Laporan Keuangan terdiri dari laporan posisi (balance sheet/neraca), laporan laba rugi (pendapatan, biaya dan laba bersih), laporan arus kas (arus kas operasi, keuangan, dan investasi) serta perubahan modal.Â
Laporan 3 bulanan biasanya disampaikan ke regulator dan disampaikan ke publik 1 bulan setelah triwulanan tutup buku. Jadi laporan kuartal 1 sampai maret bisa dilihat di bulan aprilnya, laporan semesteran (triwulanan kedua) per juni dapat dilihat di bulan Juli, serta triwulanan ketiga Sep bisa dilihat di bulan Oktober.
Laporan triwulan keempat atau Laporan Keuangan tahunan ini wajib di audit oleh audit independen.Â
Pelaporan biasanya sampai bulan ke-3, kalau laporan per Desember pada akhir Maret tahun berikutnya kita tentu sudah dapat laporan keuangan tahunan teraudit ini.Â
Laporan keuangan bisa diakses melalui Bursa Efek Indonesia, website perusahaan publik, koran berperedaran nasional, broker saham atau banyak penyedia yang juga menyediakan informasi atas laporan keuangan teraudit (tahunan) maupun laporan 3 bulanan perusahaan publik ini.
Semua informasi yang disampaikan perusahaan publik ke publik wajib disampaikan dengan kualitas yang sama, waktu yang sama secara bersamaan. Sehingga bersamaan penyampaian ke regulator, perusahaan publik menyampaikan kepada publik melalui media yang mudah diakses publik.
Seringkali pada waktu penyamapaian ini ada semacam Analyst meeting yang biasanya secara daring dan ada siaran live atau rekaman yang bisa diakses dari seluruh dunia melalui banyak kanal.
Selain laporan keuangan, tiap tahun perusahaan publik perlu melakukan ekspose publik, laporan tahunan serta informasi lain yang material swesuai peraturan. Â Informasi ini mudah diakses bisa jadi bahan untuk analisa buat investor mendalam terhadap perusahan-perusahan tersebut.
Biasanya setelah ada laporan tersebut para analis [independen, terafiliasi dengan broker saham atau analis internasional dan dalam negeri] melakukan analisa dan mengeluarkan laporan atau riset atas perusahaan tersebut yang biasanya mencantumkan TP (Target Price) secara fundamental (biasanya secara DCF - Discounted Cash Flow atau metoda lainnya).
Atas hal ini untuk saham yang banyak dipantau analis, hasil analisnya bisa sampai 20, 25 atau lebih analisa. Atas riset para analis tersebut maka kita kenal dengan TP konsensus atau TP rata-rata para analis. Saham yang dipantau lebih sedikit atau tidak dipantau kita akan tahu juga. Namun umumnya yang dipantau banyak analis atau masuk ke index tertentu berpengaruh pada frekuensi transaksi, volume, value transaksi atau likuiditas di pasar saham.Â
Investor untuk tahap awal sebaiknya memilih saham ayng dipantau oleh banyak analis sehubungan biasanya di pasar saham nya likuid (banyak ditransaksikan) dan harganya mencerminkan harga yang lebih wajar sehubungan dipantau oleh banyak pihak yang melakukan riset seara rasional, dengan metoda yang selama ini digunakan secara umum dan dengan cara yang menjunjung tinggi etika riset. Ada juga saham yang tidak dipantau analis atau dipantaus edikit analis yang bagus namun kita perlu menganalisa saham tersebut secara mendalam bahkan mengerjakan seperti analis selama ini melakukan.