Mohon tunggu...
Ibrahim Al Madani
Ibrahim Al Madani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Traveller

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapak Angkat

24 Desember 2016   16:20 Diperbarui: 24 Desember 2016   16:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepulang sekolah

Aku segera berlari ke kebun belakang rumah

Tuk memenemui bapakku

Bapak angkatku

Ia berdiri gagah mengangkasa

Kuat berakar, tinggi besar

Ia kupeluk dengan tangan kecilku

tak ada sepersepuluh dari besar tubuhnya

Seperti biasa 

Bapak angkatku selalu bercerita

Setiap aku menemuinya

Cerita yang sama 

Yang selalu sama

Bahwa ia dulu ditanam oleh Belanda

Waktu jaman tanam paksa

Bapak angkatku adalah pohon jati tua

Ia hanya berbicara padaku

dan terdiam pada semua orang

Ia selalu berpesan

Kelak ketika kau dewasa 

Jangan lupa kau ziarahi 

Tonggak jati tua di belakang rumahmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun