Ini berarti, semua penyertaan dari para pemain, termasuk reksadana dan obligasi negara, harus dipantau benar akan potensi ketidakseimbangannya. Beberapa instrumen derivatif, seperti credit default swaps (CDS), cenderung menciptakan ketidakseimbangan tersembunyi. Jadi, instrumen seperti harus diregulasi ketat, dibatasi, atau dilarang.
Keempat, pasar keuangan berevolusi satu arah selama ini dan cenderung mengabaikan moral. Lalu, regulator meningkatkan garansi untuk lembaga keuangan yang terlalu besar untuk gagal. Kenyataannya, garansi ini tidak membuat aman juga ketika krisis meletus, atau bisa dikatakan garansi tersebut tidak kredibel.
Oleh karena itu, regulator mestinya tidak selalu harus memberikan garansi ini. Sebaliknya, lembaga keuangan harus melakukan leveraging dan mematuhi larangan terhadap cara-cara menginvestasikan dana deposan. Perdagangan di pasar modal, seharusnya tidak menggunakan uang yang dambil dari modal bank itu sendiri, apalagi dari deposan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H