Kita sepakat, pendidikan merupakan salah satu pintu utama menuju peradaban. Bobroknya sebagian mental anak bangsa dan semangat untuk perubahan dapat dirubah melalui pendidikan.Â
Dengan musibah yang menimpa masyarakat sumatera dan sekitarnya, Kementrian dan Dinas pendidikan setempat harus berjuang mengejar ketertinggalan.Â
Mereka dituntut kerja keras melipatgandakan berbagai macam upaya untuk memulihkan keadaan. Sepertinya tak salah juga, kalau secara formal Kementrian mengirim utusan atau relawan pendidikan guna hadir disana hingga ketercapaian program pendidikan mulai terlihat.
Keterlibatan berbagai unsur guna membangkitkan semangat bersekolah memang dibutuhkan. Pemerintah, aparatur masyarat, pemuka agama, tim medis, psikolog, sosiolog, keamanan, penegak hukum dan unsur-unsur lainnya harus terus diupayakan.Â
Namun demikian yang terpenting dari semua itu justru motivasi bangkit dari masyarakatnya itu sendiri.Â
Ketika seorang dokter memeriksa dan memberikan resep pada seorang pasien, upaya itu baru tahap awal penyembuhan. Akselerasi kesembuhan yang sesungguhnya ialah semangat untuk sehat dan ingin segera beraktivitas kembali dari pasiennya itu sendiri. Â
Allah SWT memesankan kepada ummat manusia yang terkena musibah untuk segera bangkit. "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S At Taghabun ayat 11).Â
Ayat itu menjelaskan, jika kita benar-benar beriman, niscaya Allah akan memberikan petunjuk untuk segera bangkit atas keterpurukan yang selama ini menimpanya.
Pemerintah dan para relawan tidak mungkin akan selamanya hadir untuk membantu. Kemandirian dari masyarakat harus segera terbangun. Meraka harus sadar bahwa saat ini, ia dalam keadaan tertinggal.Â
Dengan merapatkan barisan dan melipatkan bentuk usaha, serta keyakinan akan diberikan jalan oleh Yang Maha Kuasa, itu ialah kunci utama dari sebuah kebangkitan. Allah tidak akan merubah suatu keadaan apabila ia tidak berusaha bangkit untuk merubahnya.
Jika pendekatan yang hendak diterapkan oleh Dinas dan para penyelenggara pendidikan bersifat pragmatis, maka dari ke-delapan standar pendidikan (Isi, Proses, Kompetensi lulusan, Tenaga Pendidik dan Kependidikan, Sarana dan prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, Penilaian), maka yang harus menjadi fokus utama terletak pada empat aspek.Â