Mohon tunggu...
Ibrahim Quraisy
Ibrahim Quraisy Mohon Tunggu... Programmer - Website Developer

Seorang Food Blogger di Foodform-Indonesia yang mencintai makanan lokal Twitter: @bimbaim

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Prahara di Sidney - Salah bercinta

9 Desember 2012   11:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi hanya bentakan dan pukulan dengan perkataan yang aku terima. Sejak aku mengatakan hal ini kepada ibuku, aku dapat kabar kalau Ibu g terima aku menyukai dia dan dia selalu menangis di tiap malam. Sungguh aku pun bingung, apa salahku mencintai Gadis yang aku suka.

—o0o—

Semester tiga beruntung aku bisa bersama dia, waktu itu aku mendaftar kelas kemasyarakatan, subjek wajib di kampus kami, walaupun belakangan ini aku sudah tidak terlalu memikirkan dia, di sebabkan kesibukan aku menyelesaikan tesis.

Tapi hari itu adalah hari lain yang membuat aku bahagia, aku mendapatkan kelompok bareng dengan dia. Aku merasa di surga, aku bahagia. Itu adalah tandanya aku bisa selalu berada di sampingnya.

Dan hari itu pun tiba, untuk pertama kalinya dia menyatakan Hi kepada diriku, dan disaat bersamaan itulah hari ulang tahun dia. Walaupun aku tahu hari bahagia ini aku berusaha untuk mencarikan kado khusus baginya.

Inilah hadiah pertama yang aku berikan kepada perempuan sebuah syal merah muda dengan rajutan beruang kecil dengan senyuman manis di sudut kainya. Aku bahagia dan senang bisa memberikan hadiah itu kepadanya.

Setelah aku memberikan hadiah itu, tanpa disadari dia mencium pipiku sebagai ucapan terima kasih, dan hingga saat ini pipiku belum pernah aku cuci lagi. Tapi di saat bersamaan aku menceritakan kepada ibuku hanya Makian yang aku terima.

“Dasar anak tidak berguna, sudah ibu bilang tinggalkan dia!”

Itulah kata yang sering aku dengar dan terkadang di selingi dengan tangisan, Aku pun terkadang bingung. Apa salahku mencintai dia.

—o0o—

Tapi kalau bukan jodoh mau diapakan lagi, di saat wisuda kami dia memberikan aku undangan pernikahan dia. Bagai disambar petir aku pun meraung sekeras-kerasnya, bertanya kenapa dan kenapa. dia pun ketakutan dan meninggalkan aku dengan hati yang hancur berkeping-keping.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun