Maka, saya tak heran jika di kemudian hari ditemukan kembali masalah salah data dalam penerima bansos. Selama anggarannya tidak tersedia, data lama akan kembali jadi basis utama. Belum lagi jika data tersebut berkelindan dengan kehendak penguasa.
Dalam kondisi demikian, saya teringat sajak Sapardi, dengan sedikit modifikasi:
Yang fana adalah (data). (Salah bansos) abadi:
memungut (ruta) demi (ruta), merangkainya seperti (DTKS)
Sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
Sajak di atas mungkin benar: kita lupa untuk apa menyusun data. Data bukanlah tujuan akhir yang patut dibanggakan pencapaiannya. Tujuan kita adalah bantuan sosial yang tepat sasaran, demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H