Mohon tunggu...
Ibrahim Yakub
Ibrahim Yakub Mohon Tunggu... Penulis - Bermain imajinasi

Membaca, menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Lensa Artificial Intelligence untuk Valuenomics bagi Generasi

27 Agustus 2024   10:46 Diperbarui: 27 Agustus 2024   10:52 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kelompok ini pada dasarnya di pengaruhi oleh rasa takut yang dominan dalam melihat kehadiran Artificial Intelligence. Mereka menganggap bahwa munculnya Artificial Intelligence akan menghancurkan proses kehidupan manusia. Sebab mereka meyakini bahwa Artificial Intelligence akan menggantikan hampir semua peran manusia. Terbayang oleh generasi ini bahwa kita akan kehilangan banyak pekerjaan, mereka membayangkan bagaimana eksistensi manusia akan berjalan secara nyata oleh robot di pinggir jalan, dalam mobil, warung kopi, ataukah dalam hal berinteraksi sehingga manusia dalam kondisi tertentu akan kehilangan kendali dan bisa menjadi berbahaya bagi keberlangsungan aktifitas manusia.

 Generasi pesimis ini melihat juga bahwa Artificial Intelligence ini bisa merusak lingkungan dengan banyaknya eksploitasi sumber daya alam yang di manfaatkan dalam rangka untuk memenuhi semua kelengkapan yang butuhkan dalam membuat sistem Artificial Intelligence. Pada akhirnya orang-orang yang memilih tergolong dalam generasi ini berkesimpulan bahwa Artificial Intelligence sangat tidak bermanfaat untuk kemajuan umat manusia di masa depan. Sangat beralasan kuat dengan kesimpulan seperti ini ketika melihat Perusahaan raksasa sebagai pemain digital bersaing satu dengan lain sehingga dalam konteks tertentu mereka saling unggul bahkan ada yang saling membunuh. Tentu pemain digital yang kita kenal di Amerika Serikat bersaing memperebutkan bisnis hanya untuk menjadi pemimpin di Industrinya. Lain halnya berbeda dengan pemain digital Artificial Intelligence di China yang memiliki ambisius yang tinggi untuk menguasai belahan dunia lain di negara Asia.

 Kehadiran dua generasi ini seakan-akan mengkonfirmasi pilihan bagi generasi muda ataukah masyarakat yang berada pada keadaan bimbang untuk menghadapi pesatnya Artificial Intelligence saat ini. Jika dianalisis lebih jauh dari dua golongan generasi diatas memiliki potensi akan melahirkan golongan generasi lainnya yang bisa saja sebut generasi jalan tengah. 

Generasi yang lahir untuk mengambil posisi diantara. Artinya menganggap bahwa AI tidak mempengaruhi apa-apa terhadap kehidupan manusia dimasa depan. Sebab pemerintah bisa mengintervensinya dalam bentuk regulasi untuk mengarahkan AI itu sesuai dengan perannya untuk mengefesiensi kerja-kerja manusia.Namun demikian sebuah kewajaran jika ditengah situasi keterbatasan sumber daya manusia dan krisis ekologi membuat orang ragu bahkan takut dengan hadirnya Artificial intelligence.

 Memandang adanya pergulatan beberapa kelompok generasi diatas, maka tentu kita berharap bahwa Artificial Intelligence ini diletakkan pada kesadaran optimis agar terciptanya Valuenomics yang diinginkan. Valuenomics bisa diartikan sebagai kemanfaatan dari Artificial Intelligence. AI berkembang sampai ke kehidupan pribadi kita tercatat 63% konsumen global tidak menyadari bahwa mereka sekarang menggunakan AI dalam kehidupansehari-harinya. 

Saat ini teknologi di negara maju dan negara berkembang telah menjadi bagian dalam kehidupan mereka. Sebelum makan main gadget, sebelum kerja bahkan bekerja harus gadget, sebelum dan setelah bangun tidur main gadget. Artinya, Teknologi yang berbasis AI telah menyatu dalam pikiran manusia untuk menemani aktifitas kesehariannya. Dengan demikian masa depan nanti, memungkinkan kita untuk melihat dan memahami dunia dengan cara-cara baru. Olehnya itu mari mengambil pilihan sebagai generasi optimis yang mengutamakan valuenomics dalam penggunaan Artificial Intelligence.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun