Mohon tunggu...
Ib Prabowo
Ib Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - Perorangan

Twitter @iggybp IG @iggybw

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

AFTA 2015 : Ancaman atau Tantangan ?

1 Maret 2014   09:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313853" align="aligncenter" width="746" caption="sumber : diolah sendiri ibprabowo, twitter @browox"][/caption]

AFTA atau ASEAN Free Trade Area ditandatangani pertama kali pada 28 January 1992 di Singapura. AFTA bisa menjadi tantangan dan ancaman tergantung dari mana kita melihat. Penulis mencoba mengkajinya dalam beberapa poin penting yaitu :


  1. AFTA
  2. Sebelum AFTA
  3. Sesudah AFTA dengan Pembiaran
  4. Bonus Demografi di Indonesia
  5. SDM vs SDA : Pendidikan dengan Bangun  Jiwa dan Raga BAngsa Indonesia
  6. Kepemimpinan dari Generasi Muda

AFTA

AFTA dapat dipahami sebagai  Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area =  AFTA), sebuah perjanjian antara negara ASEAN mengenai perekonomian dalam produk barang dan jasa di seluruh negara ASEAN. Sebagai satu kesatuan mengatur pelonggaran tarif dan beberapa hal teknis agar barang dan jasa mudah saling ditransaksikan di area sesama negara ASEAN.

Saat persetujuan AFTA ditandatangani resmi, ASEAN memiliki enam anggota, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Vietnam bergabung pada 1995, Laos dan Myanmar pada 1997 dan Kamboja pada 1999.

AFTA nantinya mencakup sepuluh negara ASEAN. Keenam anggota awal ASEAN yang menandatangani tahun 1992, mulai memperlakukan AFTA di tahun 2015.

Keempat pendatang baru lainnya menandatangani persetujuan AFTA untuk bergabung ke dalam ASEAN berikutnya, diberi kelonggaran waktu untuk memenuhi kewajiban penurunan tarif AFTA keempatnya tahun 2018.

Tujuan AFTA secara garis besar ada 2 yaitu :


  1. Meningkatkan daya saing ASEAN sebagai basis produksi dalam pasar dunia melalui penghapusan bea dan halangan non-bea dalam ASEAN
  2. Menarik investasi asing langsung ke ASEAN

Sebelum AFTA

Sebelum AFTA negara-negara berjuang dan mengatur negara-negara masing masing dalam hal daya saing, basis produksi, pasar, bea dan halangan non-bea serta dalam menarik investasi asing langsung ke ASEAN.

Kekuatan perekonomian di Dunia 10 besar plus ASEAN berdasarkan data World  Bank dari sisi GDP (Gross Domestic Product) nominal dari sisi nilai, komposisi dari global dan perbandingan dengan ASEAN (Total Dunia  71.697 bio USD atau 30,8 x ASEAN) sebagai berikut :


  1. Uni Eropa 16.721 bio USD , 7,18 x ASEAN, 23,32% global
  2. Amerika Serikat, 16.244 bio USD, 6,98 x ASEAN, 22,66% global
  3. China 8.358 bio USD, 3,59 x ASEAN, 11,66% global
  4. Jepang 5.959 bio USD, 2,56x ASEAN, 8,31% Global
  5. Jerman   3.430 bio USD, 1,47x ASEAN, 4,78% Global
  6. Perancis 2.612 bio USD, 1,12 x ASEAN,3,64% Global
  7. Inggris  2.435 bio USD,1,05x ASEAN, 3,40% Global
  8. Brazil  2.252 bio USD, 0,97x ASEAN, 3,14% Global
  9. Rusia 2.022 bio USD, 0,87x ASEAN,2.82% Global
  10. Italia 2.013 bio USD, 0,86x ASEAN, 2,81% GLobal
  11. India 1.841 bio USD, 0,79x ASEAN, 2,57% Global
  12. Indonesia (16),  878 bio USD, 38% ASEAN, 1.22% Global
  13. Thailand (31),  365 bio USD, 16% ASEAN, 0.51% Global
  14. Malaysia (34),  303 bio USD, 13% ASEAN 0.42% Global
  15. Singapura (35)  274 bio USD, 12% ASEAN, 0.38% Global
  16. Philiphina (40)  250 bio USD, 11% ASEAN,  0.35% Global
  17. Vitenam (56)  155 bio USD, 7% ASEAN, 0.22% Global
  18. Myanmar 59 bio USD, 3% ASEAN, 0.08% Global
  19. Brunei (111)   16bio USD, 1% ASEAN, 0.02% Global
  20. Cambodia (118)  14 bio USD, 1% ASEAN,  0.02% Global
  21. Laos (135)  9 bio USD, 0%, 0.01% GLobal


Amerika Serikat, Uni Eropa, Cina, Jepang memang peranan besar dalam hal GDP globa atau 65,95% dari Global, jika ditambah ASEAN menjadi 69,20% Global. ASEAN hanya sekitar 3,25% GDP Global lebih besar dari Indonesia yang hanya 1,22%, meskipun demikian Indonesia menguasai porsi 38% ASEAN.

GDP ASEAN sebesar Brasil, Inggris atau Perancis. Namun demikian masih lebih rendah dari TOP 5 GDP dunia yaitu Uni Eropa 7,18 x ASEAN, Amerika Serikat6,98 x ASEAN,  China 3,59 x ASEAN,  Jepang 2,56 x ASEAN, dan Jerman   1,47 x ASEAN.

Meskipun ASEAN hanya punya kekuatan perekonomian yang lebih kecil, namun pembebasan bea menjadi sekitar 0 -5% dengan kekecualian yang telah disepakati bersama demi kepentingan ASEAN atau masing-masing negara ASEAN akan meningkatkan perekonomian diantara negara ASEAN.

Sesudah AFTA dengan Pembiaran

Kondisi ini dalam kenyataannya cukup memberikan dampak yang baik  buat negara yang memiliki daya saing relatif lebih baik dari negara lain.

Dengan pembiaran dan tanpa persiapan yang matang, Indonesia akan dibanjiri produk dari negara ASEAN yang lebih kompetitif alias menjadi konsumen. Di sisi lain para wirausaha dan perusahaan Indonesia berjuang lebih kompetitif untuk bisa mengekspor ke negara lain  khusus di ASEAN karena bea masuk lebih kecil dari yang biasanya.

Tinggal kita akan menjadi negara yang bobot besarnya sebagai konsumen saja, sehingga barang dan jasa yang masuk ke Indonesia lebih banyak daripada barang dan jasa yang diekspor ke negara ASEAN tersebut. Atau kita menjadi netto produktif dari sisi barang dan jasa sehingga menjadikan surplus perdagangan kita di antara negara ASEAN.

Selain itu sehubungan perjanjian ini menyangkut jasa, untuk yang masuk ke skema AFTA tersebut dalam sisi SDM (Sumber Daya Manusia) ,  negara yang lebih kompetitif akan lebih memberikan nilai surplus relatif dibandingkan negara lain.

Jika dibiarkan AFTA 2015 bergulir begitu saja tanpa pemetaan, strategi dan solusi win-win diantara negara ASEAN, meski Indonesia sebesar 38%  GDP ASEAN, Indonesia yang berpenduduk 249juta (40% ASEAN) akan menjadi pasar empuk negara-negara ASEAN.

Anda mau melihat kondisi Indonesia semacam hal tersebut ?

Bonus Demografi di Indonesia

13934837111134761187
13934837111134761187
sumber : bps, diolah

Sungguh Indonesia diberikan berkah yang di negar lain belum tentu memilikinya yaitu bonus demografi. Bonus demografi dalam arti struktur penduduk Indonesia dari sisi usia adalah Piramida Penduduk Muda, Hal ini menunjukkan usia penduduk muda lebih banyak dari pada penduduk dewasa, jumlah penduduk bertambah dengan cepat.

Berdasarkan sensus tahun 2010 0leh BPS pusat, didapatkan piramida di atas, dengan ringkas piramida penduduk Indonesia adalah :

1.      0-14 laki-laki 34.276.146 / wanita 33.094.836  (27,73%) atau 1,98% per 1 tahun usia

2.      15-64 laki-laki 80.806.409 / wanita 80.065.855 (66,21%) atau 1,35% per 1 tahun usia

3.      65 keatas laki-laki 6.504.559 / wanita  8.220.537  (6,06%)

Total    laki-laki 121.587.114 / Wanita   121.381.228 (100,00%)

Persentase usia yang masih bisa produktif adalah sebesar 66,21% dan per satu tahun usia pada usia muda adalah 1,98% lebih besar dari 1,35% pada usia produktif.

Ada dua sisi  dampak atas bonus demografi ini, sisi negatif  yang mungkin muncul yaitu :


  • Semakin meningkatnya jumlah pengangguran.
  • Semakin bertambahnya angka kemiskinan.
  • Semakin meningkatnya kekurangan pangan.
  • Semakin sulitnya pemerintah menyediakan kebutuhan masyarakat.
  • Semakin banyak munculnya pemukiman dan daerah kumuh.

Dampak positif atas bonus demografi yang jika dikembangkan oleh semua pihak adalah :


  • Ada banyak individu yang masuk lapangan pekerjaan
  • Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan pendidikan akan memberikan angkatan kerja lang produktif luar biasa untuk menggerakkan produktifitas barang dan jasa di negara tersebut dan bisa bekerja di luar negeri yang menghasilkan devisa.
  • Jika dilakukan program pemerataan tinggal di seluruh pelosok Indonesia akan meningkatkan ketahanan bangsa dan negara.


Jadi jelas bonus demografi ini bisa positif atau negatif atau paduan diantaranya tergantung menyikapinya dan melakukan program bersama mendukung dampak positif atau pembiaran sehingga terdampak sisi negatif.

SDHH/SDM vs SDA : Pendidikan dengan Bangun  Jiwa dan Raga Bangsa Indonesia

Jaman Orde Baru dan berimbas sampai sekarang Indonesia disuarakan sebagai negara dengan cadangan Sumber Daya Mineral yang besar. Padalah sebagai gambaran cadangan minyak Indonesia hanya sebesar 0,5% saja, bandingkan 4 miliar barrel dibandingkan Venezuela 297 miliar barel dan Arab Saudi 269 miliar barel.

Dahulu Indonesia masuk anggota OPEC (Negara Pengekspor Minyak), akhirnya harus keluar karena sudah mulai net importir (jumlah impor lebih besar dari ekspor). Bahkan sebagai net importir bisa mempengaruhi defisit APBN negara. Porsi pembayaran hutang cukup besar.

Cadangan mineral lainnya cukup banyak diantaranya yang mempunyai potensi 1% - 14% cadangan dunia yaitu timah, nikel, tembaga, batubara, aluminium dan gas bumi.

Meskipun cadangan mineral beraneka ragam, namun tidak terbaharui.

Ada 2 cadangan sumber daya yang bisa terbarukan atau bisa ditingkatkan yaitu :


  1. Sumber Daya Hayati dan Hewan (SDH), Sumber  Daya Hayati pertanian, perkebunan dan kehutanan jika dilakukan dengan menjaga kelangsungan lingkungan dan penanaman kembali seperti reboisasi dan konsep lain supaya untuk jangka panjang bisa berkesinambungan, tidak merusak alam dan ada pertumbuhan  hasil hayatinya karena ada siklus untuk penanaman kembali. Untuk Sumber Daya Hewan baik peternakan atau kelautan jika proses untuk pembibitan bisa terus berlangsung sehingga menjaga jumlah hewan dan ekosistem sedemikian rupa sehingga tetap produktif, berwawasan lingkungan dan berkesinambungan sungguh membahagiakan banyak pihak.
  2. Sumber Daya Manusia (SDM), ini adalah bonus demografi yang sangat penting yang jika dibuat sistem pendidikan yang baik, tepat, berkesinambungan, menanamkan pada hasrat diri dan hati nurani serta kompetitif pribadi, suatu hal yang mungkin bahwa SDM bangsa Indonesia yang 249 juta, atau jika usia produktifnya 60% atau 150 juta jiwa  akan diperhitungkan bahkan di tingkat global akan saling bersaing dengan tenaga kerja terdidik dan trampil lainnya.


