Mohon tunggu...
ibrahim rizky
ibrahim rizky Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fenomena Bernama Update Status

19 Desember 2010   04:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:36 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menempatkan diri dimana kita berada dan menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.

sekarang kita sebagai orang yang bergerak akan merasa kaku, berbeda, bahkan merasa diasingkan jika kita tidak mengikuti arah pergerakan dimana semua lingkungan kita terus menerus bergerak, contohnya fenomena sekarang ini, coba buka home facebook anda atau twitter anda yang di penuhi dengan status teman-teman anda atau bahkan orang yang tidak anda kenal, ada yang berisi motivasi, inspirasi, informasi, dsb. Tetapi kenyataannya sekarang ini adalah manusia menggunakan teknologi tersebut tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, manusia dibatasi oleh suatu sistem yang mengikat, aturan yang seharusnya tidak boleh dilanggar yaitu AGAMA.

Sebenarnya banyak macam-macam status jika dikategorikan, tetapi disini saya akan membahas hal yang paling umum saja yang dengan sadar atau tanpa sadar status yang dibuat seseorang menimbulkan efek yang cenderung buruk bagi pembacanya.

Contoh kasus pertama :

“Wah.. senangnya nilai ujian saya kemarin dapet A loh… “ .

Didalam agama saya yaitu islam, kalimat seperti ini termasuk kedalam sifat UJUByaitu bangga diri, alangkah lebih baik jika rasa bangga kita diucapkan didalam hati atau dengan suara pelan dengan mengucapkan Alhamdulillah, apa maksud dari kalimat tersebut selain menginformasikan kepada dunia (dunia maya) bahwa saya mendapat nilai A ?

Kasus kedua :

“Hari ini ke Singapore, minggu depan ke BALI asyikk”

Alex lagi di kawah putih, alex lagi makan steak. (mencontek dari iklan rokok  )

Hampir sama dengan kasus pertama tetapi kasus kedua lebih terkesan menonjolkan kepada teman-teman kita tentang siapa diri kita, apa saja yang kita bisa dan kita punya. Saya sangat mengerti bahwa teknologi sekarang diciptakan berdasarkan sifat dasar manusia yang ingin diperhatikan, tetapi yang saya tidak mengerti banyak orang yang mencari perhatian dan pujian. Banyak orang yang ingin ke Bali dan banyak orang yang ingin seperti Alex tetapi mereka tidak mampu dan muncul sifat kesal terhadap alex yang sombong. Menjauhkan diri kita agar tidak di benci orang lain bukankah perbuatan yang baik ?

Kasus ketiga :

Berlawanan dari kasus pertama dan kedua, disini si penulis status menuliskan kesedihannya, kesengsaraannya, kesakitannya, dsb. Contohnya :

“laperr,, belum makan dari pagi…”
“mau pergi ke pantai tapi ga ada duit  ”

Saya pernah mendapat tulisan(fenomena itu bernama facebook), bahwa seorang rasul ketika di rumah tidak ada makanan ia berkata kepada istrinya untuk tidak memberitahukan kepada tetangganya, di saat itu pula rasul berpuasa, tetapi sekarang banyak orang yang mengumbarkan aibnya untuk diketahui orang lain dan mungkin dikasihani, apa yang terjadi pada aib orang lain yang ia ketahui sedangkan aib sendiri diumbar?

Kasus keempat :

Seseorang yang menuliskan statusnya “hari ini jumatan di masjid alun-alun ah ”

Kalimat ini menimbulkan pengertian bahwa si penulis ingin dipuji jika ia rajin shalat sehingga terkesan pamer atau dalam bahasa islam kita kenal dengan kata RIYA. Riya itu berarti ingin dilihat, ingin diperhatikan yang lebih parah lagi ingin dipuji, sebenarnya ketika seseorang menuliskan sesuatu untuk mencari perhatian itu termasuk riya, tetapi jika seseorang mengumbarkan kebaikannya karena ingin dipuji maka kebaikannya tidak akan mendapatkan pahala. (jika saya salah mohon dikoreksi)
Maaf, Saya juga tidak munafik terkadang saya juga suka menuliskan status yang tidak penting atau bersifat iseng, tetapi ketika saya sadar bahwa banyak yang lebih penting saya berusaha untuk berubah dengan menghindari hal-hal yang menurut saya tidak penting dan hanya untuk mencari perhatian.
Untuk saudara-saudara saya yang kecanduan fb, twitter, dan lainnya..
“Sahabat.. dunia kita sekarang lebih penting dari dunia maya, dan dunia kita sekarang akan musnah karena ada yang menanti kita yaitu akhirat. Jadi, mari kita jauhkan diri kita dari yang dilarang dan mengerjakan yang disuruh (taqwa), mengetahui kepada siapa kita harus bersombong diri, kepada siapa kita harus pamer, dan kepada siapa kita harus menceritakan aib kita”

*maaf kepada teman saya di fb dan twitter yang saya salin lagi statusnya sebagai contoh.
Sekali lagi maaf, jika ada yang tidak sependapat silahkan di kritik ya :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun