Mohon tunggu...
Ib Prabowo
Ib Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Perorangan

Twitter @iggybp IG @iggybw

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pelajaran dari Peru, Juara Ketiga Copa America

4 Juli 2015   11:56 Diperbarui: 4 Juli 2015   13:13 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola di Peru awalnya adalah permainan yang popular untuk golongan menengah ke atas pada akhir abad 19. Awal abad 20 sepak bola menjadi permainan dan olah raga untuk solidaritas dan meningkatkan produktifitas para pekerja. 

Suporternyapun turut berperan pada masa kejayaan Peru sejak 1930an dengan popularnya musica Criolla dan teriakan ¡Arriba Perú!("Come on Peru!") untuk mendukung tim kesebelasan Peru.

Peru tidak lepas dari persaingan ketat dan sehat berkepanjang dengan kesebelasan Chile sehingga tiap Peru  dan Chili bertemu sering disebut Clásico del Pacífico (Pacific Derby). Bahkan tendangan sepeda (bicycle kick) saling mengklaim dari negara masing-masing. Peru menyebutnya chalaca sedangkan Chili menyebut Chilena.

 

Liga Peru pernah bubar di 1921 karena perselisihan antara anggota klubnya, namun kebangkitan dan pembenahan di tahun 1926 dengan menggulirkan liga tahunan menghasilkan jaman keemasan di tahun 1930-an bahkan tahun 1939, 18 tahun kemudiaan, Peru menjadi Juara Copa America 1939. Negara ke-4 peraih juara bola di Amerika Latin setelah Argentina, Brasil dan Uruguay.

Pelajaran Sepak Bola dari Negeri Peru

Peru sang Juara ketiga Copa America 2015 adalah negara dengan perjalanan panjang sepak bola. Indonesia bisa belajar dan mengambil hikmah atas perjalanan panjang sepak bola Peru.

Berikut beberapa pelajaran dari negeri Peru dalam sepak bola yang bisa menjadi cermin untuk sepak bola Indonesia :

  • Menumbuhkan budaya suporter yang mendukung tim sepak bola diantaranya Peru dengan yell-yell iArriba Peru! dan Musica Criolla.
  • Menumbuhkan budaya akan permainan bola menjadi popular, di Peru dimulai sebagai olah raga yang popular pada kelompok menengah ke atas dan budaya solidaritas dan peningkatan produktifitas pekerja.
  • Persaingan sehat dengan negara tetangga juga penting untuk memberikan semangat tetap berprestasi, Peru bertahun-tahun ebrsaing dengan Chili bahkan pertemuannya melegenda dengan penyebutan Clásico del Pacífico dan perebutan klaim bicycle kick dengan istilah Chalaca vs Chilena.
  • Pembenahan terus liga antar klub supaya bergulir liga tahunan, meskipun di Peru pernah bubar karena perselisihan dan masalah keuangan tahun 1921, pembenahan serius menjadikan 18 tahun kemudiaan jadi Juara Copa America 1939 .
  • Semangat untuk mendukung popularitas sepak bola, jadi kebanggan negeri dan dihargai secara internasional, Peru dengan pembenahan liga, design Kaos dan semangat mendukung supporternya. 

Semoga pertandingan perebutan Juara ke-3 Copa America 2015 yang direbut Peru ini bisa jadi hiburan yang menggembirakan dan hikmah untuk belajar bahwa bola bisa memberikan rasa persatuan buat negeri, sekaligus hiburan dan tentunya diikuti prestasi.

Tentunya ini dibutuhkan waktu dan sinergi semua stake holder sepak bola seperti layaknya Peru telah membuktikan.

Jika Peru bsia tentu sepak bola Indonesia bisa.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun