagai Tenaga pendidik yaitu professional, pedagogik, sosial dan kepribadian, pada kondisi seperti sekarang ini benar-benar diuji untuk buktikan.Â
Di samping harus mampu mengajar pada kondisi trauma, gurupun dituntut mampu pula memberikan semangat kepada orangtua dan peserta didik untuk tetap bersekolah.
Aspek kedua berupa standar proses sudah dipastikan tidak akan normal layaknya di sekolah-sekolah yang aman. Pada kondisi seperti itu, lagi-lagi tenaga pendidik dituntut kreatif untuk menyelenggarakan pendidikan.Â
Hal ini memang tidak mudah karena boleh jadi fasilitas kurang mendukung. Namun demikian, andai semua unsur proses pendidikan memiliki semangat dan kesadaran yang sama, tidak menutup kemungkinan akan menghasilkan pencapaian yang maksimal.
Pengelolaan pendidikan sebaiknya tetap diarahkan pada pencapaian visi dan misi pendidikan tiap sekolah itu sendiri. Walaupun secara sistem belumlah utuh, tetapi titik pencapaian harus tetap sama. Pada saat musibah berlalu, maka sistem akan kembali berjalan normal, dan semua akan kembali pada jalurnya.
Khusus sarana dan prasarana pendidikan sudah dipastikan butuh perhatian khusus. Asap yang menempel pada semua benda akan meninggalkan aroma tak sedap.Â
Tim medis dapat menerangkan jenis bahaya apa saja dan bagaimana sebaiknya unsur pendidikan menyikapi kondisi seperti itu. Buku-buku dan alat peraga pembelajaran yang masih dapat dipergunakan, mungkin dapat dipergunakan sebaik-baiknya, sambil menunggu proses sterilisasi dan pengadaan yang baru.Â
Dengan demikian, mudah-mudahan masyarakat yang terkena dampak karhutla dapat segera bangkit dan bisa melakukan percepatan peningkatan mutu pendidikan layaknya negara Jepang dan Korea Selatan seperti contoh di atas.
Penulis ialah
Kandidat Dokdor Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ketua Yayasan Pendidikan Mutiara Embun Pagi, dan Guru pada Sekolah Muhammadiyah Kota Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H