Pendidikan menjadi faktor penting, apalgi disertai tidak hanya membangun raga tetapi terlebih bangun jiwa dengan pengenalan diri sendiri, sesama dan alam sehingga segala hal perbuatan mulai dari diri sendiri, komunitas/kelompok dan alam akan memberikan berkah, keseimbangan, kesinambungan, berwawasan lingkungan sehingga menjaga yang ada saat ini secara bijaksana dan bertanggung jawab serta akan bisa diteruskan generasi yang akan datang pula.

AFTA sebagai Win-Win Lingkup ASEAN dan Global

Negara lebih kompetitif berarti jumlah produk nya banyak diserap negara lain (ekspornya) daripada negara tersebut sebagai konsumen negara lain (impornya).

Kekuatan Ekspor akan makin kuat jika diantaranya mempunyai kekuatan diantaranya sebagai berikut :


  • Produk barang punya nilai kompetitif (lebih punya nilai tambah) soal harga, kualitas  dan jalur distribusi yang lebih baik untuk satu item produk.
  • Produk barang jadi masih lebih punya nilai tambah dibandingkan barang setanga jadi dan barang mentah. Dengan demikian pergesaran kemampuan untukmemproduksi dan mengekspor barang jadi yang lebih kompetitif lebih baik dari bawang setengah jadi dan barang mentah.
  • Penguasaan porsi dan kendali kepemilikan saham yang memproduksi barang dan jasa sangat penting jika domestik atau dijadikan perusahaan publik lebih baik daripada perusahaanya dominan asing atau perusahaan asing yang tidak domisili di Indonesia.
  • Pemetaan kekuatan item produk barang dan jasa yang menjadi kekuatan bangsa dan negara Indonesia.
  • Kemampuan Sumber Daya Manusia yang khusus/spesialis dan lebih kompetitif dalam bidang-bidang tertentu menjadi penting.
  • Tentunya pertimbangan akan menjadi khusus karena tiap negara mempunyai produk khusus baik dari sisi barang dan jasa yang berbeda dengan negara lainnya.


Nilai Import menjadi cukup terjaga dan hemat serta tidak terbuang dengan beberpa pertimbangan berikut :


  • Cintai produk lokal.
  • Perbesar konten lokal.
  • Penciptaan produki kreatif yang lokal sehingga hak cipta ada di bangsa Indonesia baik di sisi individu atau perusahaannya.
  • Strategi inovatif dan kreatif lain untuk menjaga nilai import ini.

Sehingga dengan pertimbangkan optimasi atas ekspor terhadap impor akhirnya berdasarkan pertimbangan menjaga hubungan dengan sesama negara tetangga. Kita bantu pemahaman yang sama juga akan hal ini, dengan demikian sesama tetangga yang berdekatan negara ASEAN ini akan tercipta hubungan antar negara, kelompok dan global yang Win-win, saling menguntungkan semua pihak.

Kepemimpinan dari Generasi Muda

Ini merupakan pola pikir dan pandangan baru yang segar. Untuk penulis sendiri dirasakan yang bisa sebagai agen perubahan ini adalah usia atau generasi muda. Para generasi lebih senior di atas 40 tahun sebagai konseptor dan teladan yang membuka jalan ke depan, selanjutnya generasi muda usia di bawah 40 tahun bahkan di bawah usia 30 tahunlah yang memulai.

Jadi jika pola pikir, tata nilai dan konsep berkesinambungan ini di terapkan dan dimatangkan tersu bersama bukan tidak mungkin kita akan mendapatkan tata kehidupan yang membahagiakan di lingkungan lokal negara Indonesia, antar negara seperti ASEAN, Asia, kelompok lain  atau global.

Jadi dengan adanya AFTA merupakan tantangan bersama negara ASEAN dengan bijak untuk mendapatkan suatu tata kehidupan win-win diantara semua yang menumbuhkan spirit kebersamaan saling bersinergi.

Semoga pandangan penulis ini bisa menjadi sumbangan kecil agar AFTA bisa disikapi lebih bijak dari kacamata global tetapi tetap menularkan aura positif atas pembangunan jiwa dan raga diri, keluarga, sesama dan bersama dengan alam dimulai dari ideologi bangsa Indonesia tercinta Pancasila.

sumber : wikipedia

http://www.yuswohady.com/2012/11/17/bonus-demografi/

http://www.bps.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun